Hikmawan Firdaus | .Totok Suryanto.
Laga Axis Nation Cup 2025 (galery/anc.axis.co.id)
.Totok Suryanto.

Dua puluh lima tahun lalu aku sempat meragukan perkembangan futsal. Pikirku, sebagai olahraga yang identik dengan sepak bola semestinya futsal dimainkan di zona khusus bukan di sembarang tempat, sementara arena yang tersedia untuk menampung permainan bola bundar ini masih minim dan jauh dari ekspektasi.

Alhasil banyak para peminat futsal memanfaatkan lapangan terbuka yang sempit atau area publik seperti taman bermain sebagai tempat untuk menyalurkan hobi mereka. Dengan media bola plastik mereka menikmati permainan di atas lantai keramik, atau permukaan beton.2 Seperti kompetisi AXS Nation Cup 2025, yang bisa kalian cek informasi lebih lanjutnya di anc.axis.co.id atau axis.co.id.

Dalam tinjauan teknis, lapangan yang tidak standart dapat mengurangi performa para pemain atau menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya cedera serius akibat terpeleset permukaan yang keras dan licin, sementara pemanfaatan area publik rentan menimbulkan konflik sosial ringan.

Berbagi bahkan kadang-kadang harus berebut zona area bermain antara kaum muda yang ingin bermain futsal dengan penggemar bola volly, ibu-ibu penggemar senam aerobik, atau balita yang ingin bermain ayunan di taman kota adalah potret kebersamaan yang lucu sekaligus bikin malu. 

Penggunaan bola yang tidak sesuai spesifikasi sering kali mengurangi makna historis dari permainan futsal itu sendiri. Lahirnya diksi futsal hanya merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri untuk mengemas sebuah permainan bola plastik yang memiliki karakteristik ringan, sulit diantisipasi, dan gampang kempes agar terdengar lebih keren di telinga.

Seiring waktu berjalan keraguanku terjawab ketika pertumbuhan bangunan permanen untuk lapangan futsal mulai berkembang di beberapa tempat. Dengan desain bangunan terbuka, semi tertutup, atau tertutup, lapangan-lapangan futsal tersebut bisa menampung hasrat para pecinta futsal di kotaku yang berhawa dingin.

Hampir setiap minggu arena olahraga ini sering dikunjungi dan dibasahi oleh keringat para pelajar, mahasiswa, dan penggemar futsal untuk berlatih atau mengadakan kompetisi internal bersama rekan sesama tim, kolega, teman kuliah, atau komunitas futsal yang ada sebagai lawan tanding mereka.

Sekarang olahraga ruang sempit ini semakin berkembang. AXIS bersama Kemenpora menggelar turnamen futsal antar SMA bertajuk AXIS Nation Cup 2025 yang diikuti oleh para pelajar dari beberapa kota di Indonesia sesuai dengan syarat dan ketentuan yang tertera pada laman anc.axis.co.id.

Di dalam gedung representatif yang didominasi oleh warna ungu sebagai simbol identitas resmi milik axis.co.id, acara diselenggarakan secara marathon. Dilandasi sportivitas tinggi, tampak para petarung bola bundar ini sangat antusias mengikuti seluruh sesi pertandingan dengan menunjukkan performa terbaiknya.

Di atas lapangan berstandart FIFA dengan lantai interlock atau rubber yang relatif aman jika dibandingkan dengan lantai beton atau keramik, setiap pemain bisa lebih efektif melakukan manuver untuk mengejar dan menggiring bola futsal dengan pantulan rendah yang lebih mudah diantisipasi ketimbang bola plastik.

Memakai sepatu futsal tanpa pul, pemain depan seperti pivot yang dibantu oleh flank sebagai motor serangan yang terlihat cermat dalam berbagi bola dari sayap kiri dan kanan tampak agresif menyerang. Dengan atau tanpa deker pelindung tulang kering, para pemain tampak percaya diri menggiring bola menuju zona teritorial lawan.

Pada lini belakang kiper sebagai penjaga gawang yang dibantu oleh anchor sebagai pengatur serangan siaga penuh di depan gawang untuk menghambat pergerakan lawan dalam mencetak goal. Dengan atau tanpa elbow pad pelindung siku, fingertape pelindung jari, atau knee pad pelindung lutut, kiper yakin akan dapat menahan setiap serangan yang datang.

Dari tribun sesekali terdengar sorak sorai dan teriak penonton mengiringi setiap sesi tanding yang mereka saksikan. Tribun ini bukan sekadar menjadi tempat duduk bagi penonton yang menyaksikan jalannya pertandingan saja tetapi juga memiliki fungsi ganda sebagai panggung adu kreativitas para supporter.

Berdiri di atas shaf undakan tribun dengan memakai kostum simpel dan modis gaya anak muda, para supporter meneriakkan yel-yel kreatif dalam versi mereka untuk memberikan dukungan mental psikologis bagi tim favoritnya dalam merebut status juara sekaligus untuk memenangkan lomba yang diikutinya.

Suasana gedung berubah menjadi sejuk dan cair ketika pada sesi lain di lapangan yang biasanya diisi oleh performa maskulin  dari pemain futsal putra tersebut disiram oleh performa feminin dari peserta lomba yang menyuguhkan sejumlah tarian tradisional klasik atau tarian modern kontemporer untuk memenangkan kategori lomba dance putri.

Ketika kompetisi futsal telah usai, tetesan airmata kekalahan dan keringat para juara masih melekat di arena pertandingan. Lapangan futsal telah menjadi saksi bisu bagi terciptanya solidaritas dan kebersamaan yang sanggup menyatukan setiap perbedaan individu serta mereduksi sikap fanatisme kelompok akibat kuatnya letupan perasaan in group dan out group tim.

Selamat bertanding, semoga bermanfaat.