Saat sudah berada di China, ada satu masalah mengganjal di hati Indra Sjafri. Apalagi kalau bukan surat dari Persis Solo yang tidak mengizinkan Ramadhan Sananta bergabung dalam Timnas Indonesia berlaga di Asian Games.
Rasa jengkel Indra Sjafri muncul karena pemberitahuan tersebut datang di menit-menit terakhir. Sementara itu, sang coach juga tengah dipusingkan dengan kondisi Beckham Putra dan Kadek Arel.
Situasi ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Maka praktis menjelang laga dihelat, hanya ada 19 pemain timnas yang siap berlaga. Sungguh sebuah kondisi yang tidak ideal untuk terjun dalam sebuah turnamen. Untung Kadek Arel menyusul dan pemain yang tersedia berjumlah 20 orang.
Situasi tidak ideal ini tampak saat babak pertama Timnas Indonesia-Kyrgyzstan digelar. Bola-bola yang biasanya menjadi santapan Ramadhan Sananta tidak terlihat sama sekali. Karena bagaimanapun juga, Ramadhan Sananta adalah predator terbaik di saat ini.
Sehingga keberadaan sosok ini menjadi kebutuhan pokok. Maka sangat wajar jika Indra Sjafri marah. Pertama, timnas hanya memanggil Ramadhan Sananta saja dari Persis Solo. Kedua Indra juga memberikan kesempatan Sananta untu membela klub terlebih dahulu.
Namun untuk sesaat perasaan kecewa tersebut terobati. Kembalinya si anak hilang, Ramai Rumakiek membuat Timnas Indonesia unggul 1-0 pada menit ke-58 dengan aksi solo run-nya. Tendangan spektakuler si anak hilang tidak dapat dibendung oleh kipper Kyrgyzstan.
Rasa lega Indra Sjafri makin bertambah ketika Hugo Samir yang masuk menggantikan Egy Maulana Vikri pada menit 90+2. Dengan memanfaatkan kesalahan pemain belakang, Hugo Samir dengan cerdik menaklukan kipper Kyrgyzstan, sehingga skor 2-0 pun tertulis di papan skor.
Namun meskipun kemenangan telak dicapai, Indra Sjafri tetap dipusingkan dengan kondisi pemain. Sebagian besar pemain dalam kondisi lelah setelah memperkuat klub maupun timnas. Selain itu, pemusatan latihan yang tidak berjalan ideal membuat strategi permainan belum sepenuhnya matang.
Maka sangat wajar jika pada laga pertama tersebut Indra Sjafri mengganti beberapa pemain dengan alasan penyegaran. Sebab mereka masih minimal harus menghadapi 2 laga lagi. Maka, rotasi yang tepat diharapkan akan mampu menjaga kebugaran pemain dan risiko cedera.
Tag
Baca Juga
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
3 Hal yang Membuat Prestasi Timnas Indonesia U-17 Layak Mendapat Apresiasi
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Gegara Belum Pulih Cedera, Anthony Ginting Harus Absen Lagi dari Badminton Asia Championships 2025
Artikel Terkait
-
Agen Soal Pascal Struijk: Dia Bingung Tentukan Pilihan
-
Hadirnya Pascal Struijk Ancam Posisi Duo Kapten Timnas Indonesia, Kok Bisa?
-
Buka-bukaan! Joey Pelupessy Bongkar Kepribadian Asli Patrick Kluivert
-
Sandy Walsh, Yokohama F. Marinos dan Teguran Keras Semesta Melalui Al-Nassr
-
Statistik Apik Striker China Wu Lei Pasca Cedera, Makin Gacor Jelang Lawan Timnas Indonesia
Hobi
-
Hadirnya Pascal Struijk Ancam Posisi Duo Kapten Timnas Indonesia, Kok Bisa?
-
Buka-bukaan! Joey Pelupessy Bongkar Kepribadian Asli Patrick Kluivert
-
Hasil Sprint Race MotoGP Jerez 2025: Mimpi Buruk untuk Fabio Quartararo
-
Sandy Walsh, Yokohama F. Marinos dan Teguran Keras Semesta Melalui Al-Nassr
-
Babak 8 Besar ACL Elite, dan Hilangnya Tuah Sandy Walsh bagi Yokohama F. Marinos
Terkini
-
Review Novel 'Kotak Pandora': Saat Hidup Hanya soal Bertahan
-
Rilis di Netflix, Jo Jung-suk Mainkan Peran Penting di Weak Hero Class 2
-
Korupsi Rp984 Triliun: Indonesia di Persimpangan Krisis Moral
-
Review Novel The One and Only Ruby, Kisah Gajah Kecil Keluar dari Masa Lalunya
-
Negara Absen, Rakyat Disuruh Tanam Cabai: Solusi atau Pengalihan Isu?