Seiring berjalannya zaman, teknologi semakin canggih terutama di bidang industri. Industri telah mengalami revolusi pertamanya di abad ke-18 hingga kini hampir mengakhiri era revolusinya yang keempat, sebelum menuju ke era baru Society 5.0.
Berbagai macam terobosan teknologi terbaru telah diciptakan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan, salah satunya seperti teknologi yang ramah lingkungan. Teknologi ini dikenal sebagai Green Technology.
Green Technology merupakan penemuan dan penerapan teknologi baru yang mengarah pada pencegahan atau pengurangan dampak lingkungan, kesehatan, dan keselamatan terhadap sumbernya.
Tidak hanya menjadi solusi untuk mengatasi tantangan lingkungan, Green Technology juga menjadi pilar utama dalam membentuk perubahan positif di era industri modern yang akan memandu kita menuju masa depan yang berkelanjutan dan inklusif.
Namun, apa saja langkah-langkah konkret industri dalam mengadopsi Green Technology sebagai solusi tantangan global? Berikut jawabannya.
Inovasi Green Technology Dalam Pengelolaan Air
Industri yang mendapatkan izin lingkungan, diwajibkan untuk memantau limbah yang dibuang ke air. Di era ini, berbagai kemajuan teknologi telah diciptakan untuk mempermudah pengelolaan limbah. Salah satunya seperti penggunaan IoT sebagai pemantau kualitas air otomatis.
Dengan inovasi ini kualitas air dapat dipantau dan dikelola dengan lebih efisien. Meskipun memiliki biaya awal yang cukup mahal, tetapi dalam penggunaan jangka panjang, pemantauan air dengan IoT ini tergolong hemat. Sistem berbasis cloud juga menyediakan solusi pemantauan yang responsif dan ekonomis.
Transformasi Energi ke Arah Bersih dan Terbarukan
Indonesia mendukung adanya upaya global untuk memaksimalkan penggunaan energi ramah lingkungan dalam menghadapi transisi energi menuju energi hijau. Munculnya B-30, B-100, D-100 hingga bioavtur menjadi langkah yang diambil untuk dilakukannya transisi energi menuju energi hijau.
Tak hanya itu, penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk sektor industri juga di gencarkan. Sektor industri menjadi salah satu dari tiga besar penyumbang gas rumah kaca, sehingga diperlukan tindakan untuk pembangunan industri yang lebih hijau.
Pemerintah telah berkomitmen untuk terus meningkatkan pembangunan infrastruktur, khususnya dalam penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap). Inisiatif ini diharapkan dapat mengurangi penurunan emisi gas rumah kaca hinga 4,58 ton CO2e di tahun 2025.
Teknologi Hijau: Fondasi Inovasi dan Infrastruktur Berkelanjutan
Menurut Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), populasi penduduk di perkotaan terus mengalami peningkatan. Di tahun 2020 jumlah penduduk kota mencapai 56,4 persen yang kemudian diperkirakan akan meningkat hingga 72,8 persen di tahun 2045.
Peningkatan jumlah penduduk perkotaan yang diakibatkan oleh urbanisasi ini menimbulkan permasalahan-permasalahan seperti hunian padat, kawasan kumuh, penyediaan air minum, dan kemacetan.
Hal ini kemudian dapat menjadi fondasi perlunya pendekatan Pembangunan yang berkelanjutan, smart, dan inovatif. Salah satu penerapan green technology yang dilakukan adalah dengan mengaplikasikan Aspal Buton (Asbuton). Aspal ini dibuat dengan mengganti aspal minyak menjadi sumber daya alam.
Dengan adanya terobosan Green Technology, industri tidak hanya sekedar mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutkan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, penerapan Green Technology tidak hanya mencerminkan kecerdasan teknologi, tetapi juga tanggung jawab keberlanjutan planet ini.