Pada tanggal 4 Februari selalu diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia atau World Cancer Day. Peringatan tersebut menjadi salah satu penanda bagi seluruh umat manusia dalam mewaspadai keberadaan penyakit kanker yang sewaktu-waktu bisa muncul dan menyerang siapa saja.
Selain itu, peringatan ini juga dimaknai sebagai ajang peningkatan pendidikan, pemahaman dan penaganan mengenai kanker.
Peringatan Hari Kanker Sedunia ini pertama kali digagas oleh Union for International Cancer Control (UICC) dalam rangkat meningkatkan pendidikan, pemahaman, kesadaran dan penanganan terhadap kanker.
BACA JUGA: Nunung Akui Idap Kanker Payudara: Ya Allah Ujian Apa Lagi
Dilansir dari National Today, hari kanker sedunia ini pertama kali diadakan pada tahun 2000 melalui gelaran World Summit Against Cancer yang saat itu berlangsung di Paris, Prancis.
Hal tersebut tentunya diharapkan menjadi salah satu pemicu bagi seluruh kalangan untuk berjuang melawan kanker dan meningkatkan penanganan kanker di seluruh dunia.
Permasalahan Kanker yang Tidak Kunjung Usai
Hingga hari ini kanker masih menjadi salah satu momok penyakit paling menakutkan yang mengintai manusia. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) kanker masih menjadi penyakit dengan rata-rata kematian tertinggi di dunia pada kurun tahun 2021 lalu.
Bahkan, dari 20 juta orang yang terdiangnosis kanker di tahun 2021, setidaknya ada 10 juta orang yang meninggal diakibatkan oleh kanker yang mereka derita.
Hal ini juga diperparah oleh pemahaman orang-orang yang masih belum mengerti mengenai risiko terkena kanker dan kurangnya penanganan medis di berbagai negara yang dipengaruhi oleh kekuatan finansial di masing-masing negara dalam penanganan penyakit kanker.
Salah satu penyebab banyak penderita yang terpapar kanker tanpa mereka sadari yakni berasal dari pola hidup mereka yang jauh dari kata sehat.
BACA JUGA: 6 Makanan yang Bisa Menurunkan Risiko Kanker Payudara, Kaya Akan Zat Gizi!
Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2020, orang-orang dengan pola hidup kurang sehat dan sering terpapar radiasi ataupun polutan berbahaya lainnya lebih rentan terkena penyakit kanker.
Lazimnya orang-orang kurang begitu mengerti tentang penangangan penyakit kanker dan deteksi dini mengenai paparan kanker karena memang kurangnya sosialisasi dari pihak terkait dalam penangangan kanker.
Belum lagi beberapa pengobatan kanker yang masih tergolong cukup mahal dan tidak merata sehingga banyak pihak yang masih belum dapat mendapatkan penanganan kanker secara layak. Hal tersebut tentunya juga turut menjadi tolak ukur mengenai masifnya kasus kematian akibat kanker hingga hari ini.
Maka dari itu, perlunya kerja sama dari berbagai pihak di seluruh dunia guna memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pemahaman dan deteksi dini dari penyakit kanker.
Selain itu, pemerataan fasilitas kesehatan juga harus kian ditingkatkan dari waktu ke waktu guna mengakomodir pasien yang terkena penyakit kanker.
Tentunya yang menjadi tugas rumah terberat dalam mengedukasi mengenai bahaya kanker adalah dalam memberikan pemahaman pada masyarakat tentang bahaya kanker.
Banyak masyarakat khususnya dari negara-negara berkembang dan memiliki tingkat kemiskinan yang masih besar cukup rawan untuk terkena kanker. Hal ini disinyalir dari kebiasaan hidup masyarakatnya yang kurang begitu higienis dan sering terpapar radiasi dan polutan dari aktivitas harian yang dapat memicu sel kanker dalam diri.
Hal ini juga seringkali dipicu dari mengabaikan risiko yang ada dari paparan pemicu kanker tersebut demi kondisi perekonomian.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?
-
Belum Dilirik STY untuk AFF Cup 2024, Apakah Jens Raven Tak Masuk Kriteria?
-
Sudah Dapatkan Ole Romeny, PSSI Rupanya Masih Berburu Striker Keturunan
-
3 Penyerang yang Berpotensi Tersingkir dengan Hadirnya Ole Romeny di Timnas Indonesia
Artikel Terkait
-
Ketahui Faktor Genetik dan Lingkungan yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker Otak
-
Cegah Kanker Payudara dengan SADARI, Ini 5 Tips Penting dari Dokter Spesialis Onkologi
-
Kanker Prostat: Ancaman Nyata Kesehatan Pria Indonesia
-
Gejala Kanker Ginjal Yang Patut Diwaspadai, Jangan Sampai Terlambat Dan Parah
-
Bahaya Kanker Ginjal Seperti yang Diidap Vidi Aldiano, Jangan Disepelekan
Kolom
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
Indonesia ke Piala Dunia: Mimpi Besar yang Layak Diperjuangkan
-
Wapres Minta Sistem Zonasi Dihapuskan, Apa Tanggapan Masyarakat?
-
Ilusi Uang Cepat: Judi Online dan Realitas yang Menghancurkan
-
Dukungan Jokowi dalam Pilkada Jakarta: Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Terkini
-
Maarten Paes Absen di Piala AFF 2024, Saatnya Cahya Supriadi Unjuk Gigi?
-
Review Film The Twisters 2024: Perburuan Badai yang Mendebarkan
-
Apesnya Vietnam, Pemusatan Latihan di Korea Terancam Kacau Gegara Hal Ini
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Davide Tardozzi Ternyata Pengagum Berat Marc Marquez: Dia Pembalap Hebat