Kabar menyedihkan datang dari ajang China Open 2023. Di saat China dan Korea Selatan berbagi gelar, Indonesia justru menangis. Jonatan Christie satu-satunya wakil di semifinal kalah dari Axelsen. Sebuah tamparan buat PBSI.
Memang harus diakui, dalam beberapa bulan ini puasa gelar dialami Indonesia. PBSI sebagai induk organisasi, terkesan tidak berbuat apapun. Buktinya dari bulan ke bulan, tetap tidak ada progres. Hampir semua sektor mengalami penurunan.
Sebenarnya Indonesia punya modal berharga di sektor ganda putra. Lima ganda putra Indonesia levelnya dapat diandalkan. Namun entah apa sebabnya, mereka pun tidak mampu berprestasi. Bahkan Fajar/Rian pun seakan sudah habis, mereka sering kalah di babak-babak awal.
Sektor tunggal putra maupun putri lebih parah lagi. Masalahnya, proses regenerasi di dua sektor ini tidak tampak sama sekali. Andalan yang digunakan hanya pemain itu-itu saja. Akibatnya pemain pun mengalami kejenuhan dan kelelahan.
Jika boleh membandingkan rasanya PBSI bisa meniru apa yang Shin Tae Yong lakukan terhadap timnas sepak bola Indonesia. Shin Tae Yong dengan berani memutus satu generasi pemain timnas.
Dalam pembentukan tim, Shin Tae Yong lebih mengutamakan para talenta muda. Alasannya sederhana, bahwa masa depan sepak bola Indonesia ada di tangan para pemain muda, bukan yang tua. Maka tidak heran para pemain senior langganan timnas harus menyingkir, kecuali mereka mempunyai nilai plus.
Langkah ini terbukti berhasil. Di tubuh timnas sepak bola Indonesia kini bertaburan para talenta muda. Tengok saja Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, Ernando, Arkhan Fikri, Ramadan Sananta, dan lain-lain.
Langkah berani inilah yang harus ditempuh PBSI. Dengan mulai berani mengirim para pemain muda pada beberapa ajang BWF, diyakini akan membuat mereka menjadi pemain andalan ke depannya. Para pemain senior sudah saatnya dikurangi porsinya.
Langkah ini sudah dilakukan China sekitar 2 tahun yang lalu. Saat itu China mengalami puasa gelar. Para pemainnya jarang meraih prestasi dalam ajang yang diikutinya. Namun saat ini, China memiliki pemain pelapis yang luar biasa di setiap sektor.
Langkah China mengorbankan raihan gelar, ternyata berbuah manis. Saat para pemain senior belum sepenuhnya habis, para pemain pelapis telah mampu berprestasi.
Dampak yang paling kentara adalah para pemain China mendominasi di semua sektor. Dan lebih hebatnya, prestasi mereka pun bukan kaleng-kaleng. Mereka mampu mengatasi jago-jago bulu tangkis dari negara lain.
Baca Juga
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
3 Hal yang Membuat Prestasi Timnas Indonesia U-17 Layak Mendapat Apresiasi
-
Tanpa Gustavo Almeida, Persija Jakarta Hadapi Madura United FC di Bangkalan
-
Jamu CAHN FC, PSM Makassar Optimis Mampu Tembus Babak Final ACC 2025
-
Gegara Belum Pulih Cedera, Anthony Ginting Harus Absen Lagi dari Badminton Asia Championships 2025
Artikel Terkait
-
Punya Tugas Ini di Seongnam FC, Shin Tae-yong Rekrut Pemain Timnas Indonesia?
-
Dikira Bagus, Media Asing Bongkar Peran Shin Tae-yong di Seongnam FC Usai Ditendang Timnas Indonesia
-
Profil Seongnam FC, Klub Baru Shin tae-yong Bukan Ecek-ecek Langganan Juara Liga Champions
-
Dilengserkan dari Kursi Pelatih, Nasib Jesus Casas Mirip Shin Tae-yong
-
Breaking News: Shin Tae-yong Resmi Gabung Tim Korea Selatan
Kolom
-
Benarkah 'Kerja Apa Aja yang Penting Halal' Tak Lagi Relevan?
-
Ngopi Sekarang Bukan Lagi Soal Rasa, Tapi Gaya?
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
Komitmen Relawan Mahasiswa, Sekadar Formalitas atau Pilihan Hati?
-
Menelisik Jejak Ki Hadjar Dewantara di Era Kontroversial Bidang Pendidikan
Terkini
-
4 Ide OOTD Youthful ala Jiwoo Hearts2Hearts, Sederhana tapi Tetap Memikat!
-
Blak-blakan! Sandy Walsh Ngaku Beruntung Bela Timnas Indonesia Sejak Awal
-
Hanya Satu Pemain yang Masuk Tim ASEAN All Stars, Pendukung Timnas Indonesia Siap Kecewa
-
Tantang Diri Sendiri, Kai EXO Usung Banyak Genre di Album Baru Wait on Me
-
Park Bo Young Ambil Peran Ganda dalam Drama Baru, Visualnya Bikin Pangling