Presiden Madura United, Achsanul Qosasi memberikan komentar menohok terhadap keputusan Exco PSSI yang memutuskan bahwa Liga 1 tanpa degradasi dan Liga 2 serta Liga 3 2022-2023 diberhentikan.
Bos Madura United itu dalam akun Twitternya @AchsanulQosasi mengungkapkan, kalau LIB tak punya uang, itu sangat berisiko. "Tak punya duit itu berisiko LIB, silakan cari cara, itulah tugas Direksi, bukan menghentikan kompetisi," tulis Achsanul Qosasi, 12 Januari 2023 jam 23:59 WIB.
Cuitan Pak Achsanul Qosasi itu banyak mendapatkan respon dari netizen Indonesia. Mendukung komentar yang mepet jurang Pak Achsanul Qosasi tersebut.
"Mereka sudah terbiasa lari dari tanggung jawab. Jadi menghentikan kompetisi bukan masalah besar bagi mereka-mereka ini," ungkap kekesalan yang lain dalam komentar cuitan Pak Achsanul itu.
"Dengan berhentinya Liga 2 dan 3 LIB mau enggak ngegaji staff official pemain dll klub yang ada di liga tersebut dan ngasih kompensasi karena mereka sudah ada kontrak jadi yang dirugikan klub tersebut, masih aja federasi di pegang sama orang yang ga ngerti dan paham banget dengan bola " kata yang lainnya.
Keputusan PSSI dan LIB yang menghentikan Liga 2 dan 3 serta adanya Liga 1 namun tanpa degradasi memang membuat netizen tanah air cemas. Sebab, apa gunanya kalau Liga tanpa degradasi? Selain jelas kurang fair, juga kurang kompetitif. Bayangkan, melakukan laga home atau away, tapi yang kalah tetap saja tak dapat imbas apa-apa. Anggap saja masuk zona hitam degradasi, ya kurang seru.
BACA JUGA: Capek Dituding Selingkuh, Alvin Faiz Bongkar Chat Dugaan Kedekatan Larissa Chou dengan Pria KI
Biaya atau anggaran yang dikeluarkan pada saat laga tandang jelas tak sedikit. Butuh dana yang banyak. Akan tetapi, tanpa ada degradasi, tim yang menang dan yang kalah sama saja.
Mestinya, PSSI mendengarkan kritik, saran dan masukan dari pihak lain demi perbaikan sepak bola tanah air. Bukan malah mengundang amarah pendukung atau pihak klub yang lain.
Bayangkan, tim Liga 2 atau Liga 3 butuh poin untuk naik kasta ke Liga 1. Maka, diberhentikannya Liga 2 dan 3 adalah mengubur mimpi mereka. Mereka hidup dari sepak bola. Apa yang PSSI pikirkan?
Juga, biaya pemain. Entah gaji pemain atau uang untuk merekrut pemain asing, ini jelas bukan biaya yang sedikit. Tapi, karena kompetisi berhenti, apalah arti pengorbanan itu semua?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
Hobi
-
Fotografer Belum Bisa Buat Video, Tapi Videografer Jago Motret: Mengapa?
-
Gabung Sassuolo, Ini 3 Nama Saingan Kapten Timnas Indonesia, Jay Idzes
-
Peringkat Timnas Putri Merosot, Liga Wanita Bisa Jadi Solusi Bagi PSSI?
-
Bukan Jordi Amat dan Rizky Ridho, Ternyata Pemain Ini yang Jadi Pemain Termahal Liga Indonesia
-
Berbeda dengan Jajaran Pelatih, Kapten Klub Kontestan Liga Indonesia Didominasi Pemain Lokal
Terkini
-
Pentingnya Menjaga Mental dan Saling Menguatkan dalam Menanti Buah Hati
-
Plot Twist Ngeri, dan Kesetiaan dalam Novel Mawar Merah: Metamorfosis
-
Review Film Sound of Falling: Horor Empat Zaman di Rumah Tua
-
Ulasan Novel We All Live Here: Mengurai Luka Lama Dalam Rumah Sendiri
-
BRI Super League: Alfredo Vera Evaluasi Penyelesaian Akhir Madura United