Memenangkan pertarungan dan mendapat kursi Ducati pabrikan, tentu merupakan suatuhal yang menggembirakan bagi seorang Marc Marquez.
Rencananya untuk kembali kompetitif di ajang MotoGP akan semakin sempurna, jika di musim depan dia menggunakan motor dengan spesifikasi terbaru.
Di sisi lain, kesenangan tersebut sepertinya juga membawa kesedihan di dalam hati Marc. Pembalap bernomor 93 itu mengungkapkan bahwa dia menyesal telah menghilangkan kesempatan ini dari pembalap Pramac, Jorge Martin.
Seperti yang kita tahu bahwa Martin telah mengincar kursi tersebut sejak lama, usahanya dalam memperebutkan gelar juara dunia musim lalu dan musim ini, tentu ada kaitannya dengan keinginannya untuk direkrut menjadi pembalap Ducati pabrikan.
Akan tetapi, Marc datang dengan kejutan yang memukau di awal musim ini, dengan 6 kali juara dunia di kelas MotoGP serta skill balap yang masih sangat mumpuni, membuat Ducati harus berpikir dua kali dan terpaksa menduakan Martin.
Walau dibayangi penyesalan, Marc mengungkapkan bahwa di waktu-waktu tertentu, pembalap harus berpikir untuk kepentingan dirinya sendiri. Apalagi MotoGP saat ini sedang dalam masa yang sangat kompetitif.
"Saya tidak senang ketika seorang pengendara kehilangan sepedanya. Tapi dalam pekerjaan, dalam banyak kasus, Anda harus egois, karena semua orang menginginkan yang terbaik, dan yang terbaik adalah motor merah, Ducati, yang berhasil kami dapatkan," ungkap Marc, dilansir dari laman Motorcycle Sports.
Apa yang dijelaskan oleh Marc memang benar, di situasi seperti ini bukan waktunya untuk memikirkan perasaan orang lain.
Dia dan Martin adalah rekan satu negara, tapi di lintasan mereka berdua adalah rival. Dalam perebutan kursi Ducati, tentu Marc ingin menjadi yang terpilih karena Ducati adalah tim terbaik saat ini, tidak peduli siapa yang lebih dulu berjuang untuk mengincar posisi tersebut.
Selain itu, keputusan sepenuhnya berada di pihak Ducati dan Marc tidak memiliki wewenang untuk mengesahkan dirinya menjadi pembalap tim merah musim depan.
Marc dan Martin datang dengan apa yang mereka punya, kemudian Ducati yang memilih. Siapapun yang dipilih Ducati tidak berhak untuk disalahkan terkait dengan nasib pembalap yang tersingkir.
Kini, baik Marc maupun Martin telah mendapatkan tempat terbaik. Marc dengan Ducati, sementara Martin dengan Aprilia, salah satu tim pabrikan yang kuat di MotoGP.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Kemenangan di MotoGP Austria Jadi Ajang Balas Dendam Marc Marquez ke Ducati
-
Jadwal MotoGP Hungaria 2025, Siapa yang akan Memenangkan Balaton Park?
-
Perlahan tapi Pasti, Fermin Aldeguer Sukses Buat Marc Marquez Khawatir
-
Akur dengan Aprilia, Jorge Martin Siap Kejar Gelar Juara Dunia Musim Depan
-
Prioritaskan Keselamatan, Maverick Vinales Absen di MotoGP Hungaria 2025
Artikel Terkait
-
Race Week, Simak Jadwal Lengkap dan Prediksi MotoGP Assen 2024!
-
Bukan Saingan, Stefan Bradl Senang Aleix Espargaro Jadi Test Rider Honda
-
Walau Panas, Transfer Pembalap MotoGP Tak Bisa Redam Persaingan di Lintasan
-
Belum Teken Kontrak untuk MotoGP 2025, Alex Rins Sudah di Tim yang Tepat?
-
Prabowo-Gibran Dindang Nonton MotoGP Langsung di Sirkuit Mandalika, Bakal Hadir?
Hobi
-
Persita Tangerang Terpuruk, Carlos Pena Bertekad Ubah Situasi!
-
Timnas Indonesia Umumkan 27 Pemain untuk FIFA Match Day, Ini Daftarnya!
-
Dari Kemerdekaan ke #SuaraParaJuara: Semangat 45 di Lapangan Futsal
-
Persebaya Surabaya Bidik Kemenangan, Kekuatan Bali United Jadi Sorotan
-
Jangan Cuma Fokus Cara Masukin Bola! Ini Strategi Saat Bola Futsal Direbut Lawan
Terkini
-
Ulasan Film Labinak: Mereka Ada di Sini, Ketika Horor Bertemu Kritik Sosial
-
YG Beberkan Rencana Album Baru BLACKPINK, Comeback BABYMONSTER dan TREASURE
-
Sinopsis Maareesan, Film Terbaru Fahadh Faasil dan Vadivelu di Netflix
-
4 Sheet Mask Kandungan Salicylic Acid Ampuh untuk Merawat Kulit Berjerawat
-
Rahasia Kulit Kencang dan Glowing dengan 4 Rekomendasi Toner DNA Salmon