Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Andika Dwi Pradityo
Lightning Network merupakan suatu perangkat atau protokol yang mampu mempercepat transaksi menggunakan mata uang kripto. (Unsplash.com)

Pada masa sekarang terdapat banyak diskusi terkait efektivitas kripto sebagai media pembayaran pengganti bank konvensional. Namun, terdapat kelemahan yang mengungkapkan bahwa tingkat kecepatan pemrosesan transaksi kripto belum mampu menandingi metode pembayaran dengan menggunakan bank konvensional. Sehingga dalam upaya mengatasi hal tersebut para pengembang kripto menemukan solusi yaitu lightning network lapisan kedua yang membuat cryptocurrency akan lebih cepat dalam memproses segala transaksi.

Dalam proses transaksi yang ada dalam kripto akan terverifikasi oleh para penambang dan tersimpan dalam memory pool (mempool). Kumpulan memori tersebut jika menghadapi lonjakan aktivitas yang signifikan akan membuat mempool macet. Kemacetan dalam mempool akan menghasilkan sejumlah besar transaksi yang menunggu untuk terverifikasi dan mengakibatkan para penambang untuk mengeluarkan biaya yang lebih besar. Untuk mengatasi masalah tersebut beberapa pengembang kripto mengusulkan pemanfaatan lightning network dalam upaya menandingi metode pembayaran Visa yang mampu menandingi 24.000 transaksi per detik.

Apa itu Lightning Network?

Lightning Network merupakan perangkat aturan dan protokol untuk menangani pembayaran mikro. Hal tersebut berfungsi sebagai lapisan off-chain kedua yang mencatat setiap transaksi mikro dalam saluran khusu.s Setelah semua pembayaran mikro terjadi lightning network akan menyiarkan cara penyelesaian yang berada pada luar blockchain utama.

Lightning Network pertama kali muncul ke permukaan dalam whitepaper Joseph Poon dan Thaddeus Dryja pada tahin 2015 sebagai sistem yang memungkinkan melakukan pembayaran volume tinggi dengan menggunakan desentralisasi. Pada tahun 2016, keduanya mendirikan perusahaan yang bernama Lightning Labs dan bersama pengembang mata uang digital meluncurkan Lightning Network. Hal ini bertujuan untuk membuat proses pembayaran lebih terukur dengan memanfaatkan protokol BOLT (Basis of Lightning Network).

Semenjak tahun 2018, lightning network telah mengusulkan transaksi mikro yang berada pada luar blockchain dengan memanfaatkan lapisan 2 off-chain. Hal tersebut agar lebih berfokus dalam saluran pembayaran antara dua pengguna yang berada dalam saluran terbuka dan dapat melakukan transaksi secara bolak-balik tanpa membebani blockchain utama. Dengan cara ini setiap pengguna mampu untuk melakukan transaksi secepat mungkin asalkan dompet digital saling berkomunikasi satu sama lain. Selanjutnya, jika pengguna ingin menyelesaikan transaksi mereka akan langsung menutup saluran dan menyiarkannya pada akhir blockchain utama.

Saluran Pembayaran Lightning Network.

Saat para pengguna ingin membuka saluran pembayaran off-chain akan melakukan deposit pada lapisan pertama pada dompet digital yang berfungsi sebagai uang jaminan. Deposit tersebut harus sama atau lebih besar nilai proses transaksi yang akan terjadi pada lapisan kedua. Oleh karena itu, pengguna dapat mundur dari saluran kapan saja dan dapat mengambil deposit tanpa berkonsultasi kepada pembuat saluran. Selanjutnya, mereka akan memperbarui dalam blockchain utama untuk mencatat segala aktivitas.

Dalam saluran tersebut segala aktivitas akan tercatat pada buku besar off-chain yang menyatakan jumlah dan kepada siapa transaksi terjadi. Setelah transaksi selesai buku besar tersebut akan tertutup pada blockchain utama dan deposit akan kembali kepada pengguna. Kemudian, jumlah transaksi yang terjadi akan menampilkan dua transaksi yaitu untuk membuka saluran pembayaran serta melakukan deposit dan menyelesaikan transaksi.

Pro dan Kontra Lightning Network.

Lightning Network namun mampu memecahkan masalah skalabilitas yang terjadi sebagian besar mata uang kripto. Selain itu, terdapat pro dan kontra dalam implementasi lightning network. Pihak yang pro mengungkapkan terdapat tiga poin utama dalam pemanfaatan lightning network. Pertama, memberikan biaya jauh lebih rendah dalam setiap transaksi. Kedua, skalabilitas dalam lightning network yang mampu menangani 1 juta transaksi per detik. Terakhir, dapat melakukan transaksi instan karena adanya saluran terbuka dan mampu membantu pengguna dalam menyelesaikan transaksi secara bersamaan tanpa menunggu konfirmasi.

Selain itu, terdapat 3 poin kontra akibat lightning network. Pertama, lightning network memiliki bug atau kesalahan sistem dalam saluran terbuka. Kedua, memiliki kompleksitas yang tinggi yang membuat tidak banyak pengguna nyaman untuk menggunakan lightning network. Terakhir, dalam penggunanya masih sangat terpusat yang membuat konsep lightning network belum terdesentralisasi sesuai keinginan cryptocurrency.

Video yang Mungkin Anda Suka.

Andika Dwi Pradityo