Penampilan impresif para pemain Timnas Indonesia di laga melawan Filipina akhirnya berbuah manis. Menjamu The Azkals di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Selasa (11/6/2024) dalam pertandingan yang menentukan, para penggawa Garuda sukses memberikan yang terbaik dan mengakhiri laga dengan kemenangan.
Laman AFC mencatat, pertandingan tersebut berakhir dengan skor dua gol tanpa balas untuk kubu tuan rumah, di mana gol-gol yang tercipta, dilesakkan oleh Thom Haye di menit ke-32 dan Rizky Ridho di menit ke-56.
Tak hanya mencetak gol, penampilan seorang Thom Haye juga menjadi kunci tersendiri dari permainan Timnas Indonesia. Permainan gemilangnya di sektor tengah lapangan Indonesia, memegang peran sentral di balik skema pertarungan yang ditunjunjukkan oleh Pasukan Garuda hingga pada akhirnya berujung pada kemenangan yang membawa kelolosan.
Sebagai seorang pemain tengah, sejatinya Thom Haye bukanlah tipikal pemain petarung. Gaya bermainnya yang cenderung lamban, menunjukkan bahwa dirinya memainkan si kulit bundar dengan mengedepankan ketenangan, visi bermain dan corak main bertipikal flamboyan.
Bahkan, jika kita mengambil data statistik sang pemain di laman fminside, terlihat jelas jika pemain berusia 28 tahun ini memiliki value aggression dan agility yang tak menonjol. Namun demikian, sang pemain memiliki kelebihan dalam hal determinasi, yang membuat dirinya tak akan berhenti bergerak meskipun tak melulu dengan cara berlari.
Hal ini juga terlihat saat dirinya turun bermain di laga melawan Filipina lalu. Bermain selama 90 menit, Haye menunjukkan permainan yang jarang kita temukan dalam diri pemain Indonesia, yakni jarang berlari! Bahkan dalam beberapa momen kita melihat dengan jelas, Haye memberikan umpan-umpan matang kepada rekannya dengan cara berjalan, atau malah berjalan santai layaknya bapak-bapak kompleks bermain fun football.
Pun demikian ketika Haye mencetak gol. Alih-alih berlari cepat, Haye justru berlari sekenanya sembari memikirkan angle yang tepat untuk menjebol gawang Filipina yang selama 30 menit pertama pertandingan sangat sukar untuk ditembus.
Jadi, kali ini kita belajar dari Haye. Menjadi pemain berkelas tak melulu harus memiliki kecepatan. Meskipun lambat, namun jika hal itu bisa disubstitusi dengan skill-skill lainnya, maka seorang pemain bisa memiliki kualitas di atas rata-rata.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Disia-siakan oleh Indonesia, Shin Tae-yong Justru Laris Manis di Korea Selatan
-
Di Balik Kegagalan Meraih Juara, Ada Deja Vu yang Menghantui Timnas Indonesia
-
Timnas Filipina dan 3 Alasan Piala AFF U-23 Edisi 2025 Tak Akan Terlupakan oleh Mereka
-
Piala AFF U-23 dan Tebaran Ancaman Filipina Terhadap Kekuatan Mapan Sepak Bola Asia Tenggara
-
Piala AFF U-23 dan Raihan Gelar Individu yang Terasa Hambar bagi Seorang Jens Raven
Artikel Terkait
Hobi
-
Baru Main Futsal? Ini Formasi yang Wajib Kamu Coba Biar Nggak Keteteran
-
Futsal Bukan Sekadar Hobi, Tapi Gaya Hidup Anak Muda Zaman Now!
-
Futsal dan Filosofi Hidup: Dari Lapangan, Mimpi dan Karakter Diri
-
BRI Super League: PSIM Yogyakarta Ratakan Menit Bermain dalam Uji Coba
-
BRI Super League: Arema FC Benahi Mentalitas untuk Jalani Laga Tandang
Terkini
-
7 Drama China yang Dibintangi Zhao Qing, Terbaru The Immortal Ascension
-
Ulasan Novel Overruled: Ambisi Dua Pengacara dalam Memperebutkan Kemenangan
-
Probabilitas atau Performa? Review Gim Demon Slayer The Hinokami Chronicles
-
Makoto Shinkai Janji Rilis Film Baru di 2025, Fans Minta Satu Hal Ini
-
iLy oleh Say My Name: Ungkapan Rasa Cinta dan Rindu yang Mendalam