Saat ini ramai yang memperbincangkan perihal kemenangan Belinda dalam ajang bergengsi memasak yakni Master Chef Indonesia. Sebuah acara yang menghadirkan tiga juri terkenal sekaligus ahli dalam bidang memasak yakni Chef Juna, Chef Renata, dan Chef Arnold ini menjadi topik pembicaraan hangat di mana-mana, termasuk di Twitter.
Hastag Chindo, Belinda, MCI, dan Kiki menjadi trending topik. Hal ini terjadi dikarenakan kemenangan salah satu kontestan bernama Belinda yang berhasil meraih kemenangan atas Kiki di babak grand final.
Banyak warganet yang tidak terima atas kemenangan itu. Mereka merasa bahwa seharusnya Kiki-lah yang layak jadi pemenang. Tak sedikit warganet yang menghujat habis-habisan Belinda di media sosial karena kemenangan ini.
BACA JUGA: Menuju Kesetaraan: Membongkar Stereotip dan Mendorong Pembebasan Perempuan
Warganet menyoroti kejadian di mana Belinda kesulitan memotong daging dan dibantu oleh Kiki. Warganet menyayangkan keputusan Master Chef Indonesia memenangkan Belinda.
Tapi, perlu ditegaskan bahwa kita sebagai warganet boleh tidak setuju terhadap kemenangan Belinda dalam kompetisi ini. Melihat rekam jejak Kiki selama kompetisi dari awal.
Namun, sebagai warganet tidak sepantasnya menghujat Belinda secara personal. Karena bisa aja hujatan warganet berdampak pada psikisnya. Kita boleh berkomentar dan memberi kritik atau saran. Tapi, sampaikanlah dengan cara yang bijak.
Kemenangan Belinda tentu bukan atas keputusannya sendiri. Ada juri yang menjadi penentu kemenangan ini. Apakah benar ada kecurangan atau tidak, warganet tidak boleh menyerang personal Belinda. Silakan mempertanyakan atau sampaikan kritik kepada juri atau orang yang berkepentingan dalam mengambil keputusan.
BACA JUGA: Bukan Lagi Privilege, Cantik dan Terkenal Juga Tak Lepas Jadi Target Bully
Jika hujatan dari warganet terus berdatangan dan membuat Belinda takut untuk menampakkan wajahnya di media ataupun di muka umum, bukankah kita juga sama jahatnya?
Menyerang mental seseorang menurut saya bukan tindakan yang bijak. Ketika kita merasa ada yang salah dan kita merasa harus meluruskannya, maka luruskan dengan cara yang benar. Banyak cara yang lebih bijak untuk mengkritisi suatu hal.
Kita tidak pernah tahu, bagaimana kondisi psikis Belinda setelah ini. Apakah dia stres atau bahkan depresi menghadapi begitu banyak hujatan.
Kita boleh tidak terima, tapi tetap harus bijak dalam bermedia sosial. Segala hal baik harus kita mulai dari diri kita sendiri.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ulasan Novel Mata dan Rahasia Pulau Gapi, Kental dengan Nilai Sejarah dan Pengabdian
-
Ulasan Novel Rooftop Buddies, Pengidap Kanker yang Nyaris Bunuh Diri
-
Berkaca pada Kasus Bunuh Diri di Pekalongan, Dampak Buruk Gadget bagi Anak
-
Ulasan Novel Mata di Tanah Melus, Petualangan Ekstrem di Negeri Timur
-
Tewasnya Korban Perundungan dalam Novel The 'Good Friend'
Artikel Terkait
-
Sesama Artis, Kiki Farrel Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen: Kalau Tidak Kompeten...
-
Sindir Fico Fachriza, Sang Ibu Tegaskan Pemakaman dan Pengajian Suami Dibiayai Ananta Rispo
-
Fico Fachriza Ngaku Terpaksa Bohong ke Kiki Eks CJR Karena Terjerat Pinjol, Sebagian Uang Sumbangan Diembat
-
Ananta Rispo Luapkan Kemarahan ke Fico Fachriza, Diduga Tipu Banyak Artis dengan Kedok Pinjam Uang
-
Fico Fachriza Panjang Lebar Klarifikasi Tudingan Menipu Banyak Artis, Malah Dibilang Gak Jelas
Kolom
-
Antara Doa dan Pintu yang Tertutup: Memahami Sajak Joko Pinurbo
-
Indonesia Krisis Inovasi: Mengapa Riset Selalu Jadi Korban?
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Lebaran di Tengah Gempuran Konsumerisme, ke Mana Esensi Kemenangan Sejati?
-
Jalan Terjal Politik Ki Hajar Dewantara: Radikal Tanpa Meninggalkan Akal
Terkini
-
Review Qodrat 2: Lebih Religius dan Lebih Berani Menebar Teror!
-
Bertema Okultisme, 3 Karakter Pemeran Utama Film Holy Night: Demon Hunters
-
Ada Annabelle, 5 Film Hits Ini Ternyata Diproduksi dengan Budget Rendah
-
Review Komang: Menelusuri Cinta Raim dan Komang yang Bikin Baper
-
Review Anime Mob Psycho 100 Season 2, Kekuatan Esper Bukanlah Segalanya