AS Roma di bawah naungan Jose Mourinho sukses merengkuh trofi UEFA Conference League edisi pertama. Tentu saja, hal ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi coach Jose Mourinho. Ia adalah satu-satunya kepala suku atau pelatih yang sukses menjuarai berbagai kejuaraan di Benua Biru itu. Mulai dari kasta tertinggi kejuaraan Eropa yang bernama Liga Champions, kasta kedua, Liga Europa hingga kasta ketiga seperti UEFA Conference League ini sendiri.
AS Roma berhasil membawa juara Conference League edisi pertama ini usai sukses membekuk sang lawan sekaligus wakil Belanda, Feyenoord dengan skor tipis 1:0 di stadion Arena Kombetare, Tirana, Albania, Kamis 26 Mei 2022 dini hari. Gol semata wayang yang dikemas oleh As Roma itu adalah tercipta dari Nicolo Zaniolo.
Sejak babak pertama dimulai, anak asuh Jose Mourinho itu memang langsung tanpa gas. Diakui atau tidak, Roma memang lebih dominan. Kendati demikian, tetap sesuai prediksi. Di mana, Feyenoord tetap tak mau kalah. Sebab mereka tahu. Segalanya bertahan adalah cara terbaik untuk jauh lebih menderita.
Di tengah Roma magis menyerang, Feyenoord pun tak mau ambil pusing. Ia juga acap kali menebar ancaman. Nahas, mungkin Feyenoord memang tak dijodohkan untuk juara. Mungkin begitu. Pasalnya, laga berjalan menit ke-33, AS Roma berhasil memecah kebuntuan. Gol tercipta. Stadion Arena Kombetare, Tirana, Albania itu seketika bergemuruh. Tentu saja menyambut gol Nicolo Zaniolo itu. Tribun yang awalnya diam, beku, tegang dan mendebarkan, atas gol Nicolo Zaniolo, tak lagi demikian. Bagi pendukung Roma itu adalah momentum yang dinanti-nanti.
Namun bagi pendukung sang lawan, Feyenoord itu kian membuat mereka terpojok. Yang tadinya tegang, kian jauh lebih tegang dan kian berharap: kapan tim kesayangannya akan menyamakan kedudukan? Sayang sekali Gol Nicolo Zaniolo yang tercipta melalui Gianluca Mancini itu adalah gol awal yang sekaligus menjadi akhir di laga itu.
Ancaman demi ancaman yang Roma lakukan, tak kembali membuahkan hasil. Rencana Roma untuk unggul lebih dari satu gol, tak terwujudkan. Sebaliknya, bagi Feyenoord, yang ingin menyamakan kedudukan, juga nihil didapat. Akhirnya, tidak boleh tidak, Feyenoord pun harus rela trofi Conference League itu menjadi milik AS Roma.
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
Hobi
-
FIFA Matchday 2025, China Taipei dan Kembalinya Penyakit Lama Timnas Indonesia
-
FIFA Matchday 2025: Pesta Gol Lawan China Taipei yang Sejatinya Tak Terlalu Membanggakan
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?
-
China Taipei, Gelontoran 6 Gol dan Kembali Bersinarnya para Pemain yang Sempat Tertepikan
-
Eliano Reijnders Diplot Jadi Bek Kanan Utama Persib Bandung, Siapa yang Tersingkir?
Terkini
-
4 Padu Padan OOTD Chic ala Yunjin LE SSERAFIM, Stylish Buat Segala Suasana!
-
Kesejahteraan Guru Terancam? Menag Bilang 'Cari Uang, Jangan Jadi Guru!'
-
4 Rekomendasi Serum Vitamin C Terjangkau untuk Pelajar dengan Kulit Cerah
-
Band-Aid oleh KickFlip: Hadapi Sakitnya Patah Hati dan Merindukan Seseorang
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'