Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Muhamad Javier Raihandaffa
Ilustrasi pendidikan anak usia dini (Pexels/Yan Krukov)

Kepada Yang Terhormat Bapak Joko Widodo, saya ingin memulai surat ini dengan memberikan apresiasi yang mendalam atas dedikasi Bapak selama 10 tahun terakhir dalam memajukan pendidikan Indonesia. Melalui berbagai program, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan pembangunan infrastruktur sekolah, Bapak telah berupaya untuk memastikan bahwa anak-anak dari berbagai pelosok negeri mendapatkan akses pendidikan yang lebih layak. Banyak dari generasi muda kini dapat belajar dengan fasilitas yang lebih baik, sebuah pencapaian yang patut kita syukuri.

Namun, di balik pencapaian besar tersebut, saya merasa perlu ada refleksi lebih mendalam tentang tantangan yang masih kita hadapi, terutama dalam aspek kualitas pendidikan. Meskipun akses pendidikan telah terbuka lebih luas, kita masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan kualitasnya. Salah satu masalah utama adalah kurikulum yang seringkali berubah tanpa arah yang jelas, yang menyebabkan siswa dan guru harus terus beradaptasi tanpa mendapatkan hasil yang signifikan. Kurikulum yang terlalu berfokus pada hafalan dan teori kurang mempersiapkan siswa untuk tantangan global. Kita perlu mendorong pendidikan yang menekankan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi, terutama di era digital ini.

Selain itu, kualitas tenaga pendidik masih menjadi tantangan besar, terutama di daerah terpencil. Banyak guru yang belum mendapatkan pelatihan yang memadai untuk menghadapi perkembangan zaman. Padahal, guru adalah pilar utama dalam keberhasilan pendidikan. Saya berharap, pemerintah ke depan dapat memberikan lebih banyak pelatihan yang berkualitas bagi para pendidik, terutama yang mengajar di daerah terpencil. Insentif bagi guru yang mengabdikan diri di daerah pedalaman juga harus menjadi prioritas, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka dalam mencerdaskan generasi bangsa.

Bapak Jokowi, di era digital ini, tantangan terbesar lainnya adalah transformasi teknologi dalam pendidikan. Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa teknologi adalah kunci masa depan pendidikan. Namun, kesenjangan digital masih sangat besar di Indonesia. Banyak anak-anak di pedesaan yang tidak memiliki akses ke internet atau perangkat digital yang memadai, sehingga mereka kesulitan mengikuti pembelajaran online. Saya berharap, pemerintah dapat memperhatikan kesenjangan ini dan memastikan bahwa seluruh anak di Indonesia mendapatkan akses yang sama terhadap teknologi pendidikan.

Sebagai penutup, saya ingin mengucapkan terima kasih atas dasar kuat yang telah Bapak letakkan dalam dunia pendidikan selama satu dekade terakhir. Saya berharap, pemimpin selanjutnya, Bapak Prabowo, dapat melanjutkan perjuangan ini dengan lebih fokus pada kualitas pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah investasi terbesar kita untuk masa depan bangsa. Dengan visi yang jelas, saya percaya Indonesia dapat memiliki sistem pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan siap menghadapi tantangan global.

Terima kasih atas perhatian Bapak, semoga pendidikan di Indonesia semakin maju di masa mendatang.

Hormat saya, seorang anak muda yang peduli akan masa depan pendidikan Indonesia.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Muhamad Javier Raihandaffa