Kegagalan Timnas Indonesia U-23 di bawah asuhan pelatih Gerald Vanenburg pada dua event mayor yang mereka jalani, memantik sebuah alarm peringatan bagi Timnas Indonesia senior yang kini dilatih oleh Patrick Kluivert.
Sepertimana dilansir laman Suara.com (10/9/2024), setelah gagal merengkuh gelar juara di Piala AFF U-23 pada bulan Juli lalu, Kadek Arel Priyatna dan kolega akhirnya juga gagal memenuhi target yang dibebankan oleh PSSI, yakni lolos ke putaran final Piala Asia U-23 tahun depan.
Gagalnya Skuat Garuda Muda, tentunya menjadi sebuah pelajaran berharga bagi senior mereka yang akan mengarungi kerasnya ronde keempat babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada bulan Oktober mendatang.
Alasan utamanya adalah, secara garis besar, pakem permainan yang dikembangkan oleh Gerald Vanenburg di Timnas Indonesia U-23 dan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia senior, memiliki banyak kesamaan.
Dalam berbagai rilisan statistik pertandingan kedua kesebelasan, baik Vanenburg di Skuat Garuda Muda maupun Kluivert di Timnas Utama, keduanya memainkan sepak bola berbasis ball possession serta cenderung memaksakan untuk menusuk melalui sayap-sayap serang.
Memang, pakem ini sangat efektif ketika Timnas Indonesia berhadapan dengan tim-tim yang memiliki kualitas di bawah mereka. Namun sayangnya, dari dua event yang diikuti oleh Timnas U-23 dan laga-laga yang telah dijalani oleh Timnas Indonesia senior, pakem permainan seperti itu sangat tidak berjalan ketika mereka bertemu dengan tim yang memiliki kualitas permainan setara atau yang permainannya berada di atas level mereka.
Seperti contoh, ketika Timnas Indonesia U-23 kesulitan saat menjebol pertahanan grendel, Timnas Laos U-23, Malaysia U-23, Filipina U-23, Thailand U-23, Vietnam U-23 dan kepayahan saat bersua Korea Selatan, kaka tingkat mereka di Timnas Indonesia senior pun merasakan hal yang sama.
Identik dengan sang adik yang berhasil menampilkan permainan dominan atas lawan-lawannya di atas, Yakob Sayuri dan kolega di Timnas Indonesia senior juga tak berkutik ketika menghadapi tim sekelas Lebanon, yang mana meskipun peringkat FIFA mereka terhitung lebih tinggi, namun tidak demikian halnya dengan komposisi pemain yang mereka miliki.
Sehingga, hal ini harus segera dicermati oleh Kluivert dan tim kepelatihannya. Pasalnya, pakem permainan yang mereka kembangkan, sejauh ini belum terlihat efektif saat berjumpa dengan tim yang berlevel setara dan tak berjalan dengan maksimal.
Bahkan jika Skuat Garuda Senior tak banyak variasi dalam bermain, bukan tak mungkin nasib minor seperti sang adik tingkat juga akan menggelayuti mereka di pertandingan penentuan pada bulan Oktober nanti.
Baca Juga
- 
                      
              Persib dan Dewa United Sama-Sama Bertarung di Level Asia, Siapa yang Lebih Berpeluang Juara?
- 
                      
              Usaikan Rangkaian Laga Uji Coba, Timnas Indonesia Miliki Modal Cukup Apik Menuju Piala Dunia U-17
- 
                      
              PSSI dan Timnas Indonesia Kini: Ajang Pertarungan Kaum Elit Borjuis vs Suporter Proletarian
- 
                      
              Putusan FIFA kepada 7 Pemain Malaysia dan Keadilan Nyata yang Dinanti Publik Sepak Bola Vietnam
- 
                      
              Alumnus Tim-Tim Besar, Seberapa Mengerikan Jude Soonsup-Bell Penyerang Anyar Timnas Thailand?
Artikel Terkait
- 
                
              Pemain Abroad Timnas Indonesia Pulang Kampung Gabung Klub Championship Persikad Depok
- 
                
              Ancaman Serius! Pelatih Set Piece Arsenal Gabung Arab Saudi Jelang Lawan Timnas Indonesia
- 
                
              Thom Haye Ceritakan Kondisi Ruang Ganti Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 
                
              Dipinjamkan ke AS Trencin, Baiknya Marceng Belajar dari Perjalanan Calvin Verdonk
- 
                
              Rapor 3 Pemain Timnas Indonesia di Liga Top Eropa, Jay Idzes Raih Hasil Positif
Hobi
- 
                      
              Persib dan Dewa United Sama-Sama Bertarung di Level Asia, Siapa yang Lebih Berpeluang Juara?
- 
                      
              Usaikan Rangkaian Laga Uji Coba, Timnas Indonesia Miliki Modal Cukup Apik Menuju Piala Dunia U-17
- 
                      
              Indra Sjafri Diyakini Bakal Pertahankan Medali Emas SEA Games 2025, Mengapa?
- 
                      
              Calvin Verdonk Ungkap Luka Mental Skuad Garuda Usai Gagal ke Piala Dunia
- 
                      
              Jadwal Laga Perempat Final Hylo Open 2025, Jaga Asa Lima Wakil Indonesia
Terkini
- 
           
                            
                    
              5 Rekomendasi Anime Terbaik yang Mengajarkan Strategi Bisnis dan Negosiasi
- 
           
                            
                    
              Ekonomi Bahasa Gen Z! Galgah Adalah Shortcut Anti-Ribet Komunikasi
- 
           
                            
                    
              Diangkat dari Kisah Nyata, Dead Man's Wire Rilis Trailer yang Menegangkan
- 
           
                            
                    
              Marriage Is Scary: Kita Takut Menikah, atau Takut Tidak Bahagia?
- 
           
                            
                    
              Protein Ekstra atau Kontaminasi? Kasus Ulat di Menu MBG Bangkalan