Di akhir tahun 2023, sejumlah grup maupun solois K-Pop semakin gencar melakukan comeback. Sebut saja SEVENTEEN, Taemin SHINee, Taeyon Girls’ Generation, Bang Yedam, Red Velvet, dan masih banyak lagi.
Kembalinya para idola K-Pop dengan karya baru tentu membuat penggemar terkejut sekaligus senang dan antusias. Tak jarang para K-Popers ini menuangkan kegembiraannya melalui media sosial hingga menjadi trending.
Selain itu, mereka juga mulai berbondong-bondong melakukan pra pesan untuk membeli album. Biasanya, comeback-nya para idola K-Pop ini diiringi dengan sejumlah konser atau fanmeeting dan tetek bengeknya, sebagai bagian dari promosi album.
Meski para penggemar biasanya menanti momen ini, tapi konser dan album bisa menjadi hal menyusahkan bila seseorang tersebut memiliki lebih dari satu artis favorit.
Karena ada sebagian orang yang merasa bahwa membeli album bias atau merchandise adalah sebuah keharusan sebagai bentuk dukungan bagi sang artis. Sehingga, bila hanya membeli album untuk artis A sementara ia tidak melakukannya untuk artis B, maka ini dinilai tidak adil.
Pemahaman seperti ini tentu akan membebani. Padahal, tidak semua orang memiliki kondisi finansial yang memadai dan sebagian besar tujuan awal dari semua K-Popers adalah untuk bersenang-senang.
Lalu di mana bersenang-senangnya jika di benak sudah tertanam beban untuk selalu membeli album K-Pop seperti ini?
Tentu membeli album, tiket konser, merchandise, dan lain-lain ini tidak salah dan sah-sah saja untuk dilakukan. Namun dengan catatan, semua kebutuhan primer sudah terpenuhi dan tidak menjadikan hobi ini sebagai sebuah keharusan.
Fenomena masifnya para penggemar K-Pop dalam membeli album semakin semingkat dari tahun ke tahun. Menurut data yang dihimpun Soompi, album SEVENTEEN “SEVENTEENTH HEAVEN” telah terjual 5,091,887 unit di minggu pertama, melampaui “Face the Sun” di 2022 yang terjual lebih dari 2,3 juta unit.
Lalu Taemin SHINee yang menjual “Guilty” sebanyak 198,305 copy di minggu pertama Hanteo. Angka ini nyaris dua kali lipat dibanding ‘Never Gonna Dance Again: Act 1’ di 2020 yang terjual 116,423 copy.
Tidak hanya itu, bahkan ada sebagian penggemar yang terkadang tidak menyukai album idolanya tapi ia merasa harus membeli. Hal ini karena seperti artis pada umumnya, idola K-Pop selalu mencoba mengeksplor hal baru dalam musiknya. Sehingga terkadang ada yang berbeda musik yang sebelumnya dirilis dan tidak sesuai dengan selera penggemar.
Tentu hal ini tidak bisa dipaksakan, bukan? Sehingga membeli album K-Pop bukanlah keharusan dan kewajiban untuk dilakukan.
Baca Juga
-
Bukan Lagu Ulang Tahun, Ten NCT Bawakan Cinta yang Intim di Lagu Birthday
-
Diperankan Byeon Woo Seok, Intip Sinopsis Serial Live Action Solo Laveling
-
Tayang Bulan ini, Simak Sinopsis dan Jadwal Anime Bullet/Bullet di Disney Plus
-
Makna Quality Time di Lagu SEVENTEEN BSS ft Peder Elias '7PM'
-
Beda Sehari, Pledis Umumkan Tanggal Wamil Hoshi dan Woozi SEVENTEEN
Artikel Terkait
-
Gagal Berkali-kali Jadi Idol, Lee Soo Min: Jadi Orang Biasa Ternyata Enak
-
3 Girl Group K-Pop yang Ajukan Hukum Terhadap Agensi, Penyebabnya Hampir Sama?
-
Kacamata G-Dragon Viral hingga Ludes Terjual, Ternyata Segini Harganya
-
9 Episode Going SEVENTEEN Ini Sukses Ngajak Para Cubic Mikir!
-
Alternative Universe: Dunia Fiksi Menjadi Pelarian Para Pembaca FanFiction
Hobi
-
Media Vietnam Kritik Kuota 11 Pemain Asing di Liga Indonesia karena Hal ini
-
Lama Dinanti, Ragebound Hidupkan Kembali Ninja Gaiden dengan Gaya Klasik yang Brutal
-
Piala AFF U-23: Pelatih Thailand Ungkap Lawan Terberat, Lagi-Lagi Malaysia Tak Masuk Hitungan!
-
Bungkam Western Australia All Star, Tanda Chemistry Persebaya Sudah Matang?
-
Tatap Piala AFF U-23: Achmad Maulana Ungkap Target bersama Timnas Indonesia
Terkini
-
Taeil Eks NCT Divonis 3,5 Tahun Penjara atas Kasus Pemerkosaan Berat
-
Lawan Allday Project, aespa Raih Trofi Ke-2 Lagu Dirty Work di M Countdown
-
4 Cleanser Kandungan Tranexamic Acid, Ampuh Bikin Kulit Cerah Tanpa Ketarik
-
4 Facial Wash Berbahan Aloe Vera, Jaga Kelembapan Kulit untuk Cegah Iritasi
-
Dari Era Kolonial ke AI: Mampukah Indonesia Benar-Benar Swasembada Gula?