Jelang laga kontra Australia vs. Indonesia pada babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 round 3 bulan Maret 2025 nanti, pelatih timnas Australia, Tony Popovic ternyata memiliki rekor yang cukup gemilang saat menghadapi pelatih asal Belanda. Melansir dari laman berita suara.com (19/01/2025), Tony Popovic ternyata pernah menghadapi pelatih asal Belanda sebelumnya dan Patrick Kluivert akan menjadi pelatih asal Belanda ke-2 yang dihadapinya nanti.
“Tony Popovic memiliki catatan bagus jika melawan pelatih Belanda. Dikutip dari data Transfermarkt, Kluivert bukan pelatih Belanda pertama yang dihadapi oleh Popovic. Ialah John van't Schip pelatih Belanda pertama yang dihadapi oleh Popovic. Keduanya bertemu di kompetisi Liga Austrlia. Tercatat keduanya telah bertemu sebanyak 8 pertandingan dengan Popovic menang 8 kali sedangkan Schip hanya meraih 2 kali kemenangan, 2 pertandingan lain berakhir imbang,” tulis laman media suara.com.
Sontak, hal ini secara tak langsung memberikan persepsi bahwa Tony Popovic sudah cukup berpengalaman saat melawan pelatih asal Belanda. Belum lagi John van’t Schip dikenal memiliki rekor yang cukup baik saat menjadi pelatih. Melansir dari laman transfermarkt.co.id, John van’t Schip pernah ditunjuk sebagai pelatih kepala klub raksasa Belanda, FC Twente dan Ajax Amsterdam. Dirinya juga pernah menjadi pelatih akademi Ajax Amsterdam dan menjabat asisten pelatih timnas Belanda beberapa tahun lalu.
Rekor tersebut juga tentunya jauh lebih baik dari segi kepelatihan dibandingkan Patrick Kluivert. Bahkan, Patrick Kluivert sendiri memiliki rekor kepelatihan yang kurang begitu baik dibandingkan John van’t Schip sejauh ini.
Tugas Berat Menanti Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Di sisi lain, Patrick Kluivert yang kini menjadi pelatih timnas Indonesia tentunya dihadapkan dengan misi yang cukup berat, yakni membawa skud garuda lolos ke ajang Piala Dunia 2026. Melansir dari laman resmi FIFA (fifa.com), skuad garuda saat ini berada di peringkat ke-3 klasemen sementara grup C dengan raihan 6 poin sejauh ini.
Timnas Indonesia tentunya memerlukan minimal 3 kemenanngan dan 1 hasil imbang jika ingin lolos langsung ke babak putaran final Piala Dunia 2026 mendatang. Tentunya langkah ini akan cukup berat mengingat timnas Indonesia masih harus menghadapi Australia dan Jepang dalam 4 laga sisa di grup C. Di sisi lain, timnas Indonesia juga wajib meraih kemenangan saat laga melawan Australia dan Bahrain di bulan Maret 2025 nanti jika ingin membuka peluang lolos ke Piala Dunia 2026.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Gaya Melatihnya Mirip Shin Tae-yong! Benarkah Jesus Casas Jadi Jawaban Timnas Indonesia?
-
Bukan STY, Legenda Ini Justru Sarankan PSSI Rekrut Pelatih Lokal di Timnas!
-
SEA Games 2025: Beda Nasib Timnas Putra dan Putri Indonesia, Seperti Apa?
-
Beda Nasib Indonesia dan Malaysia di Ranking FIFA, PSSI Harus Lakukan Apa?
-
Jika Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Beberapa Pemain Ini Bisa Didepak!
Artikel Terkait
-
Media Vietnam: Pemain Termahal Kita 13 Kali Lebih Murah dari Bek Timnas Indonesia
-
Shin Tae-yong: Tempat Ini Simpan Banyak Kenangan
-
Shin Tae-yong: Cinta Saya Berlebihan ke Sepak Bola Indonesia
-
Pelatih Calvin Verdonk: Lucunya Saya Pikir...
-
Gelagat Riang Shin Tae-yong Berjalan di Samping Mobil Premium Hyundai: Lega Usai Tak Latih Timnas Indonesia?
Hobi
-
Coach Justin Sentil Erick Thohir: Jangan Mundur, Saatnya Ambil Keputusan!
-
Piala Dunia U-17 dan Pemilihan Lawan Uji Coba yang Sudah Sangat Tepat bagi Garuda Muda!
-
Meski Belum Punya Pelatih, Timnas Indonesia Harus Tetap Bermain di FIFA Matchday Bulan November!
-
Dear Erick Thohir, Fans Timnas Indonesia Bakal Otomatis Move On dari STY Jika Anda Lakukan Hal Ini!
-
Alex Pastoor Kritik Struktur Kompetisi Indonesia yang Belum Terorganisasi
Terkini
-
4 Inspirasi Look OOTD Ryujin ITZY Buat yang Suka Tampil Modis dan Sat-Set!
-
Gaet J-Hope BTS, Le Sserafim Tampil Nyentrik di Single Terbaru 'Spaghetti'
-
Galau Maksimal! Ini 3 Lagu Raisa yang Bikin Hati Nyesek
-
Menutup Akhir Tahun dengan Stranger Things: Catat Jadwal Tayangnya!
-
Bahasa Asing di Sekolah: Portugis untuk Diplomasi, Mandarin untuk Ekonomi?