Tidak dapat dimungkiri bahwa kekalahan Vietnam dari Irak tadi malam, Selasa (23/4/2024) tidak ditangisi oleh Hoang Anh Tuan dan anak asuhnya. Karena memang itu yang mereka inginkan di fase grup Piala Asia U-23 2024 kali ini. Dengan menempati posisi kedua klasemen, berarti mereka terhindar dari Arab Saudi.
Hal ini telah dikatakan Hoang Anh Tuan sehari sebelumnya. “Ini laga krusial, selain hasil menang atau kalah, kita juga harus memperhitungkan bagaimana memasuki laga keempat, memiliki skuad dan gaya bermain terbaik,” ungkap Hoang Anh Tuan dikutip oleh VnExpress pada, Selasa (23/4/2024).
Hal itu mengindikasikan bahwa Anh Tuan akan melakukan berbagai cara untuk menghadapi babak 8 besar, termasuk memilih lawan.
“Berdasarkan pembagian sejak awal, pemenang grup C akan bertemu runner up grup D, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, sangat mungkin Uzbekistan dan Vietnam berencana menghindari kemungkinan bertemu Arab Saudi,” lanjut VnExpress.
Ramalan itu terjadi, Vietnam lebih suka kalah dari Uzbekistan dengan skor memalukan, 0-3. Sebagai ‘hadiahnya’ mereka hanya akan menghadapi Irak yang dianggap lebih lemah.
Pilihan ini mengingatkan kiprah Vietnam 4 tahun yang lalu. Saat itu di bawah asuhan Park Hang-seo mereka mampu mengalahkan Irak dan lolos ke babak final. Bayangan ini mungkin yang bermain di benak Hoang Anh Tuan saat ini. Irak dipandang lebih ringan dibandingkan Arab Saudi.
Namun apakah perhitungan ini tepat. Lebih mudah mengalahkan Irak dibandingkan Arab Saudi. Hal ini tentu saja perlu ditimbang kembali. Pasalnya saat di bawah asuhan Park Hang-seo, mereka mengalahkan Irak lewat adu penalty.
Saat itu timnas Vietnam dihuni oleh generasi emas. Itu pun harus melalui adu penalty. Namun kini pemain Vietnam tidak sehebat saat itu. Di level Asia Tenggara saja mereka sudah mulai kehilangan kursi, maka patut dipertanyakan langkah yang dilakukan Anh Tuan.
Satu lagi, Irak hampir mirip Indonesia. Mereka kalah 0-2 dari Thailand di pertandingan pertama. Namun mereka justru hebat di pertandingan kedua dan ketiga. Tren positif ini kemungkinan besar akan berlanjut saat menghadapi Vietnam nanti.
Hal lain yang juga sedikit dilupakan Anh Tuan adalah perilaku anak-anak asuhnya. Penampilan mereka yang belum stabil ditambah mudahnya mereka melakukan pelanggaran, akan menjadi poin negatif saat berhadapan dengan Irak yang pasti punya motivasi bertanding tinggi.
Sementara Vietnam yang rela mengalami kekalahan, bukan tidak mungkin akan berpengaruh pada kondisi psikologis para pemain.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
3 Hal yang Membuat Prestasi Timnas Indonesia U-17 Layak Mendapat Apresiasi
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Gegara Belum Pulih Cedera, Anthony Ginting Harus Absen Lagi dari Badminton Asia Championships 2025
Artikel Terkait
-
Irak Tunjuk Pelatih Baru yang Pernah Jadi Korban Timnas Indonesia
-
Berantas Mafia Sepak Bola dan Pengaturan Skor, PSSI Harusnya Tiru Langkah Sadis Vietnam!
-
Makin Parah! Satu-satunya Bintang Vietnam di ASEAN All Stars Juga Dilarang Bergabung
-
Proyek Naturalisasi Indonesia Targetkan Nama Besar, Media Vietnam: Bisa Mengancam!
-
Thailand dan Vietnam Geser Indonesia dari Pot Unggulan, Ternyata Begini Perhitungan Poinnya!
Hobi
-
AFF Womens Championship U-19 2025: Indonesia Tergabung di Grup Neraka
-
Kau Pergi, Tapi Tak Pernah Hilang: Doa dan Cinta untuk Doni Monardo
-
Jika Umumkan Pensiun dari Sepakbola, Ramadhan Sananta Ingin Geluti Dunia Ini!
-
Performa Meningkat Tajam, Fabio Quartararo Tetap Membumi di GP Le Mans 2025
-
Punya Riwayat Buruk di Le Mans, Pecco Bagnaia Optimis Raih Hasil Maksimal
Terkini
-
Sinopsis Series I Love 'A Lot Of' You, Comeback Akting Nanon Korapat!
-
Terserah atau Pasrah? Raisa Tanyakan Nasib Hubungan Cinta di Lagu Terbaru
-
Meningkatkan Skor SINTA, Psikologi Universitas Jambi Gelar Workshop Khusus
-
GEF SGP Gandeng Ghent University dalam Program Ketahanan Pangan dan Ekologi
-
Review Film When Marnie Was There: Menghanyutkan dan Menyentuh