Belakangan ini, para penggemar Timnas Indonesia dibuat geram oleh perwakilan Como, Miswar Suwarso yang melontarkan statemen terkait gelandang Timnas Indonesia, Thom Haye.
Melansir laman Suara.com pada Kamis (16/5/2024), pria yang menjadi perwakilan Como FC tersebut menyatakan bahwa Thom Haye kemungkinan tak masuk dalam skuat utama di Como jika sang pemain bergabung dengan tim promosi Liga Italia Serie A tersebut.
Mendapatkan statemen negatif terkait Thom Haye, para penggemar Timnas Indonesia pun pada akhirnya berulah dan menyerang akun klub milik Hartono bersaudara tersebut.
Ketikan-ketikan bernada hujatan hingga doa buruk agar Como kembali terdegradasi pun berseliweran menyerang akun klub.
Sebuah hal yang sejatinya tak diperlukan, dan justru menunjukkan tidak dewasanya suporter Timnas Indonesia menghadapi industri sepak bola yang sarat dengan profesionalisme dan beroriantasi pada tercapainya prestasi sebuah tim.
Ketika mengetahui Como promosi ke Liga Italia Serie A musim depan, para penggemar Timnas Indonesia berbondong-bondong meminta kepada Como untuk merekrut para pemain Indonesia agar bisa bermain di klub tersebut.
Mereka meminta agar Como memasukkan para pemain Indonesia yang memiliki potensi ke dalam skuat. Sebuah hal yang juga kurang bijak karena di persepakbolaan profesional, pihak klub saat ini mulai meninggalkan pola-pola "pemain titipan" seperti itu.
Selain karena pertimbangan taktik, strategi dan kualitas dari Thom Haye, bisa jadi penolakan Como untuk mendatangkan pemain berusia 29 tahun tersebut berkaitan juga dengan grand planning klub.
Sebagai tim promosi, tentu saja Como tak hanya ingin numpang lewat, sehingga mereka mencari pemain yang benar-benar matang dan berkualita untuk mengisi posisi di klub.
Terlebih lagi, budaya "titip pemain" juga tak kita dapati di klub-klub besar yang menjunjung tinggi profesionalitas. Kita tak pernah mendapati klub sebesar Manchester City mendatangkan pemain Uni Emirat Arab karena dimiliki oleh Mansour bin Zayed Al Nahyan sang pemilik berasal dari sana, atau bahkan kita juga tak mendapati ada pemain Pakistan di Fulham meskipun klub tersebut dimiliki bilioner Shahid Khan asal sana bukan?
Jadi, mengapa kita harus memaksakan ada pemain Indonesia di Como mentang-mentang klub tersebut dimiliki oleh orang Indonesia? Jadi, mari kita setahap lebih dewasa!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Piala AFF U-23: Indonesia Turunkan para Pemain Lokal, Vietnam Kejar Sejarah di Bumi Pertiwi
-
Konfidensi Tinggi, Media Vietnam Beberkan Dua Alasan Timnasnya Bakal Bikin Sejar
-
Indonesia Diwakili Jay Idzes, Ini Deretan Pemain Termahal Tiap Negara Kontestan Ronde Keempat
-
Termasuk Eks MU, Deretan Pemain Kelas Dunia Bakal Bermain Bareng Jay Idzes di Fiorentina
-
Jelang Ronde Keempat, Skuat Garuda Dihantui Fakta Minor yang Berkaitan dengan Ole Romeny
Artikel Terkait
-
Dinilai Mahal, Suporter Keluhkan Harga Tiket Timnas Indonesia vs Irak dan Filipina
-
Link Pembelian Ticket War! Cara Beli Tiket Timnas Indonesia Lawan Irak dan Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Daftar 7 Pemain Keturunan Belanda Ikut Toulon Cup 2024, Kalau Bagus Gabung ke Timnas Indonesia U-20
-
Viral Tiket Timnas Indonesia Lawan Irak dan Filipina Mahal Gila Jadi Bahan Ghibah Netizen
-
Bung Towel
Hobi
-
Perpanjang Kontrak, Cleylton Santos Sudah Rasakan Nama Besar Persis Solo
-
Sprint Race MotoGP Mugello 2025: Marc Marquez Buat Penonton Deg-Degan!
-
Punggawa Timnas Indonesia, Dean James Dikabarkan Gabung Klub Liga Yunani
-
Calvin Verdonk Dirumorkan Diminati FC Utrecht, Peluang Tingkatkan Karir?
-
Piala AFF U-23: Indonesia Turunkan para Pemain Lokal, Vietnam Kejar Sejarah di Bumi Pertiwi
Terkini
-
Mie Ayam, Bukti Cinta Ibu untuk Anak di Perantauan: Jangan Lupa Makan, Nak!
-
Review Film The Unholy Trinity: Western Alegoris yang Kurang Menggigit
-
Kopi Bikin Awet Muda? Studi Harvard Buktikan Manfaat Tak Terduga
-
i-dle Raih Daesang di Seoul Music Awards: 15 Tahun setelah Kemenangan SNSD
-
Hari Hutan Hujan Sedunia: Suara Global untuk Menyelamatkan Paru-Paru Bumi