Yogyakarta, kota budaya yang dikenal dengan keberagaman dan inklusivitasnya, menjadi rumah bagi banyak paguyuban unik.
Salah satunya adalah ADECO, sebuah paguyuban teman tuli yang telah menciptakan ruang bermakna bagi anggotanya untuk saling mendukung dan tumbuh bersama.
Melalui berbagai aktivitas rutin seperti perayaan ekaristi, rapat, koperasi simpan pinjam, hingga liburan bersama, paguyuban ini menunjukkan bagaimana kebersamaan dapat memperkuat identitas dan solidaritas, meskipun di tengah keterbatasan komunikasi verbal.
Perayaan ekaristi menjadi salah satu pondasi penting dalam habitus ADECO. Dengan keterbatasan mendengar, komunitas ini mengadaptasi pengalaman religius melalui misa dengan penerjemah bahasa isyarat yang mendampingi.
Keheningan yang mungkin terasa sunyi bagi sebagian orang justru menjadi medium kuat bagi anggota ADECO untuk meresapi nilai spiritual secara mendalam.
Tidak kalah penting, ADECO secara rutin mengadakan rapat komunitas sebagai wadah untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan memutuskan langkah-langkah strategis bagi keberlanjutan komunitas.
Dalam forum ini, bahasa isyarat menjadi medium utama komunikasi. Forum ini diadakan satu minggu dua kali, sesuai dengan kesepakatan bersama. Dinamika yang terlihat adalah keterlibatan aktif setiap anggota, menunjukkan bahwa meski tanpa kata-kata, komunikasi bisa tetap hidup dan penuh makna.
Inovasi lain yang dilakukan ADECO adalah membentuk koperasi simpan pinjam, sebuah inisiatif yang dirancang untuk membantu anggotanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
“Koperasi ini tidak hanya menjadi alat untuk menyediakan akses keuangan, tetapi juga medium edukasi bagi anggota tentang manajemen keuangan” ujar Clara sebagai bendahara ADECO Yogyakarta.
Melalui koperasi, ADECO menciptakan ekosistem ekonomi mandiri yang membantu anggotanya menghadapi tantangan finansial.
Tidak hanya serius dalam aktivitas formal, ADECO juga mengedepankan pentingnya waktu untuk bersenang-senang. Rekreasi atau liburan bersama menjadi salah satu agenda yang selalu dinanti-nanti oleh anggota komunitas.
Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat hubungan antaranggota, memberikan waktu relaksasi, sekaligus menciptakan kenangan indah yang akan selalu diingat.
Melalui paguyuban kecil dapat menciptakan perubahan besar melalui langkah-langkah kecil yang konsisten. Kehadiran ADECO di Yogyakarta adalah pengingat bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk menciptakan harmoni, melainkan peluang untuk menemukan cara baru dalam menjalin kebersamaan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Inklusivitas Difabel dalam Bingkai Budaya Tuli
-
Memecahkan Stereotip, ADECO Membuka Mata Masyarakat
-
Inspiratif! ADECO Yogyakarta Gelar Misa Rutin untuk Teman Tuli
-
Komunitas Nalitari: Ruang Talenta Berujung Tampil di Konser Mancanegara
-
Ciptakan Motif Unik, Anak Down Syndrome Berkreasi dengan Batik Shibori
News
-
Babak Baru Kasus Penjarahan Rumah Uya Kuya: 12 Orang Resmi Jadi Tersangka, Terancam 7 Tahun Bui!
-
Hotman Paris Bela Nadiem Makarim: Tegaskan Tak Terima Uang Kasus Korupsi Chromebook
-
Panggung Pestapora Goyah: Sponsor Freeport Picu Amarah, Rebellion Rose hingga Sukatani Angkat Kaki
-
Skandal Korupsi Chromebook: Nadiem Makarim dan 4 Pejabat Jadi Tersangka, Ini Peran Masing-Masing
-
Viral 'Black Mamba' Ahmad Sahroni: Dari Hoax Politik hingga Jadi Pelajaran Seksologi ala dr Boyke
Terkini
-
FIFA Matchday 2025: Pesta Gol Lawan China Taipei yang Sejatinya Tak Terlalu Membanggakan
-
4 Padu Padan Daily Look Minimalis ala Lia ITZY Buat Gaya OOTD Makin Modis!
-
Cara Membuat Miniatur AI Realistis ala Action Figure dengan Google Gemini
-
Demokrasi Bukan Sekadar Kotak Suara, Tapi Nafas Kehidupan Bangsa
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?