Terdapat banyak alasan mengapa masalah kesehatan mental perlu diangkat ke permukaan pada saat ini. Meskipun zaman semakin modern, nyatanya masih banyak orang yang harus berjuang dengan kondisi kesehatan mental yang cukup serius. Mengutip dari situs World Health Organization, dijelaskan bahwa kondisi pandemi COVID-19 telah memperburuk peningkatan masalah kesehatan mental. Pandemi tidak hanya mengancam kesehatan fisik. Namun, juga kesehatan mental. Kita semua telah melalui banyak hal hidup saat pandemi dan itu semua akan berdampak pada kesehatan mental kita. Apalagi kita diharuskan untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru yang bisa menjadi norma baru dalam kehidupan kita.
Meningkatnya pengangguran, kerawanan pangan, kekerasan, akses terbatas ke perawatan kesehatan selama pandemi, membuat banyak orang mengalami kecemasan, depresi, stres, dan ketakutan yang tidak bisa dikendalikan. Mengutip dari artikel dalam jurnal The European Journal of Psychiatry, kesehatan mental sebagian besar dipengaruhi oleh sosial ekonomi dan lingkungan fisik di mana orang tersebut tinggal. Ketimpangan dalam masyarakat bisa menyebabkan meningkatnya risiko kesehatan mental yang signifikan, dan kemiskinan merupakan penyebab utamanya. Mengutip dari situs Orami, tingkat stres konstan tinggi dapat menyerang orang-orang dalam kemiskinan yang sering kali menghadapi berbagai permasalahan, seperti tekanan harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan, tinggal di lingkungan yang penuh sesak atau tidak aman, dan keluarga yang disfungsional.
Tingkat kesehatan mental memiliki keterkaitan yang erat dengan kemiskinan. Ini merupakan jalan dua arah, kemiskinan dapat menjadi penyebab dan akibat dari kondisi kesehatan mental kita. Mengatasi ketimpangan ekonomi dan dampak sosial ekonomi pasca pandemi COVID-19 sudah seharusnya ditanggapi lebih serius oleh pemerintah, mengingat bahwa masalah kesehatan mental akibat dari ketimpangan ekonomi dan dampak sosial-ekonomi pasca pandemi COVID-19 nyata adanya. Mengutip dari World Bank Blogs, pandemi COVID-19 menyebabkan lebih dari 97 juta orang berada dalam kemiskinan pada tahun 2020. Dampak sosial ekonomi jangka panjang pasca pandemi kemungkinan besar akan membuat ketimpangan finansial yang berkontribusi pada peningkatan prevalensi dari penyakit mental.
Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang lebih komprehensif terkait upaya penanganan kesehatan mental dan kesehatan jiwa. Langkah-langkah tersebut dapat diwujudkan dengan:
- Menyediakan dan menjamin dukungan psikologis bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan penghasilan karena terdampak pandemi.
- Membantu keuangan keluarga berpenghasilan rendah agar mereka bisa mengakses pelayanan kesehatan.
- Meningkatkan infrastruktur terkait keterhubungan sosial dengan menyediakan aliran dana khusus bagi otoritas lokal guna mendukung pemberdayaan masyarakat, termasuk dukungan sebaya dan mempromosikan kesehatan mental di lingkungan masyarakat.
Semua upaya ini harus dilakukan secara konsisten dan terus dikuatkan oleh semua elemen, termasuk pemerintah sehingga kasus yang berkaitan dengan gangguan kesehatan mental dapat dicegah. Kita tidak bisa menjaga kesehatan mental atau mengatasi momok terkait kesenjangan kesehatan mental tanpa mengatasi kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.
Baca Juga
-
6 Mamalia Terkecil di Dunia, Ada yang Terancam Punah Keberadaannya!
-
Jangan Jadi Kebiasaan! Ini 5 Alasan agar Kamu Berhenti Mencabut Bulu Hidung
-
6 Tips Ini Bisa Bikin Kamu Tidur Nyenyak di Malam Hari, Pernah Menerapkan?
-
Peningkatan Status Gizi Anak dengan Ragam Pangan Lokal
-
Tanpa Kafein, Berikut 7 Manfaat Teh Chamomile bagi Kesehatan Tubuh
Artikel Terkait
-
Moeldoko Bicara Capaian Penanganan Covid-19 RI Terkini, Pemerintah Terapkan 3 Strategi
-
Bandingkan dengan Negara Lain, Moeldoko Pamer Pencapaian Pemerintah Atasi Pandemi Covid-19
-
5 Cara Belajar Berhenti Mencintai Seseorang untuk Memulai Hidup Baru
-
Angka pengangguran di Depok Naik Saat Pandemi
-
Kamaruddin Simanjuntak: Mental Polisi Buruk, Seperti Mental Ayam
Kolom
-
Mengenal Lebih Dalam Dunia Film Surealis yang Aneh tapi Memikat
-
Seragam vs Streetwear! Pencarian Diri di Antara Aturan dan Kebebasan
-
Di Balik Dinding Akademik: Kampus dan Luka yang Tak Terlihat
-
Luka Psikologis yang Tak Terlihat di Balik Senyum Ibu Baru
-
Mindful Eating atau Makan Sambil Scroll? Dilema Makan Sehat dan Screen Time
Terkini
-
Netflix Buka Suara Soal Yeji ITZY Gabung Alice in Borderland Season 3
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Haechan akan Merilis Lagu The Reason I Like You, OST Second Shot At Love
-
Film Animasi KPop Demon Hunters Umumkan Jajaran Pengisi Suara dan Musik
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya