Dalam laga FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo pada Senin (8/9/2025) malam, sorotan juga tertuju ke permainan keras dan strategi bertahan ekstrem yang diterapkan tim tamu.
Bahkan, Mohamad Haidar selaku kapten Lebanon pun secara terbuka mengakui penggunaan trik kotor dan menyampaikan permintaan maaf atas cara bermain timnya yang kontroversial.
Pertandingan ini menyisakan kekecewaan bagi suporter Indonesia yang menyaksikan langsung perjuangan skuad Garuda. Meski mendominasi laga dan menciptakan sejumlah peluang, Timnas Indonesia gagal menembus lini pertahanan Lebanon yang sangat disiplin dan tertutup rapat.
Sejak awal laga, Lebanon memainkan strategi defensif total yang sering disebut 'parkir bus', dengan menumpuk banyak pemain di lini belakang. Pendekatan ini jelas menyulitkan serangan Indonesia yang dipimpin oleh lini tengah baru hasil eksperimen pelatih Patrick Kluivert.
Tak hanya bertahan, Lebanon juga terlihat melakukan sejumlah tindakan yang memperlambat tempo permainan, termasuk mengulur waktu, melakukan pelanggaran keras, dan beberapa insiden kecil yang memancing emosi pemain Indonesia. Alhasil, tim tamu diganjar lima kartu kuning dalam satu pertandingan.
Usai pertandingan, Mohamad Haidar meminta maaf kepada publik Indonesia. Dalam konferensi pers, ia menyebutkan bahwa apa yang dilakukan timnya hanyalah bagian dari strategi bertahan dalam sepak bola, meskipun mengakui hal itu mungkin terlihat tidak sportif.
"Mohon maaf atas apa yang terjadi dalam pertandingan. Inilah sepak bola. Kami tidak ingin membuat masalah dengan siapa pun di dalam lapangan," ucap Haidar kepada awak media, sebagaimana menyadur Antara News hari Selasa (9/9/2025).
Ia juga menyampaikan harapannya agar Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026 mendatang. Namun dalam pernyataannya, Haidar juga melontarkan komentar menarik yang menyiratkan bahwa Timnas Indonesia pun tidak akan ragu memakai trik kotor serupa jika menghadapi lawan yang lebih kuat di masa depan.
Kapten Lebanon Sebut Timnas Indonesia juga Lakukan Trik Kotor Apabila Bertemu Tim Lebih Kuat
Haidar menyebut bahwa ketika Indonesia bertemu dengan tim-tim kelas dunia seperti Brasil atau Argentina, situasinya akan sangat mirip. Ia meyakini bahwa tim Garuda akan menerapkan strategi defensif ketat, bahkan mungkin ikut mengulur waktu seperti yang dilakukan Lebanon malam itu.
“Kita lihat nanti saat kalian bertemu tim-tim seperti Argentina atau Brasil, pasti akan sama seperti sekarang kami bermain melawan Indonesia,” kata Haidar.
Ia melanjutkan, bahwa dalam kondisi seperti ini, semua tim akan mengesampingkan filosofi menyerang dan bermain pragmatis demi hasil.
“Anda akan bermain dengan formasi 5-3-2 atau 5-4-1, mengulur waktu, dan mencoba bertahan total, sama seperti yang kami lakukan malam ini,” ungkapnya.
Komentar Haidar tentu saja memicu reaksi beragam. Di satu sisi, ia tampak realistis melihat kondisi permainan modern. Namun di sisi lain, pernyataannya terkesan menggeneralisasi dan menyamakan pendekatan Lebanon dengan potensi strategi Indonesia.
Kendati begitu, dari sudut pandang taktikal, permainan Lebanon memang efektif menahan gempuran Timnas Indonesia yang turun dengan banyak perubahan dalam susunan pemain. Pelatih Patrick Kluivert melakukan rotasi signifikan, menurunkan Jay Idzes dan Kevin Diks di posisi bek tengah, serta Calvin Verdonk dan Joey Pelupessy sebagai double pivot.
Perubahan ini menghasilkan penguasaan bola yang dominan dari Timnas Indonesia, namun serangan mereka menjadi kurang tajam. Di babak pertama, nama-nama seperti Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans dipercaya mengisi lini depan, namun kombinasi mereka belum solid.
Sementara itu, Lebanon sendiri cukup puas dengan hasil imbang ini. Sebelumnya, mereka menang 1-0 atas Qatar dan kini mampu menahan tuan rumah Indonesia yang tampil dengan kekuatan penuh.
“Kami bermain sangat baik dari segi taktik. Liga kami belum mulai, kami masih dalam fase pramusim, jadi hasil ini sangat positif untuk kami,” tutup Haidar dalam sesi konferensi pers.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
ENHYPEN Dikabarkan Comeback 16 Januari 2026, Siap Perluas Pasar Global?
-
Penantian Berakhir, Drama Kim Seon Ho dan Go Youn Jung Siap Guncang Awal Tahun 2026
-
Yakob Sayuri Jadi Korban Rasisme, PSSI Didesak Ambil Tindakan Tegas!
-
Indra Sjafri Ungkap Biang Kerok Kekalahan Memalukan atas Filipina, Ada Apa?
-
Kunjungi Baby Andrew, DJ Bravy Bantah Rumor Balikan dengan Erika Carlina
Artikel Terkait
-
Jawab Kritik Gerald Vanenburg Soal Kompetisi U-23, PSSI Kebingungan
-
Rapor Timnas Indonesia 9 Bulan Dilatih Patrick Kluivert: Cuma Menang 3 Kali
-
Vanenburg Pasang Alibi Usai Timnas Indonesia U-23 Gagal Total, Singgung Hak Istimewa STY
-
Penyebab Gerald Vanenburg Salahkan Fisik Pemain Timnas Indonesia U-23 Gagal Lolos Piala Asia 2026
-
Gagal Lolos ke Piala Asia U-23, Jadi Ironi Skuad Garuda saat Jumpa Korea Selatan
Hobi
-
SEA Games 2025 dan Potensi Main Mata Malaysia-Vietnam untuk Singkirkan Pasukan Garuda Muda
-
Meski Sukses di Kanada, John Herdman Tak Cocok untuk Melatih Timnas Indonesia! Tahu Alasannya?
-
Filipina U-22, SEA Games 2025 dan Potensi Besar Pengulangan Rekor The Azkals di Piala AFF 2010
-
Yakob Sayuri Jadi Korban Rasisme, PSSI Didesak Ambil Tindakan Tegas!
-
Indra Sjafri Ungkap Biang Kerok Kekalahan Memalukan atas Filipina, Ada Apa?
Terkini
-
Cantik Itu Luka: Mengapa Orang Rupawan Juga Bisa Jadi Korban Bullying?
-
Ulasan Buku "Brothers", Kenangan Kecil untuk Mendiang Sang Adik
-
Intip Sinopsis Film Timur yang Gaet Penjual Burger untuk Perankan Prabowo
-
Nasib Malang Perempuan Nelayan: Identitas Hukum yang Tak Pernah Diakui
-
4 Rekomendasi Body Lotion Kolagen, Bikin Kulit Tetap Kenyal dan Glowing!