Fanatisme masyarakat tanah air terhadap sepak bola adalah suatu hal yang tidak perlu diragukan lagi. Situasi ini bisa menjadi dua mata koin yang berbeda, pun bagi Timnas Indonesia sendiri.
Tak hanya berpotensi membuat para pemain banjir kritikan jika belum mampu menunjukkan performa terbaik. Namun juga rawan menyebabkan star syndrome apabila terlalu banyak menerima pujian. Mentalitas yang kuat merupakan tembok yang harus dibangun oleh setiap pesepak bola agar tidak tumbang saat dicaci, dan tidak terbang terlalu tinggi ketika dipuji.
Hal tersebut diketahui dengan pasti oleh seorang Nathan Noel Romeo Tjoe-A-On, gelandang Swansea City yang penampilannya selalu dinantikan oleh para suporter Timnas Indonesia. Apalagi Nathan menjadi salah satu aktor dalam perkembangan pasukan Merah Putih sejauh ini, bahkan sempat menjadi tulang punggung bagi skuad Garuda Muda dalam gelaran Piala Asia U-23 2024 lalu.
“Ketika Anda tampil bagus bersama tim nasional, orang-orang memunculkan ekspektasi, tapi kami harus tetap fokus, tidak boleh terpengaruh dengan apa yang ada di media dan sebagainya,” kata Nathan dalam wawancara bersama FIFA.
Lebih lanjut, ia pun mengungkap cara jitu untuk menghindari star syndrome maupun. Komunikasi yang terjadi antara pemain juga turut menjadi kunci dalam penampilan apik Timnas Indonesia sejauh ini.
“Kami tahu ke mana tujuan kami berasal, kami tahu apa yang bisa kami lakukan dan kami percaya pada diri kami sendiri. Kami bicara satu sama lain untuk menciptakan suasana terbaik dalam tim yang membuat semua orang merasa nyaman dan semua orang saling percaya dan ingin berjuang untuk satu sama lain. Saya pikir itulah cara kami mengelola situasi ini dan itulah cara mengapa kami bisa tampil sebaik mungkin sebagai sebuah tim dan sebagai pemain karena jika Anda merasa percaya diri dengan situasi tersebut, maka Anda akan bisa menampilkan performa,” sambungnya.
Meski perjalanannya terbilang masih dalam tahap awal, tetapi pengaruhnya terhadap sepak bola Indonesia tentu tak terbantahkan lagi. Nathan Tjoe-A-On pun mengaku siap menjadi salah satu bagian dari pemimpin generasi ini maupun yang akan datang dalam mencatat sejarah baru.
Secara pribadi, Nathan menyambung, pemain berusia 22 tahun itu ingin terus berkembang untuk mengetahui sampai di mana level dirinya bisa dicapai.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Meski Akui Kualitas Persija, Paul Munster Tak Beri Motivasi untuk Persebaya
-
Jawab Keraguan, Shin Tae-yong Kembali Dapat Angin Positif dari Suporter?
-
Tampil Brilian saat Kalahkan Arab Saudi, Calvin Verdonk Layak Disanjung
-
Gaya Selebrasi Marselino Ferdinan Viral, Media Asing Soroti Rekam Jejaknya
-
Marselino Ferdinan Jadi Man of the Match, Ragnar Oratmangoen Beri Pujian
Artikel Terkait
-
Tijjani Reijnders Dirumorkan ke Barcelona, Kondisi Eliano Reijnders Jadi Sorotan
-
AC Milan Jadi Kunci Kepindahan Kevin Diks ke Bundesliga, Kok Bisa?
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
Dikontrak Venezia sampai 2027, Jay Idzes: Saya Ingin ke Liverpool!
Hobi
-
Ditanya soal Peluang Bela Timnas Indonesia, Ini Kata Miliano Jonathans
-
3 Penyerang yang Berpotensi Tersingkir dengan Hadirnya Ole Romeny di Timnas Indonesia
-
Lolos Semifinal China Masters 2024, Jonatan Christie Dihadang Shi Yu Qi
-
Usai Kualifikasi Piala Dunia, STY Langsung Dihadapkan Misi Juara AFF Cup?
-
Erick Thohir Evaluasi Kinerja STY, Singgung Pemain Naturalisasi di Timnas
Terkini
-
Makna Perjuangan yang Tak Kenal Lelah di Lagu Baru Jin BTS 'Running Wild', Sudah Dengarkan?
-
Ulasan Buku 'Seni Berbicara Kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja', Bagikan Tips Jago Berkomunikasi
-
Puncak FFI 2024: Jatuh Cinta Seperti di Film-Film Sapu Bersih 7 Piala Citra
-
Polemik Bansos dan Kepentingan Politik: Ketika Bantuan Jadi Alat Kampanye
-
3 Rekomendasi Oil Serum Lokal Ampuh Meredakan Jerawat, Tertarik Mencoba?