Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | M. Fuad S. T.
Selebrasi para pemain Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 (the-afc.com)

Timnas Indonesia U-23 tampil heroik di gelaran Piala Asia U-23 edisi tahun 2024 lalu.

Meskipun tampil sebagai tim debutan di turnamen, namun Rizky Ridho dan kolega berhasil membuat kejutan besar, dan melangkah jauh hingga fase semifinal perhelatan.

Meskipun mereka tak diunggulkan, namun pada akhirnya anak asuh Shin Tae-yong tersebut berhasil menumbangkan tim-tim kuat benua Asia seperti Australia, Yordania dan Korea Selatan.

Maka tak mengherankan jika pada akhirnya banyak yang menyangka, tim ini akan menduduki pot unggulan pertama dalam pembagian pot unggulan guna penentuan drawing babak kualifikasi Piala Asia U-23 kali ini.

Namun sayangnya, perkiraan tersebut meleset. Sepertimana unggahan akun instagram @seasiagoal (2/5/2025), Timnas Indonesia U-23 akhirnya menempati pot unggulan kedua.

Bahkan, dalam seeding pots tersebut, Pasukan Muda Merah Putih kalah dengan Thailand dan Vietnam, yang secara pencapaian di turnamen terakhir masih kalah dengan skuat Garuda Muda.

Menyadur laman AFC, pada turnamen Piala Asia U-23 edisi terakhir di Qatar, ketika Timnas Indonesia berhasil membuat kejutan besar dengan melaju ke babak empat besar, Vietnam harus terhenti langkahnya di babak perempat final saja.

Lebih ironis lagi, Thailand yang juga menjadi salah satu dari empat wakil Asia Tenggara, hanya berhenti sampai di fase penyisihan grup saja.

Lantas, mengapa Thailand dan Vietnam bisa menduduki pot unggulan pertama, sementara Timnas Indonesia U-23 di pot kedua?

Ternyata hal tersebut tak lepas dari kebijakan AFC yang menempatkan peringkat tim-tim peserta kualifikasi berdasarkan pencapaian dari tiga edisi terakhir penyelenggaraan.

Perhitungannya sejatinya mudah saja. Jika kita mendasarkan acuan pada unggahan akun instagram @seasiagoal (2/5/2025), perhitungan untuk menentukan tempat di pot unggulan berdasarkan poin yang mereka dapatkan di turnamen tersebut.

Rumusnya adalah, poin yang mereka dapatkan saat melakoni fase penyisihan grup dihitung penuh, dan ditambahkan dengan satu poin per satu pertandingan fase gugur yang mereka menangi. 

Seperti misal Indonesia yang melaju ke babak semifinal, terhitung mendapatkan 7 poin. Ini adalah hasil perhitungan dari 6 poin yang mereka dapatkan saat menjalani fase penyisihan grup, ditambah dengan 1 poin buah dari kemenangan mereka di babak perempat final melawan Korea Selatan.

Sementara satu laga semifinal melawan Uzbekistan, karena Timnas Indonesia mengalami kekalahan, maka mereka tak mendapatkan poin tambahan dari babak ini.

Pun demikian halnya dengan Vietnam yang terhenti langkahnya di fase perempat final. Vietnam yang memiliki 6 poin dari fase penyisihan grup, tak mendapatkan poin lagi karena mereka langsung kalah di pertandingan pertama fase gugur. Sementara Thailand, karena hanya terhenti di fase grup, mereka hanya mendapatkan 3 poin saja yang mereka koleksi di fase tersebut.

Dan seperti yang telah dijelaskan di awal, perolehan poin ini diakumulasikan dengan poin-poin yang didapatkan oleh para kontestan tersebut dalam tiga edisi terakhir penyelenggaraan yang itu berarti semenjak tahun 2020 lalu.

Sehingga pada akhirnya, akumulasi poin yang didapatkan oleh Vietnam maupun Thailand lebih unggul daripada yang didapatkan oleh Indonesia, sehingga membuat kedua negara tersebut menduduki posisi yang lebih menguntungkan daripada skuat Garuda Muda.

Dan yang lebih tak mengenakkan lagi adalah, setelah AFC melakukan penghitungan terhadap para kontestan lain, Indonesia akhirnya harus merosot ke pot kedua, karena secara poin masih kalah dari tim-tim yang menghuni pot pertama. 

Hal ini tentunya sedikit banyak akan berimbas pada lawan-lawan yang dihadapi oleh Indonesia nanti. Pasalnya, tim-tim kuat seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, Australia, Irak, Uzbekistan dan sederet tim mapan lainnya, menjadi penghuni seeding pots pertama, sehingga memiliki kans besar untuk berada satu grup dengan Indonesia.

Terlebih lagi, karena Vietnam dan Thailand mendapatkan kepercayaan dari AFC untuk menjadi tuan rumah kualifikasi, mereka dipastikan sudah tak mungkin lagi bertemu dengan Indonesia yang juga menjadi host di babak ini. 

Bagaimana, sekarang sudah jelas bukan? Atau perlu pembahasan lagi?

M. Fuad S. T.