Grand Prix Ceko 2025 akhir pekan kemarin berlangsung sangat menegangkan serta menghadirkan banyak peristiwa di luar prediksi. Salah satu hal yang paling menyita perhatian publik adalah performa para pembalap Ducati yang terlihat kurang maksimal dibanding biasanya.
Khususnya dalam balapan utama, di mana hanya ada dua pembalap Ducati yang berhasil finis di sepuluh besar. Marc Marquez yang sukses menjadi juara dan berdiri di podium teratas dan Pecco Bagnaia yang finis di posisi keempat.
Sisanya, performa pembalap Ducati tidak terlalu signifikan. Fermin Aldeguer yang sempat diharapkan mampu menembus persaingan papan atas, harus puas finis di posisi kesebelas.
Kemudian, Fabio Di Giannantonio yang terlempar jauh ke posisi enam belas dan tidak mampu berbuat banyak untuk menembus zona poin besar. Sedangkan Alex Marquez gagal menyelesaikan balapan karena mengalami insiden jatuh.
Kejadian seperti ini memang biasa terjadi di MotoGP karena apa pun bisa terjadi, tapi kondisi ini tentu menimbulkan berbagai reaksi dari para penggemar MotoGP, terlebih kita sudah terbiasa melihat dominasi Ducati yang kerap menyapu bersih atau mendominasi posisi sepuluh besar. Hal ini kemudian menimbulkan tanda tanya besar, apakah Ducati mulai sedikit demi sedikit tertinggal dari rival mereka?
Manajer umum Ducati, Gigi Dall’Igna, tak menutup mata melihat fakta bahwa hanya satu motor Ducati yang naik podium. Meski demikian, jika dilihat secara keseluruhan musim ini, Ducati masih mendominasi persaingan MotoGP.
Tiga besar klasemen saat ini masih diisi oleh pembalap bermesin Ducati, yaitu Marc Marquez di puncak klasemen, diikuti oleh Alex Marquez dan Pecco Bagnaia.
Selain itu, Marc Marquez telah mencatatkan delapan kemenangan di balapan utama dan sebelas kemenangan di sesi sprint race, membuktikan bahwa Ducati tetap menjadi pabrikan yang paling superior sejauh ini.
Namun, Gigi Dall’Igna bukanlah sosok yang mudah berpuas diri hanya karena statistik dan capaian sementara. Ia sadar benar bahwa musim ini tim-tim rival mendapatkan keuntungan dari aturan konsesi, memungkinkan mereka melakukan pengembangan yang lebih cepat daripada Ducati.
Terbukti, di GP Ceko kemarin hampir semua pabrikan masuk ke 10 besar, mulai dari Aprilia (Marco Bezzecchi, Raul Fernandez, Jorge Martin), KTM (Pedro Acosta, Brad Binder, Pol Espaegaro), dan Yamaha (Fabio Quartararo, Jack Miller). Kalau Joan Mir tidak mengalami crash karena disenggol oleh Alex Marquez, maka Honda juga akan termasuk di dalamnya.
"Sejauh ini, musim ini sangat positif, tapi keunggulan yang kami miliki perlahan menipis, jadi saya pikir sudah waktunya untuk kembali belajar. Semua tim lain punya lebih banyak konsesi daripada kami, mulai dari jumlah ban untuk mengembangkan motor dan sebagainya." ujar Dall'igna, dilansir dari laman GPOne.
Bagi Gigi, celah sekecil apa pun tidak boleh diabaikan, karena jika dibiarkan akan berubah menjadi ancaman besar di paruh kedua musim.
Itulah sebabnya, ketika para pembalap dan kru memanfaatkan liburan musim panas tiga pekan ini untuk beristirahat sejenak dan menyegarkan pikiran, Gigi justru memilih untuk terus bekerja keras di markas besar Ducati.
"Para rival kami sudah menunjukkan kemajuan, jadi menurut saya lebih baik kembali bekerja daripada memikirkan liburan," tambahnya.
Dia ingin memastikan saat MotoGP kembali bergulir, Ducati mampu tampil lebih kompetitif, menutup semua celah yang berpotensi dimanfaatkan tim lain, serta memperkuat dominasi mereka di lintasan. Baginya, tidak ada kata puas, karena rival akan selalu mencari cara untuk menyalip di balapan-balapan berikutnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
MotoGP Catalunya 2025: Perayaan Juara Dunia Tak Akan Terjadi di Misano
-
Sprint Race MotoGP Catalunya 2025: Alex Marquez Giveaway Medali Kemenangan
-
Terdepak dari Pramac, Miguel Oliveira: Keputusan Ini Mengejutkan Saya
-
CEO MotoGP Enggan Hentikan Marc Marquez yang Dianggap 'Terlalu Mendominasi'
-
Puasa Menang Sejak 2019, Bisakah Marc Marquez Raih Poin Penuh di MotoGP Catalunya?
Artikel Terkait
-
Kerap Jatuh saat Balapan, Joan Mir Makin Akrab dengan Gravel dan Marshal
-
Unggul 100 Angka, Marc Marquez Bisa Kunci Gelar di Kandang Valentino Rossi?
-
Dua Pembalapnya Tampil Fantastis, Apa Langkah Aprilia Selanjutnya?
-
Tak Ada Solusi, Pecco Bagnaia Yakin Ducati Tak Akan Atasi Masalah Rem Lagi
-
Kesan Jorge Martin Kembali ke MotoGP, Kalem dan Lebih Bijaksana
Hobi
-
Kronologi Jay Idzes Ngamuk di Laga Timnas Indonesia vs Lebanon, Mengapa?
-
Kualifikasi AFC U-23, Rafael Struick dan Kenangan Manis Lawan Korsel yang Bakal Sulit Terulang
-
Timnas Indonesia vs Lebanon: Mandul Meski Mendominasi? PR Besar Menanti Kluivert!
-
Bukan Sekadar 5 Lawan 5, Ada Misi Besar di Lapangan Futsal Axis Nation Cup
-
Tiap Tim Memang Punya Strategi Formasi Futsal yang Berbeda
Terkini
-
Dito Ariotedjo Dicopot dari Menpora, Nama Puteri Anetta Komarudin Mencuat Jadi Pengganti
-
4 Potret 'Merakyat' Purbaya Yudhi Sadewa: Sisi Lain Menkeu Baru, dari Naik Bajaj hingga Pecel Lele
-
Racun di Atas Awan: Mengenang Kembali Tragedi Pembunuhan Munir di September Hitam
-
Sinopsis Those Flowers, Drama China Terbaru Wu Jin Yan dan Jiang Shu Ying
-
4 Rekomendasi Toner Ekstrak Pepaya, Rahasia Kulit Glowing dan Cerah Alami