Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | M. Fuad S. T.
Pemain Timnas Indonesia Marselino Ferdinan berebut bola dengan pemain Timnas Filipina dalam pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia melawan Filipina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (11/6/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Dua laga terakhir yang dijalani oleh Timnas Indonesia di lanjutan babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Putaran Kedua berakhir dengan hasil yang bertolak belakang. Pada laga pertama kontra Irak, Pasukan Merah Putih harus tunduk dengan skor 0-2, sementara ketika melawan Filipina, mereka sukses mengungguli sang lawan dengan skor 2-0.

Pada dua pertandingan tersebut, pelatih Shin Tae-yong memberikan kesempatan penuh kepada Marselino Ferdinan untuk mengawal lini tengah timnya. Melansir laman transfermarkt.com, baik di laga melawan Irak maupun di laga melawan Filipina, mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut memberikan menit bermain yang melimpah kepada pemain yang musim lalu berseragam KMSK Deinze tersebut.

Namun sayangnya, dari dua laga yang dimainkan oleh Marceng, pemain berusia 19 tahun tersebut tak menunjukkan kemampuan terbaiknya. Saat melawan Irak, Marceng yang bermain di sektor sayap kanan, tak mampu berbuat banyak menghadapi pemain-pemain Tim Singa Mesopotamia, dan harus terkunci eksplosifitasnya di laga tersebut.

Sementara itu, di laga melawan Filipina, Marceng sejatinya mampu tampil lebih baik daripada laga sebelumnya. Namun sayangnya, jika kita mengikuti perjalanan karier pesepak bola yang satu ini, tentu kita akan menyimpulkan bahwa permainan yang ditunjukkan oleh Marceng masihlah berada jauh di bawah kualitas terbaiknya.

Marceng yang bermain free role di posisi gelandang menyerang, kerap kali membuat pertahanan Filipina sempoyongan karena pergerakan yang dia lakukan. Namun sayangnya, dirinya kerap memaksakan diri, serta kurang jeli dalam memberikan keputusan di saat-saat yang krusial.

Alhasil, akselerasi yang dilakukannya pun mandeg dan tak terkoversi menjadi peluang-peluang yang membahayakan, atau bahkan menjadi gol. Bahkan, pada laga melawan Filipina, kita juga disuguhi dengan tendangan bebas Marceng yang sama sekali tak terarah, dan justru melayang jauh ke angkasa.

Sekali lagi, itu bukanlah kualitas seorang Marceng yang kita kenal. Marceng sejatinya bisa berbuat jauh lebih baik daripada saat membela Indonesia di laga melawan Irak dan Filipina.

Dan tentunya kita berharap, dari fase-fase akhir babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Kedua ini, Marceng bisa belajar banyak, dan kembali ke mode terbaiknya di putaran ketiga nanti.

Semoga saja!

M. Fuad S. T.