Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | M. Fuad S. T.
Skuat Timnas Thailand U-22 berselebrasi setelah memenangkan pertandingan (soha.vn)

Ambisi Timnas Thailand untuk kembali berjaya di cabang sepak bola gelaran SEA Games 2025 ini tampaknya tak main-main. Setelah beberapa waktu lalu mereka merombak ketentuan terkait umur pemain yang diperbolehkan untuk ikut serta di gelaran, kali ini mereka tengah berupaya untuk mengajukan perombakan format turnamen.

Sekadar mengingatkan, selaku tuan rumah, Thailand beberapa waktu lalu telah membuat keputusan untuk membatasi usia para pemain di cabang sepak bola.

Jika pada edisi sebelumnya setiap kesebelasan diperkenankan untuk mengikutsertakan tiga pemain yang memiliki usia di atas 22 tahun, maka untuk gelaran tahun 2025 ini, mereka selaku tuan rumah membatasi usia maksimal pemain yang dibawa ada di angka 22 tahun saja.

Usaha tersebut sejatinya berkaitan erat dengan keinginan mereka untuk kembali berjaya di cabang sepak bola, setelah beberapa edisi terakhir tak mampu meraih podium tertinggi di akhir kejuaraan.

Setelah membatasi usia maksimal pemain di cabang sepak bola, baru-baru ini Thailand juga berupaya untuk merubah format pertandingan.

Sepertimana yang ditulis oleh media kenamaan asal Vietnam, Soha.vn (23/4/2025), Thailand saat ini tengah mengutak-atik skema pertandingan, yang mana nantinya akan membawa keuntungan untuk mereka.

Pada edisi-edisi sebelumnya, sebanyak sepuluh atau sebelas negara yang turut serta di cabang sepak bola putra, selalu dibagi menjadi dua grup, di mana posisi pertama dan kedua di klasemen akhir masing-masing grup, berhak untuk melaju ke babak semifinal.

Dengan asumsi setiap grup berisikan lima dan enam pemain, maka untuk menentukan posisi tim-tim tersebut di klasemen akhir setiap grup, para kontestan harus bertarung sebanyak lima hingga enam kali melawan para pesaingnya.

Namun, dalam usulan terbaru yang direncanakan oleh Thailand, mereka berencana untuk membagi para negara tersebut ke dalam tiga grup, di mana masing-masing grup hanya akan berisikan tiga hingga empat kontestan saja. 

Dan nantinya, pada grup yang berisikan tiga negara, setiap kontestan hanya perlu bertanding sebanyak dua kali, sementara di grup yang berisikan empat negara, para kontestan akan bertanding sebanyak tiga kali. 

Untuk penentuan empat tim yang berlaga di babak semifinal, nantinya akan dijalankan sepertimana gelaran Piala AFF U-23. Tiga negara yang menduduki posisi pemuncak klasemen akan langsung lolos otomatis ke babak semifinal, sementara satu kontestan lainnya akan ditentukan melalui jalur tim runner-up terbaik.

Jika dilihat dari sisi efektifitas, sejatinya usulan dari Thailand ini tak hanya akan membawa keuntungan bagi mereka saja. Pasalnya, jika kita melihat jadwal penyelenggaraan SEA Games 2025 yang dimulai pada 9 hingga 20 Desember 2025, masing-masing kontestan tak akan menghadapi jadwal yang sepadat edisi sebelumnya untuk menyelesaikan rangkaian pertarungan menuju gelar juara.

Dengan rentang waktu yang hanya sekitar dua pekan, maka setiap kesebelasan hanya akan memainkan empat hingga lima pertandingan saja dari partai pembuka, hingga pertandingan final.

Jumlah ini tentunya lebih sedikit dari gelaran SEA Games terakhir di Kamboja tahun 2023 kemarin, di mana Timnas Indonesia membutuhkan hingga tujuh pertandingan untuk bisa menjadi juara dan membawa pulang medali emas setelah terakhir kali mereka lakukan di tahun 1991 lalu.

Jika melihat kenyataan ini, sepertinya bukan hanya Thailand yang akan diuntungkan dengan perubahan format turnamen SEA Games tahun 2025, namun juga para kontestan lainnya.

Atau jangan-jangan, nantinya yang diuntungkan justru tim-tim selain Thailand, termasuk Indonesia?

Bisa jadi demikian!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

M. Fuad S. T.