Beas Kaheman yakni program yang sudah berjalan selama kurang lebih tiga minggu di SMA Negeri 1 Purwakarta, beras yang sudah terkumpul sebanyak 2 liter dari seluruh siswa. Penyerahan simbolis Beas Kaheman dilakukan setelah selesai Kegiatan Diskusi Keagamaan (KDK) pada hari Jumat (9/5/2025) pukul 07.40 WIB.
Penyerahan ini dilakukan oleh Dra. Hj. Titin Kuraesin, M.Pd., yaitu selaku Kepala Sekolah, Fauni Melya, dan Ida Rosida dengan perwakilan OSIS-BPHPK dan Ekskul Ikatan Remaja Masjid. Kepala Sekolah mengharapkan kepada siswa untuk lebih banyak beras yang dibawa di minggu selanjutnya.
Setiap hari Kamis di setiap minggunya siswa diharapkan membawa beras dengan takaran satu gelas dan lalu dikumpulkan kepada Badan Pengurus Harian Perwakilan Kelas (BPHPK) setiap kelas masing-masing. Membawa beras tidak menjadi kewajiban, tetapi dengan adanya program ini justru bisa menjadi ajang untuk menambah keberkahan dengan cara berbagi.
Biasanya siswa diminta untuk membawa beras dengan kanjut kundang yaitu kantung berbahan kain. Bila tidak ada bisa sementara menggunakan plastik, langkah tersebut dilakukan agar terhindar dari penggunaan plastik berulang. Membawa beras dengan memakai kanjut kundang cukup lumayan praktis.
Beras yang dibawa siswa dilakukan pendataan oleh BPHPK kelas masing-masing agar diketahui jumlah siswa yang membawa beras dan tidak meski tak diwajibkan. Pengumpulan beras ini setiap kelasnya dikumpulkan di Meeting Room bersama BPHPK dan perwakilan kelas.
Program Beas Kaheman ini sebenarnya sudah ada sebelumnya sejak lama dan baru dilaksanakan kembali akhir-akhir ini. Melalui program Beas Kaheman tersebut dapat menumbuhkan pendidikan karakter terhadap siswa sehingga baik untuk diterapkan dalam lingkup pendidikan.
“Program Beas Kaheman ini bukan sekadar kegiatan rutin, tapi sarana untuk menumbuhkan karakter kepedulian dan keikhlasan dalam diri siswa. Saya harap jumlah partisipasi akan terus meningkat setiap minggunya,” ujar Dra. Hj. Titin Kuraesin, M.Pd., Kepala SMA Negeri 1 Purwakarta.
“Awalnya saya kira membawa beras itu merepotkan, tapi setelah tahu tujuannya untuk membantu orang lain, saya jadi semangat. Apalagi karena ini juga bukan paksaan dan meningkatkan rasa peduli kita sebagai pelajar,” ujar salah satu siswa yang ikut berkontribusi dalam program Beas Kaheman.
Beberapa siswa pun mulai terbiasa membawa beras setiap hari Kamis. Mereka menyambut baik program ini karena merasa dapat berkontribusi secara nyata dalam membantu sesama. Selain itu, keterlibatan OSIS-BPHPK dan Ekskul Ikatan Remaja Masjid membuat kegiatan ini makin terkoordinasi dan menyatu dalam budaya sekolah.
Dengan berjalannya program ini, SMA Negeri 1 Purwakarta menunjukkan komitmen dalam membangun karakter siswa tidak hanya melalui pembelajaran secara akademis, tetapi juga dengan pembiasaan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. Beas Kaheman bukan hanya sekadar membawa beras, tetapi membawa kepedulian dan semangat untuk terus berbagi.
Program ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menerapkan kegiatan serupa yang sederhana namun bermakna, sehingga dapat memperkuat nilai-nilai karakter dalam dunia pendidikan. Hal ini dibuktikan di SMA Negeri 1 Purwakarta bahwa program yang telah berjalan memberikan dampak positif.
Tak hanya di SMA Negeri 1 Purwakarta, berbagai sekolah lainnya yang terletak di Kabupaten Purwakarta juga sebagian melakukan program yang serupa untuk meningkatkan pendidikan karakter dalam rangka berbagi untuk menguatkan rasa kemanusiaan dan peduli antar sesama.
Beas Kaheman bisa sebagai contoh untuk menjadi program berbagi di setiap sekolah. Tak perlu membantu dengan uang yang berjumlah banyak, cukup untuk membawa satu gelas beras pun sudah sangat membantu bagi mereka semua yang membutuhkan sesuap nasi untuk bertahan hidup.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Evaluasi Program MBG: Transparansi, Kualitas, dan Keselamatan Anak
-
Ketika Whoosh Bikin Anggaran Bengkak, Kereta Konvensional Jadi Anak Tiri?
-
Antara Amarah dan Harapan: Bagaimana DPR Seharusnya Merespons Demonstrasi?
-
Kereta Api Bebas Rokok: Menjaga Kesehatan atau Mengurangi Kebebasan?
-
Hargai Karya Siswa: Pentingnya Etika Mengelola Konten Digital di Sekolah
Artikel Terkait
-
Verrell Bramasta Jawab Tantangan Bupati Purwakarta Soal Urus 15 Siswa Nakal: Saya Tunggu
-
Dikritik, Bupati Purwakarta Tantang Verrell Bramasta Urus 15 Siswa Nakal di Jawa Barat
-
Mengintip 10 Mobil Bupati Purwakarta yang Tantang Verrell Bramasta Soal Barak Militer
-
Semprot Varrell Bramasta, Segini Kekayaan Bupati Purwakarta: Punya 85 Tanah di LHKPN
-
Kala Sunyi Bersuara, Persembahan Teater Siswa SMA Negeri 1 Purwakarta
News
-
Kepala BNPB Ungkap 54 Santri Pondok Pesantrean Al Khoziny Masih Tertimbun
-
5 Fakta Terbaru Wanda Hamidah Kawal Bantuan ke Gaza: Dari 'Penculikan' Hingga Desakan TNI Bantu!
-
PSGY 2025 Kembali Hadir dengan Tema Cetak Datar dari Batu ke Plat Logam
-
Apes! Gagal Beli Kondom Buat Kencan, Pria Ketauan Selingkuh karena Struk Dikirim ke Istri Sah
-
Ramalan Rocky Gerung: 'Hantu' Ijazah Jokowi Bakal Teror Pemerintahan Prabowo Sampai 2029!
Terkini
-
Tepuk Sakinah Viral, Tapi Sudahkah Kita Paham Maknanya?
-
Years Gone By: Ketika Cinta Tumbuh dari Kepura-puraan
-
Tak Hanya Lolos, Indonesia Bisa Panen Poin Besar Jika Menang di Ronde Empat
-
Saat Medsos Jadi Cermin Kepribadian: Siapa Paling Rentan Stres Digital?
-
Minimalis Tapi On Point! 4 Daily OOTD Classy ala Moon Ga Young