Agama Islam mengajarkan kita agar tidak berlebih-lebihan dalam menggunakan harta benda atau sesuatu yang kita miliki. Kesederhanaan menjadi hal yang mestinya selalu kita upayakan.
Sederhana bukan berarti kita pelit atau terlalu perhitungan dalam membelanjakan harta. Tapi berusaha mengeluarkan harta untuk hal-hal yang memang dibutuhkan dan bermanfaat, baik manfaat untuk diri sendiri maupun manfaat terhadap sesama.
Dalam tulisannya (Tirto.id, 29/3/2021) Abdul Hadi menguraikan bahwa salah satu teladan hidup yang dicontohkan Nabi Muhammad Saw. adalah hidup Ikhlas dan sederhana. Dua hal tersebut dapat saling melengkapi agar memperoleh berkah dari Allah Swt. Orang yang hidup ikhlas dan sederhana akan merasa cukup atas karunia Allah Swt., bersyukur, tidak mengeluh, serta tidak berlebihan dalam menampilkan diri, ataupun kelewat konsumtif dalam kehidupan sehari-harinya.
Menurut Budhy Lestari, S.Psi., (Hadila, Edisi 134/8/2018) makna hidup sederhana bukan berarti hidup serba kekurangan, tidak boleh memakai pakaian branded ataupun berkelas. Hidup sederhana adalah memenuhi atau membeli sesuatu sesuai kebutuhan, bukan sesuai keinginan, tidak berlebihan apalagi di luar taraf kemampuan ekonomi. Jadi relatif subjektif makna sederhana bagi setiap orang, tergantung kebiasaan dan tentunya pendapatan ekonominya.
Hidup sederhana sangat penting diajarkan oleh para orangtua kepada anak-anaknya di rumah. Jangan sampai orangtua malah mengajarkan gaya hidup boros dan gemar berfoya-foya terhadap anak-anaknya hanya karena memiliki harta yang berlimpah.
Dalam tulisannya, Budhy Lestari, S.Psi., (Hadila, Edisi 134/8/2018) memaparkan 4 cara mendidik anak agar dapat hidup sederhana. Berikut penjelasannya:
1. Tidak terpengaruh lingkungan
Pertama, mengajarkan agar tidak mudah terpengaruh lingkungan. Kalaupun anak memang menginginkan suatu barang, kita dampingi dan arahkan apakah memang itu dibutuhkan, ataukah memang ada anggarannya, dan pertimbangkan lainnya.
2. Ajarkan anak untuk menabung
Ketika anak mempunyai ragam keinginan, kita jadikan sebagai sarana agar anak berlatih berjuang untuk mendapatkan barang tersebut dengan cara menyisihkan sebagian uang sakunya dan kita cukup menambahkan sedikit saja dana untuk membeli barang tersebut.
3. Ajarkan hidup hemat dalam hal apapun
Misal jika tidak penting tidak perlu menyalakan AC atau kipas angin. Keempat, mengajarkan anak untuk menyelaraskan antara keinginan dengan kemampuan. Orangtua perlu mengajak anak untuk berdialog ketika anak memiliki keinginan tertentu, tetapi orangtua memiliki prioritas kebutuhan lainnya.
Baca Juga
-
Refleksi Keserakahan Manusia dan Kritik Penguasa dalam Antologi Puisi Negeri Daging Karya Gus Mus
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
Artikel Terkait
-
Ustaz Adi Hidayat Tanya Tuhan Bukan Orang Arab Lalu Orang Mana?, Langsung Diskakmat Eko Kuntadhi
-
Polisi Akhirnya Bekuk 4 Pelaku Penculikan Pelajar yang Sempat Hebohkan Surabaya, Motifnya Persoalan Utang
-
Jangan Buru-buru ke Rumah Sakit, Baca Doa Ketika Anak Sakit Ajaran Nabi Muhammad SAW, Kalau Sudah Sembuh Bersyukur
Lifestyle
-
5 Pilihan Lip Velvet Di Bawah Rp50 Ribu: Pigmented, Tidak Kering di Bibir!
-
5 Keunikan Thaif: Kota Sejuk yang Menyimpan Sejarah Kelam dan Doa Rasulullah
-
Kenapa Harus Malu? Menjadi Outfit Repeater Justru Cerdas dan Berprinsip
-
Rayakan Malam Tahun Baru dengan 4 Outfit Dinner ala Moon Ga Young
-
4 Moisturizer Berbahan Kakadu Plum, Solusi Atasi Kulit Kusam dan Kering