Menulis diary bagi sebagian orang mungkin terkesan kegiatan remeh. Bahkan menganggap kalau menulis diary hanya dilakukan oleh anak kecil atau para remaja puber yang baru merasakan jatuh cinta.
Padahal, menulis diary memiliki banyak manfaat tidak hanya untuk anak kecil, atau para remaja, namun juga untuk semua usia. Apalagi, untuk orang-orang yang bercita-cita menjadi penulis sukses. Banyak penulis sukses yang berawal dari hobinya menulis diary.
Salah satu penulis sukses yang berawal dari menulis diary adalah Raditya Dika. Penulis yang juga seorang komedian ini mengungkapkan bahwa dirinya sejak Sekolah Dasar sudah menyukai menulis diary atau catatan harian.
Bahkan dulu, ia dan teman-temannya suka bertukar diary masing-masing, untuk saling membaca tulisan satu sama lain. Dari kegiatan menulis diary inilah, Raditya Dika menjadi suka dengan dunia kepenulisan.
Isi dari diary Raditya Dika pun juga tidak jauh-jauh dari kehidupan dirinya. Ia menulis masalah-masalah yang memang biasa dihadapi anak sekolah dasar seperti nilai ulangan yang jelek hingga layangan yang putus saat bermain.
Hal itu membuktikan bahwa, untuk menjadi penulis sukses kita tidak harus langsung membuat tulisan yang bagus dalam sekali jadi. Kita dapat memulainya dengan menulis apa pun yang dekat dengan diri kita.
Untuk membuat tulisan berkualitas yang layak dibaca, tentunya membutuhkan proses yang tidak singkat. Kebanyakan para penulis sukses adalah mereka yang jam terbang menulisnya sudah tinggi.
Konsistensi adalah hal yang paling penting di sini. Maka, jangan berharap bisa menjadi penulis sukses jika kamu inginnya hal yang instan, tidak mau membiasakan diri untuk terus menulis.
Menulis diary adalah langkah pertama untuk membiasakan diri dengan dunia kepenulisan. Karena dari menulis diary, kita tidak perlu melakukan riset terlebih dahulu karena bahan tulisannya ada pada diri kita sendiri.
Menulispun menjadi lebih mudah dan seru. Kita bisa menulis kejadian-kejadian penting hari ini, atau bisa hal-hal yang membuat kita kecewa, marah, sedih hingga sakit hati.
Seperti yang dikatakan oleh J.K. Rowling, penulis novel populer Harry Potter, "Mulailah menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri." Jika ditelusuri dari biografinya, J.K. Rowling dalam menulis novel pun sebagian besar isinya adalah terinspirasi dari kehidupan serta minat bacaannya.
Maka dari itu, kamu yang ingin menjadi penulis sukses, tentunya harus rajin menulis diary. Karena jika kegiatan semudah menulis diary saja kamu malas atau enggan, bagaimana akan bisa mengikuti jejak suksesnya Raditya Dika, apalagi J.K. Rowling?
Baca Juga
-
4 Inovasi Daur Ulang Plastik, Makin Optimis Indonesia Bebas Sampah Satu Ini!
-
4 Alasan Penulis Tetap Bertahan Walau Minim Penghasilan
-
Jangan Merasa Paling Jago, 4 Alasan Jam Terbang Membaca Penting bagi Penulis Pemula
-
Siapa Bilang Gampang! 3 Alasan Kenapa Menulis Itu Tak Selalu Menyenangkan
-
4 Skill Ini Berkembang saat Kamu Hobi Membaca Novel
Artikel Terkait
-
7 Artis Punya Mobil Hatchback, Ada Yang Diisukan Jadi Saksi Bisu Perselingkuhan
-
Belajar dari Tabiat Tom Lembong di Sidang, Intip Manfaat Menulis Menurut Ahli
-
Bikin Melongo, Doa Orang Tua Yura Yunita Jadi Fans MU Agar Rumah Tangga Rukun Tuai Sorotan
-
Profil Rizky Prasetya Pemenang SUCI 11, Sudah Pengalaman 13 Tahun!
-
Biodata Kobo Kanaeru, VTuber Pertama yang Tampil di Podcast Raditya Dika
Hobi
-
Real Madrid Babak Belur Demi Final Copa del Rey, Carlo Ancelotti Buka Suara
-
Piala Asia U-17: 3 Pemain Timnas Indonesia yang Diprediksi akan Tampil Gemilang
-
PSM Makassar Konsentrasi Hadapi CAHN FC, 2 Pemain Ini Diramal Jadi Ancaman
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Dilema Tristan Gooijer: PSSI Ngebet Naturalisasi, tetapi Sang Pemain Cedera
Terkini
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai
-
Generasi Unggul: Warisan Ki Hajar Dewantara, Mimpi Indonesia Emas 2045?