Fast fashion adalah bisnis raksasa dengan target pasar yang tidak ada habisnya. Hampir dari proses persiapan, produksi, bahkan pengiriman menghasilkan limbah yang mengancam lingkungan. Dilansir UN Environment Programme (UNEP), industri mode menyumbang 10 persen emisi karbon secara global.
Selain itu, industri ini juga menduduki posisi kedua sebagai pengguna air tawar terbanyak. Meski begitu, kenyataan pahitnya tidak banyak yang menggubris isu lingkungan ini. Sebaliknya media sosial justru ramai didominasi influencer-influencer yang mengajak checkout pakaian supaya tidak terlihat ketinggalan zaman.
Padahal tampil paripurna tidak harus membeli baju baru. Kamu bisa membangun capsule wardrobe yang mempromosikan slow fashion, alias kebalikan dari fast fashion.
Capsule Wardrobe Bagian dari Slow Fashion
Slow fashion bukan sebuah tren, melainkan pola hidup yang dampaknya jangka panjang. Menurut Forbes.com, slow fashion adalah pendekatan dalam produksi pakaian yang mempertimbangkan berbagai aspek untuk menghargai lingkungan, hewan, dan manusia.
Sederhananya, slow fashion kebalikan dari fast fashion. Alih-alih mengisi lemari dengan pakaian yang sedang tren, slow fashion mendorong kamu untuk berinvestasi dengan memilih pakaian yang berkualitas dan tahan lama.
Selain menumbuhkan kesadaran lingkungan saat berbelanja, mengadopsi pola hidup ini menjaga dompet agar tidak boros. Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk memulai adalah membangun capsule wardrobe.
Sekilas tentang Capsule Wardrobe
Artikel The Ultimate Guide: How to Build a Capsule Wardrobe menjelaskan bahwa capsule wardrobe atau lemari pakaian kapsul merupakan koleksi pakaian yang dipilih untuk memaksimalkan variasi tampilan yang bisa dikenakan.
Meski jumlah pakaiannya minimalis, melakukan padu padan dengan tipe koleksi pakaian ini lebih mudah. Gaya hidup ini bisa menjadi solusi ketika kamu merasa tidak ada pakaian yang bisa dikenakan, padahal pintu lemari hampir tidak bisa ditutup saking penuhnya.
Dengan mengurangi belanja baju baru dan fokus memaksimalkan baju-baju yang sudah ada, kamu bisa membantu mengurangi jejak karbon individu hingga 30%, sesuai data dari Cladwell.com.
Membangun Capsule Wardrobe dari Baju yang Sudah Ada
Tidak perlu membeli baju baru untuk membangun capsule wardrobe. Menggunakan baju-baju yang sudah ada di lemari pastinya lebih sustainable atau berkelanjutan. Ada beberapa tips dari ImportantEnough.com yang bisa digunakan untuk membangun koleksi pakaian sesuai gaya kamu:
1. Pilah Semua Baju
Coba jujur dengan diri sendiri, cek berapa banyak baju yang terpakai dan tidak terpakai. Pisahkan baju yang sudah tidak muat dan bolong atau sobek. Sedangkan baju yang masih bagus, namun jarang dipakai bisa kamu jahit lagi menjadi model yang berbeda.
Sebagai contoh mengubah dress lengan panjang menjadi outer. Untuk baju yang lama tidak kamu sentuh sebaiknya didonasikan ke orang lain.
2. Tentukan Gaya dan Warna Pakaian
Setiap orang memiliki gaya berpakaian yang berbeda-beda, seperti gaya academia, y2k, cottagecore, black mamba, dan masih banyak lagi.
Temukan preferensi gaya berpakaian kamu. Lalu tentukan warna dasar, warna netral, dan warna aksen dari gaya yang dipilih. Umumnya capsule wardrobe hanya terdiri dari 14-36 pakaian.
3. Simpan Baju Favorit Kamu
Atasan atau bawahan favorit bakal lebih sering dikenakan dibandingkan yang lainnya. Maka temukan pakaian favorit kamu untuk memudahkan padu padan nantinya. Dengan begitu pakaian yang tersimpan di lemari tidak ada yang menganggur lagi.
Capsule Wardrobe untuk Perangi Fast Fashion
Dengan memiliki lemari yang diisi pakaian-pakaian favorit, kamu tidak lagi bingung harus pakai baju apa. Ini bisa membantu mengurangi pembelian baju secara impulsif yang padahal tidak kamu butuhkan.
Sebagai bagian dari slow fashion, capsule wardrobe akan membiasakan kamu menjadi pembeli cerdas. Dengan pakaian yang sudah ada, tinggal padu padan untuk hasilkan tampilan baru yang lebih ramah linngkungan tanpa menyumbang emisi karbon ke udara!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Jalin Hubungan Terlarang, Ini 5 Drakor Lee Do Hyun yang Wajib Tonton!
-
Nyaman dan Trendy, 5 Outfit ala Zee JKT48 untuk Nonton Konser
-
Jadi Vegan Demi Selamatkan Bumi, Emang Pengaruh?
-
Nasi Menangis, Bumi Meringis: Ini yang Terjadi Kalau Mubazir Makanan
-
'Pembunuh' Tak Terlihat sedang Berkeliaran, Awas Jadi Korban Polusi Udara!
Artikel Terkait
-
Tren DIY Thrift: Solusi Kreatif Gen Z Melawan Fast Fashion
-
Membungkus Pakaian dengan Plastik Wrap: Tips Traveling Tanpa Ribet
-
Cara Merawat Pakaian di Musim Hujan, Dijamin Tetap Awet!
-
Catat! Ketentuan Sepatu untuk Tes CPNS Wanita, Pakai High Heels atau Pantofel?
-
Pita Hijau CPNS Kemenag Dipakai di Sebelah Mana? Ini Aturan Pakaian Peserta Pria dan Wanita
Rona
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Mengenal Pegon, Kendaraan Tradisional Mirip Pedati yang Ada di Ambulu Jember
-
Fesyen Adaptif: Inovasi Inklusif di Dunia Mode untuk Penyandang Disabilitas
-
KILAS dan Edukasi G-3R di Cimenyan: Membangun Kesadaran Pengelolaan Sampah
-
Vera Utami: Pionir Inklusivitas Pakaian Adaptif bagi Penyandang Disabilitas
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg