Pertarungan dua tim berbeda nasib akan tersaji di laga puncak Piala Eropa 2024. Melansir laman uefa.com, Spanyol yang menjadi salah satu tim tersukses di ajang Piala Eropa, bakal berhadapan dengan Timnas Inggris, tim raksasa sepak bola dunia yang selalu saja gagal dalam upayanya mewujudkan gelar Piala Eropa.
Memang, jika kita menilik sejarah keikutsertaan kedua negara di ajang Piala Eropa, prestasi yang didapatkan oleh Spanyol dan Inggris seolah bertolak belakang. Bagaimana tidak, melansir laman history UEFA, Spanyol saat ini merupakan salah satu negara yang paling banyak mengoleksi gelar juara di ajang ini.
Semenjak edisi inaugurasi pada tahun 1960, Spanyol tercatat telah tiga kali menjadi yang terbaik di ajang ini. Setelah sukses menjadi kampiun di edisi tahun 1964 di kandang sendiri, Spanyol sukses mencatatkan diri menjadi negara pertama yang bisa melakukan back to back juara di ajang ini edisi 2008 di Austria-Swiss dan 2012 yang digelar di Polandia-Ukraina.
Nasib berbeda justru dialami oleh Inggris di ajang ini. Semenjak keikutsertaan mereka di Piala Eropa, Inggris sekalipun tak pernah merengkuh gelar juara. Prestasi terbaik yang mereka catatkan di turnamen ini hanyalah menjadi runner-up pada tahun 2020 lalu ketika di Stadion Wembley, mereka dikalahkan oleh Italia melalui adu tendangan penalti.
Malah, jika kita tarik lagi ke belakang, sebelum edisi 2020 lalu prestasi terbaik Inggris hanyalah menjadi tim peringkat ketiga pada edisi 1968 di Italia, dan semifinalis serta juara ketiga bersama pada edisi 1996 saat turnamen digelar di kandang mereka sendiri.
Jadi, tak berlebihan memang jika partai final gelaran Piala Eropa edisi 2024 ini disebut-sebut partai yang mempertemukan salah satu tim tersukses di ajang Piala Eropa, melawan tim yang selalu diselimuti dengan nestapa. Karena sekeras apapun Inggris berjuang di turnamen ini, tak sekalipun mereka mampu mengubah perjuangan tersebut menjadi manisnya gelar juara.
Terlebih, di antara lima negara yang pernah menjadi juara dunia, Inggris adalah satu-satunya tim yang belum pernah merasakan titel di level benua tersebut. Sementara Italia, Prancis, Jerman dan Spanyol yang bakal menjadi musuh mereka di final, sudah sukses mengawinkan dua gelar di dua level tersebut.
Baca Juga
-
Piala Asia U-20: Timnas Indonesia dan Yaman Jalani Pertarungan Pelipur Lara
-
Piala Asia U-20: Saat Raksasa Asia Harus Pertaruhkan Nasib Sampai Pertarungan Terakhir
-
Tak Cuma Bernasib Serupa, Indonesia dan Thailand Juga Punya Penyakit yang Sama di AFC U-20
-
Australia Menggila di Asia, Sebuah Tamparan Telak bagi Para Pemuja Piala AFF!
-
Sama-Sama Terjun di Piala Asia, Ada 3 Alasan Timnas Indonesia U-20 Era STY Lebih Baik
Artikel Terkait
-
Skandal Kartu Merah Jude Bellingham, Real Madrid Mau Pindah Liga: Ikuti Jejak Klub Brunei?
-
Momong Rayyanza di Spanyol, Nagita Slavina Pakai Cardigan Unik Rp39 Juta
-
Media Inggris: Ole Romeny Memberikan Dampak Positif
-
Momong Rayyanza sampai Spanyol, Sus Rini Bikin Iri: Semua Kebahagiaan Dunia Dicoba
-
Alex Pastoor Tak Betah: Cita-cita Saya Melatih di Liga Inggris
Hobi
-
Rinov/Pitha Comeback di Kejuaraan Asia 2025, Kembali Jadi Ganda Campuran Permanen?
-
Madura United Dianggap Tim yang Berbahaya, Persib Bandung Ketar-ketir?
-
Piala Asia U-20: Timnas Indonesia dan Yaman Jalani Pertarungan Pelipur Lara
-
Persik Kediri Bidik Kemenangan di Bali, Badai Cedera Tak Jadi Penghalang?
-
PSS Sleman Rekrut Pieter Huistra, Tugas Berat Menanti Eks Pelatih Borneo FC
Terkini
-
7 Karakter Penting dalam Drama China Blossom, Siapa Favoritmu?
-
Tak Sekadar Tontonan, Ternyata Penulis Bisa Banyak Belajar dari Drama Korea
-
Buku She and Her Cat:Ketika Seekor Kucing Menceritakan Kehidupan Pemiliknya
-
H-5 Debut, Hearts2Hearts Ungkap Daya Tarik Single Debut The Chase
-
J-Hope BTS dan IVE Dikonfirmasi Tampil di Festival Lollapalooza Berlin 2025