Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | Dwi Handriyani
Dokumentasi pribadi anak kedua vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun (DocPribadi/whieandri)

Awal tahun 2022 menjadi lompatan penanggulangan Covid-19 yang semakin terkendali. Melalui peningkatan cakupan hingga meluaskan target usia vaksinasi hingga 6-11 tahun, menjadi dasar untuk mewajibkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) diseluruh sekolah disemua jenjang dan perguruan tinggi hingga 100 persen pada Januari 2022.

Hal tersebut dilandasi dengan aturan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang tertuang di dalam (SKB) Mendikbudristek, Menag, Menkes, dan Mendagri Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Alhamdulillah, menjelang PTMT 100% vaksinasi Covid-19 tahap pertama untuk kedua anakku yang berusia menjelang 6,5 tahun dan 11 tahun telah lancar dilaksanakan pada tanggal 27 dan 28 Desember 2021. Adanya perbedaan waktu vaksinasi dari kedua anak tersebut disebabkan anak kedua dilaksanakan 1 hari lebih cepat dari kakaknya dan bertempat di kantor Kementerian Kesehatan karena belum ada kejelasan informasi dari TK-nya, sedangkan si kakak bertempat disekolahnya dan sudah diinformasikan 2 minggu sebelum hari-H.

Selain itu, anak kedua saya juga berkesempatan bisa bertemu dengan Ibu Iriana Jokowi dan Ibu Wury Maruf Amin, bersama dengan para istri menteri yang tergabung didalam “Oase KK”. Excited, mengikuti vaksinasi dikantor ibunya, mendapatkan goodie bag, berfoto dengan cosplay super heroes, dan bertemu ibu-ibu hebat dinegara ini. Wah, kebayang dong ya senangnya dan bisa menjadi pengalaman berharga yang akan diceritakan kepada anak-cucu kelak, hehe.

Dear Parents, sedikit berbagi kiat agar anak-anak usia 6-11 tahun bisa bergembira ria dan sukarela menjalani vaksinasi COVID-19. Simak 3 tips di bawah ini.

1. Yuks Parents, perbanyak literasi dan jangan mau terhipnotis hoaks vaksinasi COVID-19

Di zaman internet sekarang ini begitu mudahnya informasi berseliweran didalam genggaman tangan kita. Hanya dengan menggerakan jempol diatas gawai pintar, cepatnya informasi yang akan kita dapat dari berbagai platform media sosial seperti WA, FB, IG, Youtube, dll.

Mau informasi yang menyayatkan hati, kritis, analitis, bahkan hoaks yang bikin pikiran ini meringis. Nah, untuk vaksinasi anak 6-11 tahun ini, para orang tua dapat update informasi melalui website maupun akun media sosial resmi dari organisasi pengampu penanggulangan Covid-19 di Indonesia seperti Covid19.go.id/lawancovid19_id, Kemenkes RI, BNPB, BPOM, dll.

Jangan mudah percaya informasi yang diterima melalui media sosial. Check and recheck. Bahkan, beberapa media nasional sudah mempunya fact checker untuk verifikasi dan klarifikasi hoaks yang hilir-mudik di gadget kita.

2. Bicarakan dengan lembut kepada anak, pentingnya vaksinasi Covid-19

Pandemi Covid-19 yang akan memasuki tahun ketiga ini merupakan sejarah hidup diseluruh dunia yang bergulat dengan wabah penyakit menular. Protokol kesehatan (prokes) 5 M dan vaksinasi menjadi kata-kata kunci yang akan selalu dikenang seumur hidup. Tak terkecuali, anak-anak yang harus mengalami 2 tahun lebih belajar di rumah. Hingga saat ini, status pandemi belum dicabut dan seluruh lapisan masyarakat pun beradaptasi dan belajar hidup berdampingan dengan coronavirus

Ajakan untuk turut serta vaksinasi Covid-19 kepada anak berusia 6-11 tahun sebisa mungkin disampaikan dengan bahasa yang lembut dan mudah dimengerti anak-anak. Jelaskan kepada para buah hati kita bahwa vaksinasi Covid-19 ini sudah teruji klinis dan aman bagi anak usia 6-11 tahun. Jangan takuti anak-anak dengan bahasa “Awas ya kalau kamu tidak mau divaksinasi. Nanti kamu tidak bisa sekolah” ataupun, informasi-informasi yang tidak jelas dan belum pasti kebenarannya tentang vaksin Covid-19 dan efek sampingnya.

Beritahukan anak bahwa suntikan vaksinasi hanya sakit sedikit, seperti digigit semut kok dan dengan vaksinasi Covid-19 serta selalu patuh menjalankan prokes 5M, diharapkan pandemi ini segera berakhir. Anak-anak bisa kembali ke sekolah dengan sehat, aman, dan ceria. 

3. Siapkan dan perhatikan kondisi anak pada pra, saat, dan pasca vaksinasi Covid-19

Sebelum pelaksanaan vaksinasi, periksa kondisi kesehatan fisik dan mental anak. Apakah sedang demam, flu, diare, ataupun kurang enak badan, jangan memaksakan diri karena merasa diwajibkan dari sekolah. Minta pertimbangan dari sekolah untuk penjadwalan ulang ditempat vaksinasi lain.

Istirahat yang cukup, jangan kelelahan bermain, dan mengonsumsi makanan-minuman yang sehat juga bergizi untuk mempersiapkan diri vaksinasi. Pada saat pelaksanaan, orang tua juga diharapkan dapat mendampingi anak-anak untuk memberi dukungan sekaligus mengobservasi dan segera melapor serta membawa ke fasilitas kesehatan jika terjadi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) atau efek samping vaksin seperti demam, bengkak pada bekas suntikan, diare, muntah, nyeri di tubuh, dll.

Parents, selanjutnya para orang tua juga jangan melupakan tanggal vaksinasi Covid-19 tahap kedua yang tertera di kartu vaksinasi. Pada periode awal, vaksinasi Covid-19 ini, pemerintah menggunakan jenis vaksin Sinovac yang sudah ada Emergency Use Of Authorization (EUA) dari BPOM. Untuk vaksin Sinovac, interval pemberian dosis 1 dan dosis 2 adalah 28 hari serta harus didahului dengan proses skrining kesehatan sesuai dengan format standar yang telah berlaku.

Jadi, para orang tua dan anak-anaknya tidak perlu khawatir ya untuk vaksinasi Covid-19 bagi yang berusia 6-11 tahun. Mari sama-sama kita berpartisipasi aktif dan mensukseskan program vaksinasi anak ini demi Indonesia yang tangguh dan sehat ya.

Dwi Handriyani