Pasca tersisih dari skuat reguler KV Mechelen di Jupiler Pro League Belgia, Sandy Walsh kini mulai menatap wacana untuk berpindah klub. Menyadur laman Suara.com (7/2/2025), pemain yang kini berusia 25 tahun tersebut dikabarkan akan segera berpindah ke Liga Asia.
Dari laman yang sama diinformasikan bahwa, Walsh tengah menimbang untuk bermain di Liga Jepang, atau Liga Korea Selatan. Bahkan, Liga Asia sendiri jauh-jauh hari memang sudah ada dalam benak bek kanan Timnas Indonesia tersebut untuk melanjutkan kariernya suatu saat nanti.
“Saya mempunyai ambisi untuk suatu hari nanti bermain di level tertinggi di Asia,” kata Sandy Walsh mengutip dari Gazet van Antwerpen pada Januari 2024 lalu.
Jika benar Sandy Walsh pada akhirnya memutuskan untuk berlabuh ke Liga Jepang, dirinya harus benar-benar belajar dari para pendahulunya di Timnas Indonesia yang sudah berkiprah di sana.
Tak perlu jauh-jauh belajar ke masa lampau, Sandy mungkin bisa belajar dari Pratama Arhan dan Justin Hubner yang baru saja beberapa waktu lalu mencoba untuk mencari peruntungan di Liga Negeri Matahari Terbit tersebut.
Baik Pratama Arhan maupun Justin Hubner, keduanya bisa dikatakan gagal saat mencoba untuk menaklukkan kerasnya persaingan di Liga Jepang saat mereka hijrah ke sana.
Hubner yang berstatus sebagai kapten tim Wolverhampton Wanderers U-21, hijrah ke Cerezo Osaka pada bulan Maret 2024 lalu. Namun sayangnya, dengan status sebagai leader tim muda Premier League sekelas Wolves, Justin harus menapaki nasib yang tak menyenangkan.
Selama memperkuat Cerezo Osaka selama kurang lebih empat bulan, pemain berusia 21 tahun tersebut hanya mendapatkan kesempatan bermain sebanyak delapan kali saja di semua ajang kompetisi.
Nasib yang lebih suram dialami oleh Pratama Arhan saat hijrah ke Tokyo Verdy pada tahun 2021 lalu. Arhan yang menjadi salah satu pemain muda terbaik Indonesia dan Asia Tenggara, dipinang oleh klub asal ibu kota Jepang tersebut dan bermain di sana selama dua musim.
Namun sayangnya, selama berkiprah bersama Tokyo Verdy di Liga 2 Jepang, Arhan hanya mendapatkan empat kali kesempatan bermain saja selama dua musim! Sebuah catatan yang sangat mengenaskan, karena dengan durasi yang demikian panjang, dirinya hanya dipercaya turun ke lapangan tak lebih dari hitungan jari satu tangan saja.
Berkaca dari hal tersebut, Sandy Walsh tentunya harus lebih aware dengan keputusannya nanti. Jangan sampai niat awal dirinya yang berpindah klub karena ingin mendapatkan menit bermain, justru malah berakhir dengan menyesakkan seperti halnya Arhan dan Hubner kompatriotnya di Timnas Indonesia.
Baca Juga
-
Kembali Jebol Lewat Sundulan, Mengapa Tim yang Diasuh Indra Sjafri Lemah di Bola-Bola Atas?
-
Uji Coba Pertama Kontra Mali, Ada yang Kurang di Lini Tengah Timnas Indonesia SEA Games
-
Daftar 3 Pemenang FIFA Puskas Award Paling Underrated, Rizky Ridho Bisa Jadi Selanjutnya!
-
Langsung kepada FIFA, Evandra Florasta Ucap Pesan Perpisahan Pasca Tersingkir dari Piala Dunia
-
Daftar Pemenang Puskas Award Tak Melulu Bintang Besar, Rizky Ridho Berpeluang Jadi yang Terbaik
Artikel Terkait
-
Ngerinya Iran U-20, Lawan Pertama Timnas Indonesia di Piala Asia U-20 2025
-
Punya Klub Baru, Cyrus Margono Kiper Keturunan Indonesia-Iran Stabil Main di Eropa
-
Patrick Kluivert Tonton Dewa United vs Persija, Carlos Pena Wanti-wanti Anak Asuhnya
-
3 Pesaing Utama Sandy Walsh jika Gabung Yokohama F Marinos
-
Deretan Dampak Buruk Andai Sandy Walsh Pindah ke Liga Jepang
Hobi
-
Tunjuk Ivar Jenner Jadi Kapten, Indra Sjafri Pertimbangkan Banyak Hal?
-
Kembali Jebol Lewat Sundulan, Mengapa Tim yang Diasuh Indra Sjafri Lemah di Bola-Bola Atas?
-
Final Ketiga Beruntun, BL Gaungkan Nama Gregoria "Kumamoto" Mariska Tunjung
-
Dikalahkan Mali, Optimisme Indra Sjafri Jelang SEA Games 2025 Tak Surut!
-
Uji Coba Pertama Kontra Mali, Ada yang Kurang di Lini Tengah Timnas Indonesia SEA Games
Terkini
-
Gaya Ngantor sampai Nongkrong, Intip 4 OOTD Versatile ala Kim Ji Hoon!
-
Sabrina Carpenter Bintangi dan Produksi Film Musikal Alice in Wonderland
-
4 Serum dengan Tranexamic Acid untuk Kurangi Produksi Melanin, Bye Noda PIH
-
Literasi dan Numerasi Menurun: Alarm Bahaya untuk Pendidikan Nasional?
-
Ulasan Buku Tidak Ada New York Hari Ini, Kumpulan Puisi Karya Aan Mansyur