Ujian yang sebenarnya kini tengah menanti Timnas Indonesia dan sang pelatih, Patrick Kluivert di laga FIFA matchday kedua melawan Lebanon. Setelah berhasil menghancurkan tim lemah China Taipei dengan setengah lusin gol, Pasukan Garuda kini harus berhadapan dengan lawan yang memiliki kualitas beberapa tingkat di atas lawan pertama mereka di tanggal 5 September lalu.
Bukan hanya berada di atas level China Taipei yang dibungkam enam gol tanpa balas oleh Timnas Indonesia di laga uji coba pertama lalu, level Lebanon sendiri juga dapat dikatakan sedikit berada di atas level Timnas Indonesia. Pasalnya, jika kita merujuk pada peringkat FIFA terbaru, posisi Lebanon saat ini masih berada di atas skuat Garuda.
Laman Suara.com (8/9/2025) menginformasikan, tim yang berasal dari kawasan Asia Barat tersebut saat ini berada di peringkat ke-112 dunia, yang mana posisi tersebut terpaut 6 tangga dari Indonesia yang saat ini masih berada di posisi ke-118 dunia dalam rilisan peringkat resmi FIFA.
Sudah Waktunya Patrick Kluivert Turunkan Kekuatan Terbaik
Bertarung melawan Lebanon yang secara kualitas jauh lebih baik daripada China Taipei, tentunya Patrick Kluivert sudah harus mampu membaca kondisi lapangan. Jika di laga pertama lalu dirinya masih bisa dengan bebas bereksperimen demi mencari level mix and match para pemainnya, tentu di laga melawan Lebanon ini pelatih berkebangsaan Belanda tersebut tak bisa sebebas di laga pertama lalu.
Terlebih lagi, dengan status laga antara Indonesia melawan Lebanon yang merupakan laga resmi FIFA dan berimbas pada penambahan serta pengurangan poin, maka mau tak mau coach Patrick harus mempertimbangkan untuk menurunkan pasukan terbaiknya sedari awal laga dimulai.
Jika kita berkaca pada laman match report transfermarkt.com di pertarungan melawan China Taipei lalu, coach Patrick memang kedapatan menurunkan banyak pemain yang secara status bukanlah pemain andalannya.
Seperti misal, di lini pertahanan, nama-nama besar yang kerap mengisi sebelas pertama di era kepelatihannya sekelas Jay Idzes, Kevin Diks maupun Calvin Verdonk justru tak terlibat di laga tersebut dan digantikan oleh Shayne Pattynama, Jordi Amat serta Yakob Sayuri.
Praktis, di sebelas pertama melawan China Taipei, hanya Rizky Ridho saja pemain andalan eks pemain Barcelona itu di lini pertahanan.
Demikian halnya dengan komposisi lini tengah. Tak ada nama pemain sekaliber Thom Haye maupun Joey Pelupessy di laga melawan China Taipei tersebut. Yang ada justru nama pemain anyar tapi lawas Marc Klok, yang dipadukan denga Nathan Tjoe-A-On, serta Eliano Reijnders yang semenjak Patrick Kluivert mengambil alih kursi kepelatihan Timnas Indonesia, lebih kerap dia turunkan sebagai pemain pengganti.
Dan tak berbeda dengan dua lini sebelumnya, lini serang pun tak luput dari eksperimen yang dilakukan oleh Patrick Kluivert di laga FIFA matchday pertama lalu. Tak adanya Ole Romeny, membuat Kluivert lebih memilih untuk menurunkan Sananta, dipadu dengan Beckham Putra di kiri dan Egy Maulana Vikri di kanan.
Meskipun tujuan dari eksperimen yang dilakukan oleh Kluivert tersebut sangatlah mulia, yakni untuk mencari pemain yang paling pas untuk skema yang dikembangkannya, namun untuk laga melawan Lebanon ini, hal tersebut seharusnya tak lagi dilakukan.
Ingat, tujuan dari digelarnya FIFA matchday ini adalah untuk menemukan komposisi dan kekuatan terbaik Timnas Indonesia sebelum mereka bertarung di ronde keempat babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bulan Oktober mendatang.
Jika sisa satu laga ini tak benar-benar dimanfaatkan oleh Kluivert untuk menurunkan kekuatan terbaik berdasarkan analisa yang dilakukannya, tentu tujuan awal dari agenda FIFA matchday yang telah jauh-jauh hari dirancang oleh PSSI ini tak akan tercapai bukan?
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Laga FIFA Matchday Lawan Lebanon dan Misi Pasukan Garuda Jaga Rekor Manis Ronde Ketiga
-
Rekap Wakil ASEAN di Matchday 2 Kualifikasi AFC U-23: 3 Tim Sukses Puncaki Klasemen
-
Fakta Unik Makau, Koloni 442 Tahun Portugal yang Timnasnya Tak Warisi Kehebatan Os Navegadores
-
Antarkan Pesta Gol atas Makau, Skema Gerald Vanenburg Berpotensi Tak Efektif Lawan Korea Selatan
-
Kualifikasi AFC U-23: Kemenangan Besar atas Makau yang Terbantu Error Pemain Lawan
Artikel Terkait
-
Menunggu Racikan Pamungkas Kluivert di Timnas Indonesia vs Lebanon, Bule Depok Kembali Starter?
-
Laga FIFA Matchday Lawan Lebanon dan Misi Pasukan Garuda Jaga Rekor Manis Ronde Ketiga
-
Bukan Kaleng-kaleng! 3 Monster Lebanon Senilai Rp106 Miliar Siap Teror Gawang Timnas Indonesia
-
Perbandingan Harga Pasaran Pemain Timnas Indonesia vs Lebanon, Siapa Paling Mahal?
-
Miliano Jonathans Ungkap Alasan Pilih Timnas Indonesia Ketimbang Belanda
Hobi
-
Laga FIFA Matchday Lawan Lebanon dan Misi Pasukan Garuda Jaga Rekor Manis Ronde Ketiga
-
Max Verstappen Tak Terbendung, Red Bull Kembali Juara di GP Italia 2025
-
Rekap Wakil ASEAN di Matchday 2 Kualifikasi AFC U-23: 3 Tim Sukses Puncaki Klasemen
-
Gerald Vanenburg Sebut Korea Tak Lebih Baik dari Indonesia, Blunder Fatal?
-
MotoGP Catalunya 2025: Perayaan Juara Dunia Tak Akan Terjadi di Misano
Terkini
-
Bertajuk Arcadia, Chen EXO Umumkan Tanggal Comeback Album Solo Terbaru
-
Isu PHK Massal Gudang Garam Mencuat di Tengah Laba Terus Menurun: Apa yang Sebenarnya Terjadi?
-
Dari Demajors Hingga Kontroversi Freeport: Siapa Sebenarnya Kiki Ucup, Dalang di Balik Pestapora?
-
Viral Foto Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Ini Klarifikasi Lengkapnya
-
Warisan Hijau Paus Fransiskus: Vatikan Buka Sekolah Pertanian Berkelanjutan Pertama