Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Xandra Junia Indriasti
Ilustrasi pasangan bertengkar (pexels) / Ketut Subiyanto.

Secara teori, tujuan hubungan terbagi menjadi dua kelompok, yaitu menikah atau putus. Untuk mengakhiri kisah cinta ini nyatanya perlu alasan agar menjadi jelas. Namun, bagaimana dengan 4 poin di bawah ini yang dianggap klasik bahkan sulit dipercaya?

1. "Kamu terlalu baik buat aku"

Banyak dari kamu yang mungkin sudah sering mendengar kalimat ini. Jika diamati, memang ada yang aneh. Bukankah tiap orang ingin mendapatkan pasangan yang baik? Lalu, bagaimana bisa memutuskan hubungan dengan alasan ia terlalu baik? Apakah kamu ingin menjalani hubungan yang toxic?

Jika memang benar adanya, ia yang terlalu baik bisa membawamu pada hal-hal terpuji. Dengan begitu, sikap dan perilaku buruk yang selama ini dilakukan dapat perlahan sirna. Bukankah berarti si pasangan memiliki pengaruh penting dalam kehidupanmu? Untuk itu, alasan pertama ini termasuk sangat klasik dan sulit dipercaya.

2. "Kita udah nggak cocok"

Ketidakcocokan memang seringkali timbul di tengah cerita cinta. Mungkin ada beberapa hal atau gaya hidup berbeda yang baru diketahui setelah menjalani hubungan. Namun, bukan berarti kamu bisa mengakhirinya secara sepihak.

Jika memang ada sesuatu dari pasangan yang kurang pas di hati, bisa dibicarakan terlebih dahulu. Hindari memberi keputusan seorang diri karena menandakan bahwa kamu bersifat egois. Jabarkan dulu akar permasalahannya, siapa tahu ia juga memiliki unek-unek tentangmu.

Apabila sudah sama-sama tahu apa yang selama ini dipendam, tinggal tentukan ingin melanjutkan hubungan atau tidak. Jadi, jangan tiba-tiba memutuskan hubungan sepihak, terlebih dengan alasan kamu dan pasangan tak cocok lagi.

3. "Aku mau fokus ke karier dan pendidikan"

Kehidupan seseorang nyatanya tidak bisa berfokus pada satu hal saja. Oleh karena itu, kamu perlu mengetahui cara untuk membagi waktunya agar seimbang. Terbukti, banyak orang yang mampu melakukannya dan karena itulah alasan ketiga ini sulit dipercaya.

Seseorang yang memilih alasan tersebut untuk putus biasanya menganggap hubungan percintaan adalah hambatan bagi aktivitas lain. Padahal, tidak demikian jika kamu bisa memberi pemahaman pada pasangan. Intinya, diskusikan dulu bahwa kamu masih ingin mencapai sesuatu di bidang karier atau pendidikan. 

Pasangan pasti akan mengerti dan memberimu banyak waktu untuk hal tersebut. Jika memang ada yang sulit menerima bahkan hingga menyuruhmu berhenti berkarier, baru boleh mengakhiri hubungan. Di sisi lain, kamu sebetulnya bisa mempelajari manajemen waktu agar semuanya dapat terkendali secara merata.

4. "Aku mau sendiri dulu"

Alasah satu ini juga tergolong klasik, karena banyak yang tiba-tiba memiliki pasangan baru setelah putus cinta. Jika ditelaah memang sedikit ada kejanggalan, di mana keinginan untuk sendiri dulu seringkali tidak dibarengi oleh penjelasan yang spesifik.

Sebetulnya, kamu dapat berkata jujur kepada pasangan perihal alasan ingin sendiri. Misal, sudah bosan, lelah dengan hubungan yang tidak ada perubahan, atau lainnya. Langkah seperti ini jauh lebih baik dan nantinya mungkin bisa mencari jalan keluar tanpa perlu putus. 

Itulah berbagai alasan putus yang dianggap klasik dan sulit dipercaya. Apakah kamu setuju dengan empat pernyataan di atas?

Xandra Junia Indriasti