Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | zahir zahir
Ilustrasi Kampanye Penanganan Kanker terhadap Anak-anak (Pexels/cottonbro studio)

Pada setiap tanggal 15 Februari selalu diperingati sebagai Hari Kanker Anak Sedunia (International Childhood Cancer Day). Peringatan ini diadakan guna sebagai pengingat bagi setiap elemen masyarakat bahwa penyakit kanker dapat mengancam semua orang, termasuk anak-anak.

Selain itu, peringatan ini juga membawa pesan penting dalam penanganan kanker terhadap anak-anak yang hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah bagi setiap pihak.

Dilansir dari situs ICCD (International Childhood Cancer Day), peringatan Hari Kanker Anak Sedunia tersebut juga bagian dari kampanye global kepada masyarakat bahwa pentingnya mengenali beragam gejala kanker, khususnya terhadap anak-anak dan remaja.

Peringatan ini juga dijadikan ajang kampanye pendampingan terhadap para anak-anak penderita kanker dan keluarga baik secara medis maupun psikologis.

BACA JUGA: Hari Kanker Anak Internasional, Kenali Jenis dan Gejalanya pada Anak

Kanker terhadap Anak Masih Mengintai hingga Hari ini

Ilustrasi Anak-anak Penderita Kanker (unsplash/national cancer institute)

Dilansir dari situs ICCD, setiap tahunnya ada sekitar 400.000 anak dan remaja di dunia yang didiagnosis menderita kanker.

Angka tersebut tentunya masih cukup tinggi mengingat banyak kalangan yang juga masih abai dalam diagnosa kanker dan masih rendahnya penanganan kanker terhadap anak-anak di beberapa wilayah.

Bahkan, menurut data WHO, harapan hidup bagi para penderita kanker di seluruh dunia berkisar antara 20-80%. Angka tersebut tentunya tergolong cukup kecil dan tentunya persentase setiap daerah berbeda-beda karena beragam faktor yang menyertainya.

Misalnya, negara yang dikategorikan sebagai negara maju memiliki persentase harapan hidup bagi penderita kanker sekitar 80%, akan tetapi hal tersebut berbanding terbalik di negara-negara berkembang dan tertinggal yang hanya memiliki persentase harapan hidup bagi penderita kanker hanya berkisar 20%.

Tentunya ketimpangan persentase harapan hidup ini cukup riskan dan masih sangat jauh dari target sebagian kalangan. Hal ini juga diperparah dalam kurangnya edukasi terhadap masyarakat di beberapa negara berkembang tentang bahaya kanker terhadap anak-anak.

Belum lagi juga masih kurang kompetensi dan sarana penunjang lainnya dalam melakukan pengobatan kanker bagi anak-anak.

BACA JUGA: Hari Kanker Anak Sedunia, Begini Cara Cegah Kanker dengan Perilaku Cerdik

Penggalakkan Pola Hidup Sehat sebagai Kiat Pencegahan Kanker

Ilustrasi Perlawanan Terhadap Bahaya Kanker Bagi Anak-anak (pexels/cottonbro studio)

Sejatinya penyakit kanker dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat terhadap anak-anak dan lingkungan sekitarnya, termasuk di lingkungan keluarga.

Namun, yang menjadi permasalahan struktural adalah masih rendahnya pemahaman tentang kanker mulai dari diagnosis awal hingga penanganan yang tepat.

Penanganan yang tepat tidak hanya meliputi aspek medis, namun juga aspek pendampingan secara psikologis bagi para penderita dan keluarga.

Penanganan secara psikologis tentunya harus pula diperhatikan dalam penanganan kanker baik terhadap orang dewasa maupun anak-anak.

Masalah ketimpangan perekonomian juga masih menjadi kendala dalam penerapan pola hidup sehat di masyarakat luas.

Beberapa orang terkadang melakukan beragam pekerjaan yang didasarkan tuntutan ekonomi dan tidak menyadari bahwa pekerjaan ataupun aktivitas yang dilakukannya tersebut berpeluang sebagai pemicu penyakit kanker.

Belum lagi di beberapa negara fasilitas penanganan kanker memang jauh dari standar dan perlu dilakukan pemerataan. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah yang cukup besar bagi banyak pihak dalam mengatasi permasalahan tentang kanker terhadap anak-anak di era kini.

Namun, bukan tidak mungkin penanganan kanker terhadap banyak kalangan, khususnya anak-anak dapat mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu dan seiring adanya sinergitas dari berbagai pihak terkait.

Anak-anak tentunya masih menjadi pihak yang cukup rentan terkena kanker, selain karena kurangnya edukasi tentang pemahaman kanker, anak-anak juga masih memerlukan pengawasan orang tua yang terkadang ironisnya beberapa masih abai dalam mewaspadai serangan dan bahaya kanker. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

zahir zahir