Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Rana Fayola R.
Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/Spt)

Nama Djenna de Jong sempat mencuri perhatian pencinta sepak bola Indonesia. Gelandang muda berdarah Belanda-Indonesia ini digadang-gadang akan menjadi pilar masa depan Timnas Putri Indonesia lewat jalur naturalisasi.

Dengan usianya yang baru menginjak 19 tahun dan jam terbang yang sudah teruji di Eropa, kehadiran Djenna disebut-sebut sebagai suntikan kualitas sekaligus pengalaman bagi skuad Garuda Pertiwi.

Djenna sempat memperkuat klub NAC Breda di Belanda dan pernah berkarier di Jerman, dua negara yang dikenal punya sistem sepak bola putri yang jauh lebih matang dari Indonesia.

Tak hanya itu, pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki pun mengungkapkan bahwa dirinya sebenarnya sudah menantikan Djenna sejak awal.

Sang pemain bahkan sempat diundang untuk mengikuti pemusatan latihan (TC) di Jepang bersama Timnas Putri, sebagai bagian dari persiapan menuju laga-laga internasional ke depan.

Sayangnya, proses naturalisasi yang diharapkan berjalan mulus justru berakhir dengan kekecewaan. Djenna mengalami cedera lutut saat itu, dan belum memungkinkan untuk berlatih secara maksimal.

Namun, yang kemudian ramai dibicarakan publik adalah pernyataan Djenna yang menyebut dirinya mengalami perlakuan tidak profesional selama proses naturalisasi dan seleksi.

Dalam pernyataannya pada April 2025, Djenna mengaku dipaksa mengikuti TC di Jepang tanpa mendapat perlakuan yang layak. Ia merasa dibohongi dan diintimidasi, hingga akhirnya memutuskan untuk mundur.

Menanggapi pernyataan tersebut, pihak PSSI menegaskan bahwa Djenna memang tidak masuk dalam rekomendasi pelatih Satoru Mochizuki. Oleh karena itu, proses naturalisasinya tidak dilanjutkan.

PSSI juga membantah tudingan adanya ketidakprofesionalan dalam proses yang dimaksud. Mereka menyatakan bahwa seluruh pemain yang dinaturalisasi wajib mendapat lampu hijau dari pelatih terlebih dahulu.

Kondisi ini membuat banyak publik mempertanyakan proses seleksi dan komunikasi yang terjadi di antara pemain, federasi, dan tim pelatih.

Buka Peluang Djenna Lanjutkan Naturalisasi, Coach Mochi Soroti Persetujuan Semua Pihak

Meski sempat mengalami ketegangan, pelatih Satoru Mochizuki memberikan pernyataan mengejutkan. Ia menyatakan bahwa peluang Djenna untuk kembali masuk dalam proses naturalisasi masih terbuka.

“Saya pribadi memang sudah menantikan beliau. Waktu itu, dia bahkan sempat datang jauh-jauh ke Jepang untuk mengikuti pemusatan latihan,” kata juru taktik yang akrab disapa Coach Mochi ini, mengutip Antara News pada Rabu (25/6/2025).

Pria asal Jepang tersebut menambahkan bahwa batalnya proses waktu itu lebih disebabkan oleh kondisi fisik Djenna yang belum memungkinkan untuk latihan akibat cedera lutut.

Namun kini, Mochizuki menegaskan bahwa dirinya sangat terbuka untuk kembali mengundang pemain-pemain seperti Djenna jika semua pihak sepakat.

“Kami juga membuka kemungkinan proses naturalisasi, jika memang semua pihak setuju,” lanjut Mochizuki.

Pernyataan ini tentu menjadi angin segar, tidak hanya bagi Djenna de Jong, tetapi juga untuk penggemar sepak bola putri Tanah Air yang menantikan tambahan kekuatan di lini tengah timnas. Apabila syarat persetujuan yang dimaksud bisa terpenuhi, maka pintu benar-bnear terbuka lebar bagi Djenna untuk berseragam Merah Putih.

Sebelumnya, proses naturalisasi berhasil dilakukan kepada dua pemain keturunan, yakni Estella Loupatty dan Noa Leatomu yang kini sudah menjadi bagian dari skuad Garuda Pertiwi.

Jika Djenna kembali bersedia dan mendapat dukungan penuh dari federasi serta pelatih, bukan tidak mungkin ia akan menyusul jejak Estella dan Noa sebagai kekuatan baru timnas putri.

Meski sempat batal karena cedera dan polemik internal, peluang Djenna de Jong untuk menjadi bagian dari Timnas Putri Indonesia lewat jalur naturalisasi ternyata belum tertutup sepenuhnya.

Coach Satoru Mochizuki menyatakan bahwa pintu masih terbuka, asalkan semua pihak menyetujui. Kini, bola ada di tangan federasi, pelatih, dan Djenna sendiri. Apakah mereka akan kembali menyatukan langkah demi kemajuan sepak bola putri Indonesia? Menarik dinantikan kepastiannya!

Rana Fayola R.