Bagi orang awam, menjadi penulis mungkin terlihat sebagai salah satu profesi yang menggiurkan. Memiliki waktu fleksibel yang tidak terikat jam kerja.
Bisa bekerja dimana saja, bahkan dari tempat tongkrongan maupun pinggir pantai. Tidak memiliki teman kerja dan bos yang resek serta menyebalkan. Dunia terasa seperti sedang berpihak pada kita.
Namun, tahukah kamu bahwa menjadi penulis ternyata tidak seenak kelihatannya. Sama seperti profesi lainnya, menjadi penulis juga memiliki beberapa hambatan dan kesulitan. Apa sajakah itu?
Simak melalui uraian 3 alasan yang membuatmu harus berpikir ulang sebelum memutuskan menjadi penulis.
1. Sulit Menjual Karya
Tahukah kamu kalau di era digital ini membuat banyak buku-buku yang tidak hanya dijajakan di toko buku, melainkan juga secara digital.
Baik buku-buku fiksi sekarang bisa dengan mudah ditemukan di berbagai platform menulis daring. Kamu bisa menemukan berbagai genre favoritmu mulai dari romansa, horor, misteri, fantasi, dll. di platform novel digital.
Begitu pula dengan karya-karya fiksi pendek, seperti cerpen, cerbung (cerita bersambung), dan non fiksi, seperti artikel dan ulasan, juga mudah ditemukan diberbagai platform menulis daring.
Namun sayang, banyaknya penulis dan jumlah karya ini tidak diimbangi dengan jumlah pembaca dan pembeli karya. Alhasil, banyak penulis yang stres dan overthinking karena karyanya tidak laku di pasaran.
Padahal, karya yang tidak laku dipasaran belum tentu karya yang tidak berkualitas. Penulis juga sudah melakukan serangkaian promosi untuk menjajakan hasil pemikirannya. Namun sayang, rezeki dan keberuntungan itu masih belum tergenggam.
2. Plagiator
Plagiator adalah musuh terbesar bagi penulis. Tak jarang masalah di dunia literasi muncul karena ‘para pencuri’ ini tidak segan mengambil dan menggandakan karya milik orang lain tanpa izin.
Padahal, untuk dapat membuat satu buah karya, penulis harus bersusah payah untuk melakukan riset, mengumpulkan bahan tulisan, menulis kerangka lalu isi, dan terakhir adalah mengedit tulisan tersebut.
Tak jarang, para plagiator justru mendapat panggung yang lebih dibanding penulis aslinya, alias karya curiannya lebih laku dipasaran. Miris sekali, bukan?
3. Bayaran yang tidak sesuai
Selain kesulitan menjual karya, tak jarang penulis juga mendapat bayaran yang minim dari hasil karyanya. Tidak hanya itu, meski platform menulis daring sudah banyak bermunculan, sekarang banyak aturan di platform-platform tersebut yang ‘mencekik’ penulis dari segi finansial.
Itulah 3 hal yang yang harus kamu persiapkan sebelum memutuskan untuk terjun sebagai penulis. Mental yang kuat sangat dibutuhkan bagi mereka yang memang ingin menggeluti bidang ini.
Baca Juga
-
Chat Makin Seru dan Gaul, Cara Bikin Stiker WhatsApp Bergerak dari Video
-
Realistis! Cinta yang Tak Selalu Manis di Drama China Exclusive Fairytale
-
Gaming hingga Ngonten, 4 HP POCO RAM 8GB Termurah Mulai Rp 1 Jutaan
-
3 HP Realme RAM 12 GB Mulai Rp2 Jutaan, Gesit Buka Banyak Aplikasi Sekaligus
-
Lancar Main Roblox hingga Nugas, 4 Rekomendasi Tablet Mulai Rp1,9 Jutaan
Artikel Terkait
-
Sisi Lain Seorang Pengarang, Ulasan 'Melihat Pengarang Tidak Bekerja'
-
Tersenyum Teduh dengan Karya Lukisan Indah Grand Canyon Berukuran Fantastis, SBY Jadi Trending Twitter
-
Proyek Fiktif BUMN Amarta Karya Rugikan Negara, Tersangkanya Dalam Pantauan KPK
-
Korupsi Proyek di BUMN Konstruksi Amarta Karya Sudah Ada Tersangka, KPK Lanjutkan Proses Penyidikan
-
KPK Endus Ada Kerugian Negara Di Kasus Proyek Fiktif PT Amarta Karya Tahun 2018
Hobi
-
Dihantam Brasil 4 Gol Tanpa Balas, Timnas Indonesia U-17 Terhindar dari Malu Berat!
-
Banyak Tim Comeback di ACL 2 Musim Ini, Mengapa Persib yang Paling Sukses? Ini Alasannya!
-
Remontada! 3 Fakta Unik di Balik Comeback Persib Bandung di Kandang Selangor FC, Apa Saja?
-
Cadangkan Zahaby Gholy saat Jumpa Brazil, Nova Arianto Berikan Klarifikasi!
-
Remontada Persib Bandung dan Imbas Positif terhadap Ranking Liga Indonesia
Terkini
-
Stretch oleh U-Know TVXQ: Perasaan dan Makna Dalam Akan Panggung dan Tarian
-
Effortless OOTD Goals! 4 Gaya Kasual Wonyoung IVE yang Cocok Buat Gen Z
-
Perempuan dan Perceraian: Perjuangan Kalahkan Stigma, Bukan untuk Dikasihani
-
Bidadari Santa Monica: Ketika Warna Kehidupan Bertemu Misteri dan Cinta
-
Gambaran Retaknya Sinema Kita, Film Bagus yang Nggak Selaris Horor