Sekar Anindyah Lamase | Rana Fayola R.
Sumardji dalam konferensi pers soal hasil SEA Games 2025. (ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/nz)
Rana Fayola R.

Kabar mengejutkan datang dari tubuh PSSI. Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji, secara resmi memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai manajer seluruh level Timnas Indonesia.

Keputusan ini diambil setelah tugas terakhirnya, yakni mendampingi Garuda Muda di SEA Games 2025 Thailand, berakhir dengan hasil yang mengecewakan.

Pengunduran diri Sumardji sebagai manajer diumumkan dalam jumpa pers di Menara Mandiri II, Jakarta, pada hari Selasa (16/12/2025). Ia menyatakan bahwa tugas dan tanggung jawabnya akan diserahkan kembali kepada Ketua Umum PSSI.

"Saya akan menyerahkan tugas dan tanggung jawab saya sebagai manajer timnas, baik senior dan juga kelompok umur termasuk manajer timnas SEA Games, saya serahkan tugas dan tanggung jawab yang saya emban selama ini kepada Ketua Umum," tuturnya, mengutip Antara News.

Ia berharap, setelah pengunduran dirinya, PSSI dapat segera mencarikan sosok yang paling tepat untuk mengisi posisi tersebut.

"Agar supaya berkaitan dengan manajer timnas ke depan dicarikan sosok paling tepat, paling ikhlas, paling bertanggung jawab," tambahnya.

Sebagai juara bertahan, Timnas U-22 Indonesia gagal total di SEA Games 2025. Mereka tersingkir sangat cepat di babak grup dan gagal menembus semifinal. Kegagalan ini adalah yang pertama sejak edisi 2009.

Lebih jauh, Sumardji tidak memungkiri bahwa hasil di Thailand sangatlah mengecewakan publik sepak bola nasional, terutama karena Tim Merah Putih gagal mempertahankan medali emas yang diraih di Kamboja.

Ia menambahkan, "Saya juga mohon maaf sebesar-besarnya kepada publik berkaitan dengan tidak berhasilnya gelaran SEA Games, kita tidak bisa lolos ke semifinal dan tentu ini sangat menyulitkan serta mengecewakan kita semuanya."

Tanggung Jawab dan Kegagalan Ganda Jadi Alasan

Ketika ditanya mengenai alasan terbesarnya melepas jabatan manajer, Sumardji menjelaskan bahwa keputusan ini telah melalui pertimbangan yang sangat matang. Ia mengakui bahwa tugas seorang manajer tim nasional memiliki beban yang luar biasa besar.

"Apa yang saya sampaikan, saya menyerahkan tugas dan tanggung jawab selama ini jadi manajer timnas baik senior maupun kelompok umur termasuk SEA Games, itu sudah melalui pertimbangan sangat matang," jelasnya.

Sumardji menekankan bahwa alasan pengunduran diri ini didasari oleh pengakuan dirinya terhadap besarnya tanggung jawab yang harus dipikul, terutama dalam memikirkan prestasi tim.

"Dikarenakan saya mengakui bahwa tugas manajer itu sangat-sangat besar. Kenapa? Karena satu, memikul tanggung jawab dan harus memikirkan tentang prestasi,” katanya menjelaskan. “Kalau memikirkan prestasi kan kita berpikirnya jauh sekali, dari hal kecil pun harus kita pikirkan, itu di luar teknis ya.”

Pertanyaan muncul apakah keputusan mundur ini juga berkaitan dengan kegagalan Timnas Senior Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026. Kegagalan ini merupakan pukulan berat, apalagi Garuda mencapai ronde keempat Kualifikasi Zona Asia untuk pertama kalinya.

Dalam kualifikasi tersebut, Timnas Indonesia Senior tersingkir di Ronde Keempat Grup B setelah menelan dua kekalahan telak pada Oktober 2025, yakni 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak. Indonesia finis sebagai juru kunci tanpa poin.

Kegagalan ini disorot karena lini depan yang tumpul dan banyaknya kesalahan bertahan. Menyusul hasil buruk ini, PSSI bahkan telah mengakhiri kontrak pelatih Patrick Kluivert dan stafnya, serta memicu demonstrasi suporter.

Kini, setelah melepaskan jabatan manajer timnas senior dan kelompok umur, Sumardji menyatakan akan fokus penuh pada tugasnya sebagai Ketua Badan Tim Nasional (BTN).

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS