Sang juara bertahan Copa Del Rey, Barcelona harus mengakui keungggulan Athletic Bilbao. Pasalnya di babak 16 besar pada Jumat (21/1/2022) dini hari, Blaugrana tak mampu mengimbangi perlawanan Muniain dan koleganya. Sejatinya laga ini cukup sengit, sebab kedua tim harus berlanjut ke perpanjangan waktu 2x 15 menit karena skor 2:2.
Namun nahas bagi Barcelona, skor harus berakhir 3:2 untuk kemenangan Athletic Bilbao. Dengan ini, Barcelona harus tersingkir dan harus merelakan tropi si kuping besar beralih ke tim lain.
Ada apa dengan pasukan Xavi Hernandez tersebut? Menurut penulis, Barcelona sudah mantap dalam hal penguasaan bola. Hanya saja, Los Cules tersebut hanya berani memegang bola di area pertahanan sendiri. Serangannya mudah terbaca oleh Athletic Bilbao.
Barcelona masih belum sepenuhnya berani menerobos dan melakukan umpan atau sodoran berbahaya (tajam) ke area pertahanan Athletic Bilbao. Sekali lagi, Barcelona hanya lihai dalam hal ball possesion. Namun dalam hal shot on target, Bercelona mutlak kalah telak. Apalagi dalam hal serangan yang mematikan. Jelas Bercelona terbelakang dari Athletic Bilbao di babak 16 besar dalam ajang Copa Del Rey itu.
Xavi harus berbenah. Mencari opsi dalam kontesk taktikalnya agar Barcelona tak lagi trauma ketika berada di garis enam belas dan harus meminimalisir bermain nyaman di area sendiri. Taktik yang Xavi Hernandes pasang saat berhadapan dengan Atletic Bilbao di babak 16 besar Copa Del Rey itu seharusnya dijadikan pelajaran bagi Xavi agar Blaugrana tak lagi bertele-tele dan memainkan bolanya di pertahanan sendiri.
Salah satu caranya adalah harus melakukan pendekatan lain agar Abde dan kawan-kawan berani bermain satu dua di area lawan. Ini penting bagi Barcelona untuk melakoni laga-laga selanjutnya. Utamanya di La Liga dan Liga Eropa yang merupakan harapan Cules agar Barcelona juara. Sebab di Liga Champion, Piala Super Spanyol, dan Copa Del Rey, Barcelona sudah nyata keok.
Jika Xavi tak merespon cepat karena taktikalnya kurang sedap, maka jangan heran bila Barcelona menjadi tim mudah menelan kekelahan dan lumbung gol bagi lawan-lawannya.
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
Kolom
-
Aksi Sosial atau Ajang Branding? Menelisik Motif di Balik Amal Publik
-
Tarif Nol, Kedaulatan Hilang: Dilema Tembaga dalam Perjanjian Indonesia-AS
-
Gadget di Sekolah: Ancaman atau Alat Bantu Belajar?
-
Futsal: Metafora Ruang Batin Manusia
-
Amal Tanpa Akar: Kritik terhadap Aksi Sosial Tanpa Dampak Berkelanjutan
Terkini
-
Cara Gampang Cek iPhone Bekas 2025: Jangan Sampai Kena Zonk
-
5 Rekomendasi Film Sambut Akhir Pekan, Ada Smurfs hingga Doraemon
-
Karnaval Kaula Muda 2025: Ketika Gen Z dan Milenial "Debat" Pakai Tawa
-
Review Polite Society, Hubungan Adik-Kakak dengan Komedi dan Aksi Silat
-
Ulasan Buku Kinar & Poco: Kisah Hangat Persahabatan Anak dan Kucing