Jelang dimulainya BRI Super League 2025/2026, Persija Jakarta memperkuat skuadnya dengan mendatangkan Jordi Amat yang merupakan salah satu nama besar di lini belakang.
Bek keturunan Indonesia-Spanyol itu resmi bergabung dengan Macan Kemayoran setelah mengakhiri masa baktinya bersama Johor Darul Ta'zim (JDT), klub Malaysia yang dibelanya selama tiga tahun.
Kepindahan Jordi ke Persija tak sekadar transfer biasa. Lantaran keputusan tersebut adalah momen penting dalam kariernya karena untuk pertama kalinya ia akan tampil di Liga Indonesia, kompetisi dari tanah leluhur sang nenek. Setelah resmi menjadi WNI pada 2022, langkah berani ini menjadi bentuk nyata dari komitmennya terhadap sepak bola Indonesia.
Bek berusia 33 tahun itu langsung menyoroti satu hal yang menurutnya krusial dalam menyambut musim baru: mentalitas. Ia menilai Super League adalah kompetisi yang sangat kompetitif, dan untuk bisa bersaing, para pemain perlu membangun mental pemenang di dalam ruang ganti.
"Yang saya tahu adalah kompetisinya sangat kompetitif. Jadi, sangat penting bagi kami untuk menciptakan mentalitas menang di dalam ruang ganti. Itu akan membantu kami di atas lapangan. Kami butuh banyak komunikasi. Kami harus banyak berbicara,” ujar Jordi tegas, menyadur ileague.id pada Jumat (11/7/2025).
Selain menekankan pentingnya mentalitas, Jordi juga menyinggung soal komunikasi. Menurutnya, komunikasi di antara pemain tak bisa diabaikan.
Ia menambahkan, "Kami harus mempersiapkan pertandingan dengan sangat baik. Karena di sini di Indonesia, setiap tim bisa menang. Ini kompetisi yang sangat sulit. Jadi, kami harus siap."
Pernyataan Jordi tentu mencerminkan sosok yang bukan hanya datang untuk bermain, tapi juga ingin membangun budaya profesional di dalam tim. Ia membawa pengalaman berharga dari kompetisi-kompetisi top dunia, mulai dari La Liga bersama Espanyol dan Real Betis, hingga Premier League bersama Swansea City.
Di balik segala pencapaiannya, Jordi tetap menjejak tanah dengan rendah hati. Ia tidak datang sebagai bintang besar, melainkan sebagai bagian dari puzzle besar Mauricio Souza. Dirinya siap menyatu dengan skuad, mengikuti arahan pelatih, dan membantu mengangkat mental tim yang sedang dibentuk untuk mengejar prestasi lebih tinggi.
Jiwa Kepemimpinan Dipuji, Jordi Amat Berpotensi Pakai Ban Kapten Persija Jakarta?
Dengan reputasi yang dimilikinya, banyak yang mulai bertanya-tanya tentang peluang Jordi Amat mengenakan ban kapten di Persija musim ini. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari klub, banyak indikator yang mengarah pada kemungkinan itu.
Jordi punya semua elemen yang dibutuhkan seorang pemimpin. Ia pernah menjadi kapten di Timnas Indonesia dalam beberapa pertandingan besar, bahkan juga memimpin lini pertahanan JDT dan klub-klub La Liga yang ia bela sebelumnya. Kepemimpinan bukan hal baru baginya, sebab hal itu sudah mengalir alami.
Tak hanya soal pengalaman, sikap Jordi juga mencerminkan karakter kapten sejati. Ia dikenal sebagai pemain yang profesional, disiplin, dan terbuka pada kritik maupun masukan dari pelatih. Dirinya juga tak segan memberikan motivasi dan arahan kepada pemain lain, terutama saat di lapangan dan ruang ganti.
Perannya sebagai bek tengah juga mendukung kemampuannya mengorganisasi permainan dari belakang. Posisi ini strategis karena memungkinkan dirinya memantau seluruh pergerakan tim dan memberi instruksi dengan lebih efisien. Tidak berlebihan jika Mauricio Souza suatu hari memilihnya sebagai pemimpin di lapangan.
Namun, tantangan Jordi tak ringan. Saat ini, ban kapten Persija masih dipegang oleh Rizky Ridho, palang pintu muda yang juga menjadi kapten Timnas U-23. Ridho adalah simbol regenerasi dan masa depan klub. Dinamika ini akan menjadi pertimbangan matang bagi pelatih dalam menentukan siapa yang paling tepat memimpin di musim baru.
Bukan berarti salah satu harus tersingkir. Bisa jadi, Mauricio Souza memanfaatkan dua karakter pemimpin tersebut secara bersamaan. Ridho tetap jadi kapten utama, sementara Jordi mengambil peran sebagai kapten kedua atau pemimpin senior di dalam tim. Sinergi ini justru bisa memperkuat kohesi skuad secara keseluruhan.
Baca Juga
-
Erick Thohir Akui Belum Ada Kandidat Kuat untuk Pelatih Timnas Indonesia
-
Sebulan Menikah, Amanda Manopo dan Kenny Austin Segera Punya Momongan!
-
Mental Baja! Hokky Caraka Tetap Targetkan Medali Emas di di SEA Games 2025
-
Sempat Kandas, Dara Arafah dan Rehan Mubarak Resmi Bertunangan
-
Inara Rusli Terseret Isu Orang Ketiga, Reaksi Mantan Mertua Jadi Sorotan
Artikel Terkait
-
Mauricio Souza Beri Sinyal Duetkan 'Pentolan' Timnas Indonesia di Persija Jakarta
-
Pelatih Persebaya Surabaya Jajal Kemampuan Semua Pemain saat Laga Uji Coba
-
Lebih dari Bek Tengah: Jordi Amat, Pembawa Aura Juara di Persija Jakarta?
-
Datangkan Fabio Calonego, Komposisi Skuad Persija Jakarta Makin Mewah
-
Sempat Dikabarkan Jalin Kontak, 2 Alasan Ini Bisa Bikin Thom Haye Urung Merapat ke Persija
Hobi
-
SEA Games 2025 dan Target Medali Perak yang Terlalu Rendah bagi Timnas Indonesia U-22
-
Erick Thohir Akui Belum Ada Kandidat Kuat untuk Pelatih Timnas Indonesia
-
Beda dari Patrick Kluivert, Giovanni van Bronckhorst Sosok Pelatih Ideal?
-
Syed Modi India Internasional 2025: PBSI Ungkap Alasan Mundur Prifad dan Bagas
-
Nova Arianto Jadi Pelatih Timnas U-20, Anggota PSSI Ini Justru Protes Keras
Terkini
-
Cerita Kiki Eks CJR Harus Jadi Tulang Punggung Keluarga di Usia Sangat Muda
-
Ulasan Film Korea Mantis: Ketika Pembunuh Bayaran Jadi Pekerjaan Tetap
-
Na In-woo dan Shin Hye-sun Diincar Reuni dalam Drama Korea 1/24
-
Siapa Ira Puspadewi? Eks Dirut ASDP yang Kini Menunggu SK Rehabilitasi
-
Jungkook BTS Comeback Jadi Chef! Resep Barunya Dibagikan Lewat Live Weverse