Marc Marquez Tentang Kepindahannya ke Ducati: Soal Karier, Kamu Harus Egois

Hikmawan Firdaus | Desyta Rina Marta Guritno
Marc Marquez Tentang Kepindahannya ke Ducati: Soal Karier, Kamu Harus Egois
Marc Marquez (Instagram/@marcmarquez93)

Memenangkan pertarungan dan mendapat kursi Ducati pabrikan, tentu merupakan suatuhal yang menggembirakan bagi seorang Marc Marquez.

Rencananya untuk kembali kompetitif di ajang MotoGP akan semakin sempurna, jika di musim depan dia menggunakan motor dengan spesifikasi terbaru.

Di sisi lain, kesenangan tersebut sepertinya juga membawa kesedihan di dalam hati Marc. Pembalap bernomor 93 itu mengungkapkan bahwa dia menyesal telah menghilangkan kesempatan ini dari pembalap Pramac, Jorge Martin.

Seperti yang kita tahu bahwa Martin telah mengincar kursi tersebut sejak lama, usahanya dalam memperebutkan gelar juara dunia musim lalu dan musim ini, tentu ada kaitannya dengan keinginannya untuk direkrut menjadi pembalap Ducati pabrikan.

Akan tetapi, Marc datang dengan kejutan yang memukau di awal musim ini, dengan 6 kali juara dunia di kelas MotoGP serta skill balap yang masih sangat mumpuni, membuat Ducati harus berpikir dua kali dan terpaksa menduakan Martin.

Walau dibayangi penyesalan, Marc mengungkapkan bahwa di waktu-waktu tertentu, pembalap harus berpikir untuk kepentingan dirinya sendiri. Apalagi MotoGP saat ini sedang dalam masa yang sangat kompetitif.

"Saya tidak senang ketika seorang pengendara kehilangan sepedanya. Tapi dalam pekerjaan, dalam banyak kasus, Anda harus egois, karena semua orang menginginkan yang terbaik, dan yang terbaik adalah motor merah, Ducati, yang berhasil kami dapatkan," ungkap Marc, dilansir dari laman Motorcycle Sports.

Apa yang dijelaskan oleh Marc memang benar, di situasi seperti ini bukan waktunya untuk memikirkan perasaan orang lain.

Dia dan Martin adalah rekan satu negara, tapi di lintasan mereka berdua adalah rival. Dalam perebutan kursi Ducati, tentu Marc ingin menjadi yang terpilih karena Ducati adalah tim terbaik saat ini, tidak peduli siapa yang lebih dulu berjuang untuk mengincar posisi tersebut.

Selain itu, keputusan sepenuhnya berada di pihak Ducati dan Marc tidak memiliki wewenang untuk mengesahkan dirinya menjadi pembalap tim merah musim depan.

Marc dan Martin datang dengan apa yang mereka punya, kemudian Ducati yang memilih. Siapapun yang dipilih Ducati tidak berhak untuk disalahkan terkait dengan nasib pembalap yang tersingkir.

Kini, baik Marc maupun Martin telah mendapatkan tempat terbaik. Marc dengan Ducati, sementara Martin dengan Aprilia, salah satu tim pabrikan yang kuat di MotoGP.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak