Ketika perhelatan Piala AFF 2022 dimulai, para pesaing Timnas Thailand pasti sedikit bernafa lega. Hal ini tak lain disebabkan karena Mano Polking tak memanggil tujuh hingga delapan pemain yang selama ini menjadi bagian inti dari Pasukan Gajah Perang.
Salah satu nama yang tak dipanggil oleh pelatih berdarah Brazil dan Jerman tersebut adalah Chanathip Songkrasin, yang selama ini dikenal sebagai otak permainan Thailand.
Tak dipanggilnya Songkrasin tentu menjadi sebuah angin segar bagi lawan-lawan yang akan menghadapi juara bertahan Piala AFF tersebut. Pasalnya, tanpa diperkuat oleh Songkrasin, tim-tim lawan akan berasumsi bahwa permainan Thailand akan menurun drastis. Terlebih lagi selain Songkrasin terdapat sejumlah pemain andalan yang harus absen dari perhelatan.
BACA JUGA: Ironi Vietnam, Tim dengan Pertahanan Terbaik yang Gagal Juara Piala AFF
Namun semua asumsi tersebut pada akhirnya harus gugur dengan sendirinya. Pasalnya, meskipun tanpa Chanathip Songkrasin yang biasa beroperasi di jantung permainan Thailand, Mano Polking menemukan seorang pengganti yang tak kalah berkualitas pada diri seorang Theerathon Bunmathan. Iya, pemain yang memiliki posisi asli sebagai bek kiri tersebut mendapatkan peran baru sebagai jangkar lini tengah permainan Thailand di Piala AFF 2022.
Sepanjang laga yang dimainkan oleh Thailand, praktis kendali permainan Pasukan Gajah Perang kini berpindah kepada sosok berusia 32 tahun tersebut. Meski tak menempati posisi naturalnya, namun pemain yang pernah bermain untuk Yokohama F. Marinos tersebut mampu menjadi metronome bagi permainan timnya.
Berbeda dengan Songkrasin yang lebih ofensif, Theerathon menjadi pengendali permainan Thailand dari kedalaman. Hal ini tak lepas dari nalurinya yang cenderung kuat dalam bertahan. Namun, meskipun mengatur permainan dari kedalaman, Theerathon memiliki andil yang sangat besar bagi kejayaan Thailand di Piala AFF 2022 ini.
Tiga gol yang dilesakkan Thailand pada dua laga final, tak lepas dari kontribusinya. Pada leg pertama, dua umpan manisnya berhasil dikonversi menjadi gol oleh Poramet Arjvirai dan Sarach Yooyen. Dua gol tersebut memaksa tuan rumah Vietnam hanya mampu bermain imbang di kandang sendiri. Sementara di final leg kedua, sepakan kerasnya dari luar petak penalti menjadi satu-satunya gol yang tercipta pada pertandingan tersebut.
Uniknya adalah, gol tersebut menjadi satu-satunya gol yang diciptakan oleh Theerathon di sepanjang gelaran turnamen, sekaligus memastikan Thailand menjadi jawara untuk kali ketujuh di sepanjang gelaran Piala AFF.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Bela Timnas Indonesia Bertarung Melawan Jepang, Justin Hubner Harus Usung Misi Pribadi!
-
Meski Bermodalkan Skuat Mewah, Namun Menjadi Seorang Coach Shin Tae-yong Tidaklah Mudah
-
Makin Mengancam Kemapanan, Indonesia Juga Bikin Vietnam Meradang di Final AFF Futsal Championship 2024
-
Timnas Indonesia U-22, Piala AFF 2024 dan Kebijakan Potong Generasi Jilid II Shin Tae-yong
-
Rizky Ridho, dan Akselerasi Kejutannya yang Selalu Jadi Ancaman bagi Pertahanan Lawan
Artikel Terkait
-
3 Keuntungan Timnas Indonesia Diperkuat 3 Pemain Abroad Berpengalaman di Piala AFF 2024
-
Biodata Evan Soumilena, Anggota Brimob Bawa Timnas Indonesia Sabet Juara Piala AFF Futsal 2024
-
Masuk Skuad Piala AFF 2024, Alfriyanto Nico Siap Berikan yang Terbaik
-
Bojan Hodak Mengeluh 3 Pemain Persib Bandung Dipanggil STY untuk Piala AFF 2024: Kami Kehilangan...
-
Dipanggil Timnas Indonesia, Ini Target Kakang Rudianto di Piala AFF 2024
Hobi
-
Teka-teki Eliano Reijnders Dicoret STY dari Skuad, Ini Kata Erick Thohir
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi, Garuda Belum Pernah Menang?
-
Gagal Taklukkan Raja Asia, Jay Idzes Pastikan Timnas Indonesia Tak Menyerah
-
Taklukkan Kembali Gregoria Mariska Tunjung, Bukti Dominasi Akane Yamaguchi
-
Debut Manis Kevin Diks di Timnas Indonesia, Nyaris Cetak Assist tapi Cedera
Terkini
-
Pilihan Hidup Sendiri: Ketika Anak Muda Memutuskan Tidak Menikah, Salahkah?
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
3 Rekomendasi Film Kolaborasi Memukau Ryan Gosling dan Emma Stone
-
Hikayat Sarjana di Mana-mana
-
Jebakan Maskulinitas di Balik Tren Video Laki-laki Tidak Bercerita