Saat ini, Provinsi Jawa Barat tengah fokus dalam permasalahan lingkungan. Berbagai upaya dan inovasi telah dilakukan untuk aktivitas pengelolaan lingkungan sebagai aksi mewujudkan lingkungan yang lestari.
Pertumbuhan penduduk semakin pesat dan permasalahan lingkungan tak bisa dihindarkan, hal itu terjadi akibat minimnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan sehingga menyebabkan pencemaran.
Berdasarkan Indeks Standar Pencemaran Udara, Provinsi Jawa Barat menempati kualitas udara terparah. Salah satu penyumbang polusi berasal dari emisi berbagai sektor industri. Mendorong industri hijau pada industri manufaktur adalah langkah tepat untuk dapat mengurangi polusi udara yang mencemarkan lingkungan.
Polusi udara tidak hanya disebabkan oleh sektor industri. Namun, kendaraan juga berperan dalam sumber utama polusi udara.
Saat ini, jumlah kendaraan di Indonesia yaitu 147 juta unit, sekitar 60% terdapat di Pulau Jawa. Polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan berasal dari emisi gas buang. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan menggunakan kendaraan pribadi dan lebih baik menggunakan transportasi umum.
Polusi yang terus menerus timbul menjadikan adanya perubahan iklim dan meningkatkan suhu bumi, sehingga terjadi kebakaran hutan dan lahan. Selain disebabkan polusi, karhutla juga terjadi diakibatkan alih fungsi lahan sehingga memusnahkan flora dan fauna yang berhabitat di hutan.
Sungai Citarum yakni sungai terbesar dan terpanjang juga ikut tercemar akibat limbah industri. Pemerintah telah melakukan Program Citarum Harum dengan menangani limbah industri, sampah, dan kualitas air.
Penjabat Gubernur Jawa Barat juga saat itu meninjau dan menindak tegas perusahaan akibat tercemarnya Bendung Barugbug dengan pembuangan limbah industri.
Selain limbah industri, limbah rumah tangga juga secara umum menyebabkan tumpukan sampah yang tinggi. Limbah yang dihasilkan juga terdapat plastik yang sulit untuk diuraikan. Melalui Program Bebas Kantong Plastik yang digagas oleh Pemerintah Jawa Barat menciptakan gaya hidup ramah lingkungan.
Kerusakan lingkungan yang menyebabkan bencana alam terkadang akibat ulah manusia. Penebangan hutan yang terus dilakukan untuk pembukaan lahan menjadi terdegradasi.
Hilangnya hutan juga memicu perubahan iklim dan bencana alam, dengan melakukan restorasi hutan dan reboisasi itu adalah kunci untuk mengembalikan habitat ekosistem hutan.
Perlindungan habitat sangatlah penting dan harus menjadi prioritas, sebab keanekaragaman hayati yang dimiliki seperti flora dan fauna di Jawa Barat memiliki peran untuk menyediakan sumber daya dan keseimbangan ekosistem untuk keberlanjutan hidup.
Tingkat kualitas tanah pada lahan pertanian sebanyak 70% sudah tak subur, kondisi ini terjadi akibat ketergantungan petani dalam penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan. Akhirnya, kualitas tanah menurun dan dapat menyebabkan bencana alam.
Menurut saya, permasalahan lingkungan tersebut harus dibenahi dengan langkah-langkah yang tepat dan efektif sehingga terciptanya lingkungan yang asri.
Melakukan penghijauan yang masif pada setiap wilayah di Jawa Barat mampu mengantisipasi bencana alam dan kerusakan ekosistem, sebagai masyarakat tentu kita harus saling bergotong royong untuk mewujudkan pelestarian lingkungan hidup.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Ada Presentasi di Kelas? Ini 5 Tips Jitu dari Angga Fuja Widiana
-
Sungai Tungkal Meluap Deras, Begini Nasib Pemudik Sumatra di Kemacetan
-
AI Ambil Alih Estetika, Apakah Pertanda Proses Kreatif Mulai Terpinggirkan?
-
Pendidikan di Era Digital: Bagaimana Jika Ki Hajar Dewantara Tahu AI?
-
Tamansiswa dan Merdeka Belajar: Sejalan atau Berseberangan?
Artikel Terkait
-
Kang Dedi Mulyadi Ngomel Lihat Jemuran CD di Pinggir Jalan, Ya Allah Enggak Kira-kira
-
Pemerintah Terbitkan Permen Sistem Pembayaran Jasa Lingkungan, Ini Kata Pengusaha
-
Pemerintah Keluarkan Aturan Sistem Pembayaran Jasa Lingkungan
-
Perpres Sampah Mangkrak? Menteri LH Ungkap Kendala dan Janji Percepatan
-
Tukang Parkir SMP Beri Pesan Menohok ke Dedi Mulyadi: Jangan Cuma Ingin Terpilih
Kolom
-
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Laba Menyusut: Suara Hati Pengusaha Indonesia
-
Mengulik Pacaran dalam Kacamata Sains dan Ilmu Budaya
-
Orang Baik Sering Tersakiti: Apakah Terlalu Baik Itu Merugikan Diri?
-
Pendidikan Perempuan: Warisan Abadi Kartini yang Masih Diperjuangkan
-
Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa Kembali di SMA: Solusi atau Langkah Mundur?
Terkini
-
Pengepungan di Bukit Duri: Potret Luka Sosial di Balik Layar Sinema
-
Ondrej Kudela Antar Persija Jakarta Teguk Kemenangan, Persik Kediri Makin Terpuruk
-
Review Anime Bofuri, Main Game VRMMORPG yang Jauh dari Kata Serius
-
Jawaban Ryan Coogler Soal Peluang Sekuel Film Sinners
-
Baper, Film Jepang 'The Blue Skies at Your Feet': Cinta, Waktu dan Air Mata