Peternak yang membentangkan poster saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan kerja di Blitar akhirnya diundang ke Istana. Sebelumnya, peternak bernama Suroto itu sempat viral karena membentangkan poster bertuliskan “Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar”.
Suroto membentangkan poster ketika Presiden Jokowi melintas perlahan di Jalan Moh Hatta, Blitar, Jawa Timur, pada 7 Agustus 2021 lalu.
Permasalahan ini ingin menegaskan bahwa Presiden Jokowi beserta jajarannya, diharapkan tidak menunggu viral dulu, baru mau mendengarkan persoalan yang dihadapi rakyat.
Padahal, Presiden Jokowi seringkali melakukan blusukan, sehingga kesempatan tersebut seharusnya dapat menjadi tempat terbaik untuk mendengarkan semua persoalan rakyat.
Sedangkan dalam konteks demokrasi digital, aksi protes yang dilakukan peternak Suroto dengan membentangkan poster dan memancing perhatian publik sudah sangat tepat.
Pasalnya dengan sengaja menjadi pusat perhatian publik tentu akan memancing reaksi publik untuk mengabadikannya lewat konten video. Ini bisa dipastikan bisa viral di media sosial.
Kita tentu paham, bila kekuatan media sosial bisa memancing emosi warganet. Dampaknya tentu konten yang viral akan dapat menjadi opini publik, sebab media mainstream akan ikut untuk menjadikanya berita yang lagi tren.
Meski demikian, harus disadari bahwa kemunculan kritik sosial yang akhir-akhir ini terjadi, membuktikan bahwa masih terjadi kebuntuan saluran aspirasi publik yang seharusnya menjadi tugas utama partai politik. Publik merasa sudah tidak ada lagi saluran yang bisa diharapkan, terkecuali melalui media sosial.
Oleh sebab itu, tidak salah bila publik kemudian mengikuti logika budaya digital yaitu memviralkan aspirasinya. Harapanya tentu agar aspirasi yang dikemas dalam suatu konten akan didengar oleh warganet.
Apabila viral, tentulah publik meyakini bahwa apa yang tengah diperjuangkanya akan semakin didengar oleh Presiden Jokowi. Hal itu terbukti dan membuahkan hasil.
Pasca viral, meskipun harus diamankan oleh Polisi, tapi peternak Suroto akhirnya dapat di undang ke istana oleh Presiden Jokowi.
Tapi terlepas dari semua ini, patut kita apresiasi langkah Presiden Jokowi yang mau mengundang peternak Suroto ke istana. Itu mungkin bisa sebagai bukti Presiden Jokowi tidak “baperan” terhadap kritik rakyat.
Baca Juga
-
Ancaman Sanksi dari PDIP Soal Capres Terkesan Lebay
-
Mengapa Video Santri Tutup Telinga saat Dengar Musik Begitu Viral?
-
Pejabat Negara Makin Kaya Raya Selama Pandemi, Bagaimana Sikap Publik?
-
Partai Demokrat Ditantang oleh Rakyat untuk Menjadi Oposisi?
-
Pantaskah Ganjar Pranowo Disebut Kepala Daerah Paling Partisipatif?
Artikel Terkait
Kolom
-
Sikap Ksatria Rahayu Saraswati, Teladan Integritas dalam Dunia Politik
-
Timnas Gagal Lagi: Proses Tanpa Arah dan Suporter yang Semakin Lelah
-
Sesak Ruang Digital Penuh Komentar hingga Iklan Hasil Deepfake Judi Online
-
Politik Ketakutan: Membungkam Kritik dengan Label Pidana
-
Public Speaking yang Gagal, Blunder yang Fatal: Menyoal Lidah Para Pejabat
Terkini
-
Ironi Nadiem Makarim: Ayahnya, Nono Anwar Makarim, Dikenal sebagai Pengacara dan Aktivis Antikorupsi
-
Kronologi Gen Z Tumbangkan Rezim di Nepal: Dari Blokir Medsos Hingga Istana Terbakar!
-
Dugaan Penggelapan Pajak Raffi Ahmad: Dari Aset Mewah hingga Tudingan Pencucian Uang
-
Jason Fuchs Ditunjuk Jadi Penulis Naskah Film Live-Action My Hero Academia
-
Rizwan Fadilah Bantah Isu Miring soal Penyakit Sule, Ini Faktanya