Timnas Indonesia harus menelan kekalahan di laga perdana melawan Irak. Bertarung menghadapi Singa Mesopotamia, Ernando Ari Sutaryadi dan kolega harus mengakhiri pertandingan dengan kandas 1-3 dari sang lawan.
Pada pertandingan tersebut, Sandy Walsh kembali tak mendapatkan kepercayaan penuh dari coach Shin Tae Yong. Pada laga yang disaksikan oleh 16.532 pasang mata itu, pemain yang kini memperkuat klub KV. Mechelen di Liga Belgia tersebut baru masuk di menit ke 88 pertandingan.
Dilansir dari laman lapangbola.com pada Rabu (17/01/2024), secara total Sandy Walsh bermain selama kurang lebih 8 menit, dan mendistribusikan 10 umpan sukses selama berada di lapangan. Catatan itu terbilang cukup mengesankan, karena jika dirata-rata, pemain berusia 28 tahun tersebut mampu melepaskan satu umpan sukses dalam kurun waktu kurang dari satu menit.
Tak hanya aktif membantu penyerangan, Sandy Walsh pun beberapa kali menunjukkan pola permainan bertahan yang berkelas. Para pemain Irak yang coba untuk merangsek di area pertahanannya, selalu berhasil dia patahkan dan beberapa kali pula membuat pemain lawan harus tersungkur ketika hendak melewatinya.
Dengan permainan yang cukup impresif seperti itu, maka akan menjadi sebuah keniscayaan bagi coach Shin untuk memberikannya kepercayaan penuh di laga kedua melawan Vietnam nanti. Selain memiliki gaya bermain yang bercirikan para pemain Eropa, keberadaan Sandy di sektor permainan sebelah kanan Timnas Indonesia juga dipastikan akan memberikan warna tersendiri di skuat Merah Putih.
Bukannya tak puas dengan penampilan Asnawi Mangkualam di laga pertama lalu, namun apa yang ditunjukkan oleh mantan pemain PSM Makassar tersebut belumlah cukup untuk memenuhi ekspektasi para pencinta sepak bola nasional.
Asnawi memang memiliki daya juang dan permainan yang agresif, namun Timnas Indonesia membutuhkan sosok pemain yang memiliki visi permainan yang cukup mumpuni di sektor kanan pertahanan Indonesia.
Dan dengan pengalaman Sandy yang kenyang asam garam di persepakbolaan benua Eropa, sedikit banyak dirinya memiliki hal tersebut. Terlebih lagi, Sandy juga termasuk pemain yang cukup versatile.
Dia bisa saja nanti dimainkan di posisi Asnawi sebagai sayap gantung, atau menempati posisi central defender dalam format 3 pemain bertahan seperti halnya yang dia tempati di laga melawan Irak lalu.
Apapun itu, kita berharap agar di sektor pertahanan, coach Shin melakukan penyegaran dengan salah satunya memasukkan Sandy Walsh di laga kedua kontra Vietnam.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Disia-siakan oleh Indonesia, Shin Tae-yong Justru Laris Manis di Korea Selatan
-
Di Balik Kegagalan Meraih Juara, Ada Deja Vu yang Menghantui Timnas Indonesia
-
Timnas Filipina dan 3 Alasan Piala AFF U-23 Edisi 2025 Tak Akan Terlupakan oleh Mereka
-
Piala AFF U-23 dan Tebaran Ancaman Filipina Terhadap Kekuatan Mapan Sepak Bola Asia Tenggara
-
Piala AFF U-23 dan Raihan Gelar Individu yang Terasa Hambar bagi Seorang Jens Raven
Artikel Terkait
-
Thailand Jadi Satu-satunya Tim ASEAN yang Menang di Matchday 1 Piala Asia 2023, Masatada Ishii Girang
-
Timnas Merah Putih Kalah dari Irak, Akun Sosmed AFC Dihujani Hujatan Warganet Indonesia
-
Harga Sepatu yang Dipakai Pratama Arhan di Piala Asia 2023, Produk Jepang
-
Kelas! Media Vietnam Angkat Topi buat Gol Timnas Indonesia ke Gawang Irak
-
Pratama Arhan Gabung Klub Korea Selatan, Ibu Azizah Salsha: Semoga Allah Memberkahimu
Hobi
-
0,5 Detik yang Menentukan di Futsal: Saat Keputusan Datang Sebelum Kesempatan
-
Kenapa Futsal Bisa Jadi Olahraga Favorit Anak Muda? Ini Alasannya!
-
Sejarah Futsal, Saat Olahraga Bisa Bawa Harapan dan Ubah Masa Depan
-
Futsal: Olahraga Murah Meriah, Jadi Sumbu Perputaran Roda Ekonomi Rakyat
-
Nyesek, Jorge Martin Sadar Dibenci oleh Fans karena Konflik dengan Aprilia
Terkini
-
Isu Mental Health dalam Buku Kupikir Segalanya Akan Beres Saat Aku Dewasa
-
4 Drama China Kostum Liu Lingzi, Terbaru The Princess's Gambit
-
4 Produk Skincare Avoskin Anti Aging, Solusi Atasi Penuaan dan Mata Panda
-
Impresi Jujur Selepas Nonton Film Gak Nyangka
-
Merdeka Tapi Masih Overwork: Refleksi Kemerdekaan di Tengah Hustle Culture