Pil pahit harus ditelan oleh Timnas Malaysia U-17 di babak kualifikasi Piala Asia U-17 edisi 2026 mendatang. Digadang-gadang mampu mengamankan satu tiket ke putaran final turnamen yang dihelat di Arab Saudi tahun depan, Pasukan Harimau Muda justru harus terkapar di pertarungan terakhir.
Kekalahan telak empat gol tanpa balas dari Vietnam yang juga menjadi tuan rumah babak kualifikasi grup C, bukan hanya membuat Malaysia melepaskan poin krusial, namun juga membuat mereka harus mengubur dalam-dalam mimpi untuk tampil di putaran final tahun depan.
Meskipun berhasil menduduki posisi kedua di papan klasemen akhir grup, tapi karena hanya ada satu tim saja dari masing-masing grup yang berhak melaju ke putaran final, maka pada akhirnya Malaysia U-17 harus gigit jari dan bertindak sebagai penonton saja di turnamen tahun depan.
Akan tetapi, jika kita coba untuk analisis lebih mendalam dan kita kaitkan dengan kondisi persepakbolaan Malaysia saat ini, bisa jadi gagalnya Malaysia lolos ke putaran final Piala Asia U-17 edisi 2026 mendatang justru memberikan keuntungan tersendiri.
Pasalnya, dengan ketidaklolosan Malaysia ke Piala Asia U-17 nanti, hal itu berpotensi untuk menghindarkan mereka dari rasa sakit yang lebih mendalam lagi.
Hal ini tentunya tak lepas dari berlarut-larutnya permasalahan yang menimpa FAM selaku induk sepak bola mereka. Berkaitan dengan pertarungan antara FAM melawan FIFA terkait dengan skandal naturalisasi 7 pemain keturunan yang berlarut-larut, induk sepak bola Malaysia tersebut berpotensi untuk mendapatkan hukuman tambahan yang jauh lebih berat dari FIFA.
Bahkan, jika mengacu pada rilisan laman Suara.com (01/12/2025), imbas kasus yang mencoreng kredibilitas FIFA selaku puncak organisasi persepakbolaan dunia tersebut, FIFA berpotensi untuk membekukan FAM, sehingga membuat semua yang berada dalam naungannya akan terkena dampak.
Dan hal inilah yang bisa membuat Timnas Malaysia U-17 sedikit terlipur laranya pasca gagal ke putaran final Piala Asia U-17. Jikapun mereka kemarin berhasil menang melawan Vietnam dan menyegel satu tiket ke Arab Saudi, namun imbas dari dibekukannya FAM oleh FIFA akan membuat mereka urung untuk tampil karena induk sepak bolanya mendapatkan hukuman.
Sehingga hal itu justru membuat Malaysia U-17 akan menjadi jauh lebih sakit. Mereka sudah berupaya sekuat tenaga dalam bertarung, dan berhasil merengkuh satu tiket ke putaran final, namun pada ujungnya harus menepi dan merelakan tempatnya digantikan oleh tim lain gara-gara FAM dibekukan.
Jika kenyataan itu terjadi, tentunya rasa sakit dan kecewa yang mereka rasakan menjadi jauh lebih berkali lipat bukan?
Baca Juga
-
Piala Asia U-17: Malaysia Gagal Lolos, AFC Harusnya Malu Berat karena Hal Ini!
-
Piala Asia U-17 dan Nasib Tragis Malaysia yang Terkudeta dari Kumpulan The Big Four ASEAN
-
Kehadiran Joey Pelupessy dan Potensi Semakin Sempitnya Dapur Pacu Persib Bandung
-
SEA Games 2025 dan Hilangnya Salah Satu Kekuatan Utama Garuda Muda dari Edisi 2023
-
Diumumkan 3 Desember, Apa yang Didapatkan Rizky Ridho Jika Menangi FIFA Puskas Award?
Artikel Terkait
-
Marak Rokok Ilegal di Jakarta, Bea Cukai: Masuk dari Malaysia-China
-
Piala Asia U-17: Malaysia Gagal Lolos, AFC Harusnya Malu Berat karena Hal Ini!
-
Media Malaysia Cemas Sabar/Reza Dipastikan Turun di SEA Games 2025
-
Pelatih Vietnam Kesampingkan Malaysia, Sebut Timnas Indoensia U-22 Rival Kuat di SEA Games 2025
-
Piala Asia U-17 dan Nasib Tragis Malaysia yang Terkudeta dari Kumpulan The Big Four ASEAN
Hobi
-
Legenda Timnas Indonesia Sindir PSSI dan Patrick Kluivert, Mengapa?
-
Piala Asia U-17: Malaysia Gagal Lolos, AFC Harusnya Malu Berat karena Hal Ini!
-
Piala Asia U-17 dan Nasib Tragis Malaysia yang Terkudeta dari Kumpulan The Big Four ASEAN
-
SEA Games 2025: Siapa Saja 4 Pemain Abroad Andalan Timnas U-22?
-
Kehadiran Joey Pelupessy dan Potensi Semakin Sempitnya Dapur Pacu Persib Bandung
Terkini
-
Review Film Riba: Teror Riba yang Merenggut Nyawa Keluarga!
-
Hell's Paradise S2 Tayang Januari 2026, MAPPA Janjikan Aksi Lebih Intens
-
6 Kebiasaan Sederhana untuk Meningkatkan Kekebalan Tubuh Setiap Hari
-
Cancel Culture dan Toxic Call-Out: Edukasi atau Bullying Berkedok Moral?
-
Bupati Tak Menyerah, tapi Sistem Penanganan Bencana Aceh Jelas Kewalahan