Bersikap bodo amat mungkin terdengar negatif di telinga kita. Karena bodo amat cenderung dikaitkan dengan sifat keras kepala pada seseorang. Pada dasarnya memang bersikap bodo amat bisa berdampak negatif bagi diri sendiri maupun orang sekitar, jika tidak ditempatkan dengan benar.
Ketika kamu diberi nasehat atau kamu ditegur karen melakukan suatu kesalahan, dan kamu bersikap bodo amat, hal ini bukan sesuatu yang dapat dibenarkan. Sekalipun kamu berdalih bahwa itu hidup kamu dan kamu berhak menjalaninya. Sikap bodo amat yang akan saya bahas pada artikel kali ini adalah sikap cuek atau mengabaikan hal-hal yang bersifat toxic bagi diri kamu.
Mungkin banyak di antara kalian yang sering mendapat cibiran atau kalimat yang tidak mengenakkan di hati. Dalam hal ini, kalimat yang memang tidak pantas untuk diucapkan kepada kalian. Hal seperti ini mungkin sering dialami orang-orang yang kerap menjadi bahan omongan orang lain atau bahkan menjadi bahan perundungan.
Sebagai contoh, seorang pria memanjangkan rambutnya karena dia memang menyukai rambut yang panjang. Barangkali rambutnya lebat, hitam, dan dia sangat menyayangi rambut tersebut. Mungkin banyak orang akan berpendapat bahwa itu tidak baik untuk seorang laki-laki. Hal yang harusnya berambut panjang, kan, perempuan. Hal seperti ini masih kerap terjadi di tengah banyaknya orang-orang yang pemikirannya terlalu sempit.
Lalu, bagaimana mengatasi orang-orang seperti itu? Haruskah membalas ucapan mereka dan mengatakan bahwa mereka tidak mengerti style? Akan sangat sulit untuk membungkam begitu banyak mulut yang mencibir. Hal praktis yang bisa kamu lakukan adalah memanfaatkan kedua tangan untuk menutup telinga.
Perubahan positif memang dipengaruhi oleh adanya kritik atau masukan dari orang sekitar. Namun, jika kritikan atau masukan itu malah menjadi toxic atau terkesan menggurui apa yang kamu lakukan, kamu berhak untuk mengabaikan kalimat-kalimat seperti itu. Dengan demikian, kamu akan lebih fokus dengan apa yang kamu yakini sudah tepat untukmu.
Pada prinsipnya, kamu yang lebih tahu apa yang terbaik untukmu. Kamu boleh menerima saran dan masukan dari orang lain, tetapi jangan sampai kamu hidup di bawah kendali mereka. Tetapkan apa yang menjadi prinsipmu dan singkirkan apa yang menghambatmu bertumbuh.
Jadi, jangan ragu untuk bersikap bodo amat jika lingkungan sekitarmu sudah tidak sehat.
Tag
Baca Juga
-
Tuai Hujatan Karena Menang MCI, Pantaskah Belinda Diperlakukan Demikian?
-
Ulasan Novel Mata dan Rahasia Pulau Gapi, Kental dengan Nilai Sejarah dan Pengabdian
-
Ulasan Novel Rooftop Buddies, Pengidap Kanker yang Nyaris Bunuh Diri
-
Berkaca pada Kasus Bunuh Diri di Pekalongan, Dampak Buruk Gadget bagi Anak
-
Ulasan Novel Mata di Tanah Melus, Petualangan Ekstrem di Negeri Timur
Artikel Terkait
Kolom
-
Tolak PPN 12% Viral di X, Apakah Seruan Praktik Frugal Living Efektif?
-
Refleksi kasus 'Sadbor': Mengapa Influencer Rentan Promosikan Judi Online?
-
Harap Bijak! Stop Menormalisasi Fenomena Pemerasan di Balik Mental Gratisan
-
Bahasa Gaul di Era Digital: Perubahan atau Kerusakan?
-
Paylater dan Cicilan: Solusi atau Jalan Pintas Menuju Krisis?
Terkini
-
Bandai Namco Diguncang Isu: Pembatalan Proyek Besar dan Krisis Internal
-
Belajar Merancang Sebuah Bisnis dari Buku She Minds Her Own Business
-
Sheila On 7 Siap Mengguncang Jakarta Desember 2024, Ini Harga Tiketnya
-
Usai Libas Arab, Calvin Verdonk Girang Peluang Lolos Piala Dunia Semakin Dekat
-
Penikmat Manis Merapat! Ini 4 Cafe Dessert di Jogja yang Enak dan Aesthetic