Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Thalita Novalya Rizki Rahmandita
Ilustrasi produksi furniture (Pexels/Pixabay)

Furniture memiliki fungsi penting dalam mempercantik dan memberikan karakter pada setiap ruangan.

Namun, dibalik keindahan yang dihadirkan oleh furniture terdapat dampak negatif terhadap lingkungan yang tidak dapat diabaikan.

Proses produksi furniture seringkali melibatkan pemanfaatan sumber daya alam yang besar, termasuk penebangan pohon secara masif dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya bagi lingkungan.

Dampak limbah kimia furniture bagi ekosistem

Ilustrasi polusi (Pexels/Chris LeBoutillier)

Menurut data dari Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), menyatakan bahwa limbah furniture yang dihasilkan pada tahun 2017, terkhususnya di Amerika, memiliki jumlah limbah sebanyak 12,2 juta ton, dan 80,2% diantaranya dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah dari industri furniture memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan, terutama jika tidak dikelola dengan baik.

Hal tersebut dikarenakan produksi furniture sering melibatkan bahan-bahan kimia berbahaya dan menghasilkan limbah beracun.

Zat-zat kimia ini mampu mencemari air tanah dan sungai, merusak ekosistem air, dan membahayakan kelangsungan kehidupan di perairan.

Proses pengolahan limbah yang tidak tepat juga dapat merusak struktur tanah dan mengandung bahan beracun yang dapat menyerap ke dalam tanah.

Tanah yang tercemar dengan zat kimia dapat mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah, memengaruhi pertumbuhan tanaman, dan berpotensi meracuni hewan serta manusia yang mengonsumsi hasil pertanian tercemar.

Eksploitasi sumber daya alam yang masif dalam produksi furniture

Ilustrasi polusi (Pexels/Chris LeBoutillier)

Tidak hanya mencemari lingkungan, pada kenyataannya limbah furniture yang tidak terkelola dengan baik dapat memberikan dampak terhadap keberlanjutan sumber daya alam yang telah dieksploitasi dengan masif.

Penebangan kayu yang berlebihan untuk produksi furniture dapat menyebabkan deforestasi, mengurangi habitat flora dan fauna liar, dan mengancam keberlanjutan ekosistem hutan.

Hal tersebut menjadi urgensi bagi produsen untuk mendorong praktik produksi yang berkelanjutan dan menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui untuk mengurangi dampak negatif terhadap keanekaragaman hayati.

Daur ulang sebagai solusi menangani limbah furniture

Ilustrasi limbah (Pexels/Luca Mazza)

Limbah furniture yang sulit terurai oleh lingkungan dapat membanjiri tempat pembuangan sampah sehingga mampu menyumbang masalah lingkungan di masa depan.

Oleh karena itu, diperlukan langkah yang tepat untuk mendukung daur ulang dan penanganan limbah furniture agar dapat mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.

Hal itu dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan daur ulang dengan cara menggunakan kembali atau mengubah nilai dari barang furniture tersebut, sehingga dapat meminimalisir pencemaran limbah bagi lingkungan.

Edukasi mengenai cara mendaur ulang dan memilih produk yang ramah lingkungan dapat membantu mendorongan industri furniture untuk beralih ke praktik-produksi yang lebih berkelanjutan.

Langkah-langkah ini penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam bagi generasi mendatang.

Thalita Novalya Rizki Rahmandita