Disadur dari britannica.com, Samuel Finley Breese Morse lahir 27 April 1791 di Charlestown, Massachusetts. Dia kuliah di Universitas Yale, di mana dia tertarik pada seni serta listrik. Setelah kuliah, Morse menjadi pelukis. Setelah pindah ke New York pada tahun 1825, ia menjadi pendiri dan presiden pertama National Academy of Design. Dia juga mencalonkan diri untuk jabatan, tetapi dikalahkan dalam kedua kampanyenya untuk menjadi Walikota New York. Sementara itu, Morse mempertahankan minat tetap pada penemuan, mengambil tiga paten untuk pompa pada tahun 1817 dengan saudaranya Sidney Edwards Morse. Baru pada tahun 1832 ia pertama kali tertarik pada telegraf.
Disadur dari samuelmorse.net, Morse yang saat itu sedang bepergian ke Amerika Serikat dari Eropa dengan kapal, dia mendengar percakapan tentang elektromagnetisme yang mengilhami idenya untuk mengembangkan telegraf listrik. Meskipun Morse memiliki sedikit pelatihan listrik, ia menyadari bahwa pulsa arus listrik dapat menyampaikan informasi melalui kabel.
Telegraf, perangkat yang pertama kali diusulkan pada tahun 1753 dan pertama kali dibuat pada tahun 1774, adalah mesin yang tidak praktis hingga saat itu, membutuhkan 26 kabel terpisah, satu untuk setiap huruf alfabet. Sekitar waktu itu, dua insinyur Jerman telah menemukan model lima kabel, tetapi Morse ingin menjadi yang pertama mengurangi jumlah kabel yang digunakan menjadi satu.
Disadur dari history.com, Morse melajutkan pengembangan penemuannya itu dan mengajak dua teman untuk membantunya yakni Leonard Gale dan Alfred Vail. Pada tahun 1838, ia mendemonstrasikan penemuannya menggunakan kode Morse, di mana titik dan garis mewakili huruf dan angka.
Pada tahun 1843, Morse akhirnya berhasil meyakinkan Kongres yang awalnya ragu untuk mendanai pembangunan jalur telegraf pertama di Amerika Serikat, dari Washington, D.C., ke Baltimore. Pada Mei 1844, Morse akhirnya berhasil mengirim pesan telegram resmi pertamanya melalui telepon, dengan pesan: "Apa yang telah Tuhan tempa!"
Selama beberapa tahun berikutnya, perusahaan swasta, menggunakan paten Morse, mendirikan jalur telegraf di sekitar Timur Laut. Disadur dari history.com, pada tahun 1851, Perusahaan Telegraf Percetakan Lembah New York dan Mississippi didirikan; itu kemudian akan berubah nama menjadi Western Union.
Pada tahun 1861, Western Union menyelesaikan jalur lintas benua pertama melintasi Amerika Serikat. Lima tahun kemudian, jalur permanen pertama yang berhasil melintasi Samudra Atlantik dibangun dan pada akhir abad itu sistem telegraf sudah ada di Afrika, Asia, dan Australia.
Karena perusahaan telegraf biasanya dibebankan dengan kata tersebut, telegram menjadi terkenal karena prosa ringkasnya–apakah berisi berita bahagia atau sedih. Kata “berhenti”, yang gratis, digunakan sebagai pengganti suatu periode, yang dikenakan biaya. Pada tahun 1933, Western Union memperkenalkan telegram bernyanyi. Selama Perang Dunia II, orang Amerika menjadi takut melihat kurir Western Union karena militer menggunakan telegram untuk memberi tahu keluarga tentang kematian tentara.
Selama abad ke-20, telegraf sudah berhasil menjadi cikal bakal untuk kemajuan alat komunikasi modern seperti fax, telepon, e-mail. Morse meninggal karena radang paru-paru di New York pada 2 April 1872. Di akhir hidupnya, ia berbagi kekayaannya yang cukup besar melalui hibah ke perguruan tinggi seperti Yale dan Vassar.
Baca Juga
-
Tentukan Budget, Ini 6 Tips Membeli Rumah untuk Pasangan yang Baru Menikah
-
5 Fakta Leptospirosis, Penyakit yang Sudah Memakan Korban Jiwa di Indonesia
-
York adalah Pengkhianat, Ini 5 Fakta Manga One Piece Chapter 1078
-
Ada Mikasa Ackerman, Ini 5 Karakter Wanita Terbaik di Anime 'Attack on Titan'
-
Selamat Hari Perawat Nasional, Ini 5 Fakta Sejarah Perawat di Indonesia
Artikel Terkait
-
Kenapa Prabu Revolusi Dicopot dari Komdigi padahal Baru 3 Bulan Bertugas?
-
Dilantik Budi Arie dan Dicopot Meutya Hafid, Karir Prabu Revolusi Hanya 3 Bulan jadi Dirjen Komdigi
-
Kekayaan Molly Prabawaty, Plt Dirjen Kementerian Komdigi Pengganti Prabu Revolusi
-
Psikologi Komunikasi, Kunci Sukses dalam Berinteraksi
-
Bahasa Gaul di Era Digital: Perubahan atau Kerusakan?
Kolom
-
Sentuhan Guru Tak Tergantikan, Mengapa Literasi Penting di Era AI?
-
Sistem Zonasi Sekolah: Antara Pemerataan dan Tantangan yang Ada
-
Quick Count vs Hasil Resmi Pemilu: Akurasi atau Sekadar Kontroversi?
-
Politik Uang di Pilkada: Mengapa Masyarakat Terus Terpengaruh?
-
Membangun Sikap Kritis dalam Menangkal Ulasan Palsu di Google Maps
Terkini
-
BI Bekali 500 Mahasiswa Jabar Sertifikasi BNSP, Siap Bersaing di Dunia Kerja
-
3 Serum Korea Berbahan Utama Lendir Siput, Ampuh Perbaiki Skin Barrier!
-
Statistik Apik Gustavo Souza, Juru Gedor Baru PSIS Semarang Asal El Savador
-
3 Rekomendasi Produk Ampoule untuk Atasi Jerawat dan Kerutan, Auto Glowing!
-
Fadli Zon Resmikan Museum Kujang, Targetkan Indonesia Pusat Kebudayaan Dunia