Kiprah timnas putri U-19 Indonesia dalam Piala AFF Wanita U-19 tahun ini terkesan jauh dari publikasi. PSSI sendiri sebagai induk organisasi yang membawahinya pun terkesan adem-adem saja. Padahal venue pertandingan ada di Stadion Jakabaring, Palembang.
Namun ‘prestasi’ yang timnas putri U-19 tunjukkan, benar-benar luar biasa. Claudia dan teman-temannya mampu menembus babak semifinal. Timnas putri U-19 berdiri sejajar dengan jagoan-jagoan Asia Tenggara Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
Capaian lain yang tidak kalah menarik adalah jumlah gol yang dihasilkan. Terhitung sebelum babak semifinal digelar, 16 gol dihasilkan dan hanya kemasukan 1 gol. Claudia pun duduk sebagai top scorer hingga babak semifinal digelar.
Sisi lain yang juga sangat menarik, timnas U-19 diisi dengan talenta-talenta muda luar biasa. Mulai dari Claudia yang masih berusia 14 tahun, Ayunda, Sisi, Fani, dan lain-lain. Hampir semua yang tampil adalah aset luar biasa bagi perkembangan sepak bola wanita Indonesia.
Prestasi mampu mencapai babak semifinal, bagaimanapun harus disyukuri. Sebab tim ini dibentuk dalam waktu singkat oleh coach Rudy Eka Priyambara. Praktis target yang dicapai pun sebenarnya tidak terlalu muluk.
Permasalahan ketika di babak semifinal Indonesia dihajar Thailand dengan skor 1-7, itu masalah lain. Seandainya saja kartu merah itu tidak menimpa Fani sang kiper pada menit ke-3, mungkin akan lain ceritanya.
Hal ini tampak dari fighting spirit para pemain yang tetap terjaga. Meski harus bermain dengan 10 orang, mereka tetap berjuang dengan gigih. Hanya saja lawan yang dihadapi kali ini adalah Thailand, salah satu penguasa sepak bola wanita Asia Tenggara.
Melihat semua ini, rasanya PSSI perlu untuk mulai melirik sepak bola wanita di Indonesia. Menggerakan roda kompetisi, menjadi salah satu cara. Sebab dari kompetisi ini, jam terbang para pemain akan terasah.
Selain itu, dengan kompetisi yang ada, akan makin banyak talenta yang bisa dijaring. Keberadaan klub-klub sepak bola wanita di setiap kota, akan memudahkan PSSI dalam membentuk sebuah timnas.
Memang Erick Thohir telah merintis jalan itu, di antaranya adalah menjalin kerja sama dengan JFA, federasi sepak bola Jepang untuk mengembangkan sepak bola wanita. Namun tetap saja kompetisi menjadi syarat utama untuk pembentukan sebuah timnas putri. Maka, langkah kerja sama tersebut harus segera diwujudkan dalam bentuk kompetisi.
Baca Juga
-
Lagi, Media Vietnam Puji Penampilan Timnas Indonesia U-17 saat Hadapi Mali
-
Amunisi Baru Timnas Indonesia, Proses Naturalisasi Miliano Jonathans Lanjut
-
Media Vietnam Puji Habis Timnas Indonesia U-17 Kalahkan Uzbekistan 2-0
-
Lawan Uzbekistan Nanti Malam, PR Nova Arianto Harus Benahi Fokus Pemain
-
Lolos ke AFC Champions League Two, Persib Bandung Masuk Pot 4 dalam Drawing
Artikel Terkait
-
PSSI Buka Seleksi, Spesifikasi Pemain untuk Gabung Timnas Indonesia U-17 Jadi Sorotan
-
Lajunya Terhenti di Semifinal Piala AFF U19 Woman Championship 2023, Erick Thohir Tetap Dukung Timnas Wanita Indonesia: Ayo Bangkit, Garuda Pertiwi!
-
Lionel Messi dan Maradona Diklaim Tidak Bakal Lolos Seleksi Timnas Indonesia U-17, Kenapa?
-
Kalah 1-7 dari Thailand, Pelajaran Berharga bagi Timnas Putri U-19 Indonesia
-
Dianggap Tak Adil, Syarat Tinggi Badan Seleksi Timnas U-17 Jadi Perdebatan
Hobi
-
Bukan Cuma Gagal Lolos, Timnas U-23 Juga Ditikung Tim Medioker ASEAN di Jalur Runner-up Terbaik
-
Rizky Ridho Batal Aboard? Manajemen Persija Jakarta Bocorkan Fakta Kejutan
-
Gerald Vanenburg, Timnas Indonesia U-23 dan Kegagalannya yang akan Terus Diungkit
-
Main Futsal: Saat Laki-Laki Nggak Takut Tunjukin Perasaan
-
From TikTok To Kick Off: Futsal Jadi Content Playground
Terkini
-
Suara Bisikan Virtual: Cara Gen Z Redakan Insomnia dengan ASMR
-
Alam, Pelarian Tenang Anak Muda dari Hiruk Pikuk Dunia
-
Standar Hidup Ala TikTok: Keren di Luar, Capek di Dalam?
-
Pertarungan Penuh Darah di Serial Last Samurai Standing, Ini Teasernya
-
Elegan dan Sarat Pesan Sosial, Dian Sastro Pakai Pin One Piece di TIFF 2025